Sooyoung membuka pintu kamar dengan perlahan dan tidak lupa mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh chanyeol yang ternyata sedang melihat nya aneh.
"Kau darimana?" Sooyoung kaget mendengar suara berat seseorang dan dengan terpaksa dia menoleh kesamping. Dia membulatkan matanya saat melihat chanyeol bersandar di dinding sambil memasukkan tangannya kesaku celananya dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat datar tapi walaupun datar wajah chanyeol masih terlihat tampan di mata sooyoung.
Dia mengigit bibirnya pelan dan membuat chanyeol tidak fokus. Argh, bisakah sooyoung tidak mengigit bibirnya. Demi tuhan, dia sedang marah saat ini dan dia masih saja bisa tergoda dengan semua hal yang istrinya lakukan.
"Aku bertanya padamu. Kau darimana?" Tanya chanyeol lagi.
"Itu... aku tadi mencari angin segar" kata sooyoung menatap kakinya. Dia sedang merangkai banyak alasan dikepala kecilnya saat ini. Alasan yang bisa masuk akal dan membuat chanyeol percaya tanpa bertanya banyak hal padanya.
"Kenapa kau tidak memberitahuku?" Tanya chanyeol.
"Oppa tadi terlihat fokus bekerja jadi aku tidak ingin menganggu oppa" jawab sooyoung tidak berani menatap mata chanyeol.
Chanyeol hanya menghela napas panjang mendengar jawaban sooyoung yang dia tahu dengan jelas bahwa itu adalah kebohongan. Chanyeol lalu berjalan kedepan istrinya dan mengusap wajah istrinya pelan sambil berbisik ke telinganya.
"Tetaplah berbohong selama yang kau bisa. Aku tidak masalah dengan semua kebohonganmu karna aku bisa hidup bersama kebohongan itu" bisik chanyeol.
Sooyoung hanya terpaku mendengar kata-kata chanyeol karna dia tahu dengan jelas apa maksud pria ini. Dia mengangkat kepalanya menatap mata chanyeol yang balas menatapnya dingin. Dia tidak boleh ketahuan jika dia berbohong karena sooyoung takut chanyeol menghukumnya semalaman.
"Maksud oppa?" Tanya sooyoung berusaha mengendalikan ekspresinya.
"Kau tahu dengan jelas maksudku" balas chanyeol masih dengan wajah datar.
Setelah, mengatakan apa yang ingin dia katakan pada sooyoung. Chanyeol berjalan menuju ke balkon kamarnya dan menenangkan diri disana. Dia tidak cemburu sama sekali. Dia hanya tidak suka seseorang yang sudah jadi miliknya disentuh oleh pria lain. Sooyoung istrinya dan itu berarti sooyoung adalah miliknya. Chanyeol menyalakan korek apinya dan menghisap rokoknya. Dia merokok saat sedang stress dan banyak pikiran tapi saat ini dia merokok karna alasan yang berbeda yang membuat hati dan pikirannya tidak tenang karena satu wanita yaitu park sooyoung istrinya.
Sooyoung hanya menatap punggung chanyeol. Dia tahu jelas apa yang chanyeol maksud dan entah kenapa dia merasa bersalah pada pria yang berstatus suaminya. Dia bahkan tidak sadar saat kakinya melangkah mendekati chanyeol dan memeluk chanyeol dari belakang. Ini semua betul-betul diluar kendalinya.
"'Maafkan aku oppa. Lainkali, aku akan meminta ijinmu dulu sebelum keluar" kata sooyoung.
Chanyeol diam saja membiarkan sooyoung memeluknya dan berbicara apapun yang ingin dia katakan. Saat ini dia tidak ingin meluapkan emosinya pada sooyoung. Dia harus menahan dirinya sebelum dia menemukan bukti bahwa istrinya dan pria itu memiliki hubungan. Dia masih menghisap rokoknya setelah itu mematikan rokoknya dengan menginjaknya lalu berbalik menatap sooyoung yang lebih pendek darinya tanpa membalas pelukan sooyoung yang mampu menghangatkan hati dingin seorang park chanyeol.
"Aku janji tidak akan keluar jika kamu melarangku oppa" balas sooyoung sambil mengeratkan pelukannya pada chanyeol dan menghirup aroma parfum chanyeol yang membuatnya betah berlama-lama memeluk pria jangkung itu.
"Jangan berjanji apapun padaku. Aku tahu kau tidak akan bisa menepati janjimu sooyoung. Aku tahu bahwa kau sama sepertiku yang menganggap hubungan pernikahan ini hanya omong kosong" kata chanyeol.
Sooyoung kehabisan kata-kata saat chanyeol mengatakan itu dan bahkan dia diam saja saat chanyeol melepaskan tangannya dari pingang pria itu. Chanyeol memang benar, Sooyoung tidak akan pernah bisa menepati janji yang dia ucapkan padanya sama seperti janji pernikahan mereka yang menurutnya hanya berisi tentang omong kosong.
Rasanya dia ingin menertawakan dirinya saat ini karena dia terjebak dalam permainan yang dia dan chanyeol mainkan.Kenapa dia akhir-akhir ini membawa hatinya kedalam hubungan ini. Kenapa dia tidak bisa mengabaikan chanyeol yang selalu bersikap seenaknya padanya. Bukankah tujuannya menikahi pria ini hanya untuk memanfaatkannya tapi kenapa? Kenapa dia membawa hatinya dalam pernikahan palsu mereka? Kenapa dia tidak sanggup jika melihat chanyeol menatapnya dengan ekspresi dingin seperti tadi? Kenapa hatinya sakit saat chanyeol mengatakan bahwa pernikahan ini hanya omong kosong? Bisakah seseorang menjelaskan apa yang terjadi padanya karena ini sudah diluar batasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding (Chanjoy|Remake)
Fanfiction"Jangan menyakitiku terus oppa" kata sooyoung sambil menatap mata chanyeol. "Bagaimana bisa aku berhenti menyakitimu kalo aku bahagia melihat kau menderita park sooyoung" balas chanyeol dengan wajah penuh senyum. Mereka berdua hanya dua orang yang d...