Mine

1.2K 164 13
                                    

  Aku menenguk wine yang berada ditanganku sambil menyeringai. Aku memang tidak bisa mengendalikan kemarahanku tadi. Aku sudah keterlaluan pada sooyoung tidak seharusnya aku meluapkan semua kemarahanku pada sooyoung dan melupakan fakta kecil bahwa aku juga sama sepertinya yang memanfaatkan pernikahan ini dan jangan lupakan bahwa aku juga memiliki seorang kekasih. Seorang kekasih yang amat aku cintai.

Aku tidak masalah kalian menyebutku pria brengsek karena memang begitulah aku. Aku tidak ingin berbagi sesuatu yang aku miliki dengan siapapun. Sooyoung itu milikku dan itu berarti dia hanya untukku. aku tahu pria itu sudah lama bersama sooyoung dan bahkan mereka hampir menikah tapi karena kebodohannya yang meninggalkan sooyoung di hari pernikahan mereka ayah mertuaku tidak percaya lagi padanya dan berbalik memusuhi pria yang telah membuat malu keluarganya.

Aku melirik kearah telponku yang bergetar menampilkan nama olaf disana. Aku butuh waktu sendiri saat ini dan tidak ingin di ganggu tapi melihat wendy menelpon berkali- kali membuatku mengurungkan niatku untuk tidak mengangkat telpon darinya.

"iya"

"yeol, kamu baik-baik saja?" Tanya wendy dari suaranya aku tahu saat ini dia sedang khawatir padaku.

"aku baik-baik saja wen" bohongku. Aku tidak ingin membuat dia khawatir jika dia tahu keadaanku pasti dia akan menyalahkan dirinya lagi.

"syukurlah, aku tadi memikirkanmu. Tidak biasanya kamu tidak mengangguku" katanya sambil tertawa yang mau tidak mau membuatku tersenyum.

 Tidak biasanya kamu tidak mengangguku" katanya sambil tertawa yang mau tidak mau membuatku tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku tadi sedang bekerja wen dan baru pulang ke rumah"

"jangan bekerja terlalu keras yeol. Jaga kesehatanmu, dan ingat sekarang kamu punya seseorang yang akan menunggumu dirumah" kata wendy.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya.
Dia memang wanita yang baik dan tidak pernah menuntut apapun padaku tapi maafkan aku wen. Perasaanku pada wanita yang menjadi istriku lebih dari yang kamu kira. Aku bahagia menikahinya dan aku cemburu jika dia dekat dengan pria lain selain aku bahkan aku lupa bahwa kamu menungguku.

"aku akan menginggatnya olaf. Kamu masih bekerja?" tanyaku mengalihkan pembicaraan tentang sooyoung karna aku yakin wendy akan bertanya banyak hal tentang sosok wanita yang menjadi istriku.

"iya disini masih pagi yeol. Ya ampun, maafkan aku menelponmu malam-malam begini diseoul"
waktu kanada dan seoul beda 13 jam dan otomatis itu membuatku dan wendy harus pintar-pintar membagi waktu agar kami bisa tetap berkomunikasi.

"Tidak apa-apa. Bagaimana kabar aboeji dan oemma- nim?"

"mereka baik-baik saja. Appa menanyakan tentangmu yeol. Dia menyuruhmu ke kanada jika kamu punya waktu dan tentu saja aku menjawab kamu sangat sibuk jadi tidak sempat kesini..." kata-kata wendy terputus sepertinya dia sedang berbicara dengan seseorang saat ini.

"ya, tunggu sebentar...Aduh yeol, aku minta maaf.
Aku harus menghadiri rapat nanti aku hubungi lagi. sampai jumpa.Saranghae" kata wendy terburu-buru.

"baiklah, jaga dirimu. Nado saranghae"

Setelah, mematikan telpon dari wendy aku melanjutkan kegiatanku tadi. aku memikirkan lagi pembicaraanku dengan sooyoung. Aku mengusap wajahku kasar. Kenapa tadi aku terus berbicara dan tidak memberi sooyoung kesempatan untuk bicara. Bukankah, aku sudah tahu dari awal bahwa sooyoung memanfaatkanku dan kenapa aku malah terbawa emosi saat dia mengatakan sesuatu yang aku ketahui dengan jelas bahwa pria itu kekasihnya padahal, baekhyun hyung mengatakan padaku untuk berbicara baik-baik dan apa yang aku lakukan barusan malah terbawa emosi.

Aku melangkahkan kakiku menuju ke kamar setelah menghabiskan satu botol wine. Apa aku mabuk? Tidak! Aku tidak mabuk sama sekali karna tidak ada satupun minuman yang bisa membuat park chanyeol mabuk. Aku membuka pintu kamar perlahan dan melihat sooyoung sudah tertidur dengan posisi meringkuk seperti janin. Dia bahkan tidak sempat menganti bajunya. Aku mendekat dan duduk disamping tempat tidur. Dia terlihat habis menangis. Maafkan aku sooyoung. Maaf sudah menyalahkanmu.

"aku tidak sepantasnya menyalahkanmu sooyoung-ah. Aku menyesal sudah terbawa emosi tadi. aku hanya tidak suka kamu memeluk, mengenggam dan bahkan tertawa karena pria lain. Aku memang egois sooyoung karna aku hanya ingin memilikimu untuk diriku sendiri. Aku melakukan ini semua karna aku menyayangimu park sooyoung. semoga kamu mengerti" kataku. Aku berdiri setelah mengatakan apa yang aku ingin katakan pada sooyoung. Aku tahu dia tidak akan mendengar apa yang kukatakan barusan tapi setidaknya aku lega sudah mengatakan perasaanku yang selama ini aku sembunyikan darinya. Perasaan yang membuat tanpa sadar terikat dengannya dan tidak bisa melepaskannya.

The Wedding (Chanjoy|Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang