4 (Milik kita)

18.4K 717 9
                                    


Author pov

Mobil sport hitam itu berhenti di salah satu halaman vila yang terdapat di salah satu tempat wisata, puncak.

Evelyn tersenyum memandang betapa indah ciptaan-Nya yang terpampang luas di depan matanya, ia menyenderkan tubuhnya di depan mobil renaldo.

Sedangkan renaldo sedang sibuk berbicara dengan salah satu pengurus villa.

"Mau langsung masuk?" Renaldo memeluk tubuh evelyn dari samping, hawa disini memang sejuk.

Evelyn menggelengkan kepalanya "Kalo udah masuk pasti aku bobo" katanya .

Renaldo terkekeh "Yaudah yuk kita liat-liat kebun teh disana, mau?"

Evelyn melepaskan pelukannya, dengan semangat ia mengangguk "Mau banget dong!"

Renaldo mengulurkan tangannya "Kalo ga pegangan aku ga mau jalan"

Evelyn mencubit kedua pipi renaldo dengan gemas "Utuututu iyaiya, maaf" Evelyn menggenggam tangan renaldo membuat renaldo tersenyum

Mereka berjalan dengan santai menapaki perkebunan teh yang begitu hijau di sini, semuanya nampak sangat indah membuat siapapun seperti tak rela meninggalkan tempat ini.

Evelyn tak henti-hentinya berdecak kagum dengan keindahan yang tercipta, ia memeluk lengan renaldo dengan erat ketika banyak gadis desa yang sedang mengambil pucuk teh.

"Takut akunya di ambil ya?" Bisik renaldo membuat evelyn mengerucutkan bibirnya kesal.

"Iya! Gitu-gitu mereka cantik" Rajuk evelyn.

Renaldo mencium pucuk kepala evelyn "Kamu tetap yang terbaik buat aku"

Evelyn menahan senyumnya, tangannya semakin memeluk erat lengan renaldo ketika gadis itu melihat renaldo tanpa berkedip.

Renaldo memberi senyuman kepada mereka sebagai rasa hormat, namun evelyn mengartikan lain.

"Jangan senyum kaya gitu!" Gertak evelyn membuat renaldo menoleh dengan cepat

Masalahnya semua orang yang ada di kebun teh menoleh semuanya.

"Jangan berisik sayang, liat tuh pada ngeliatin. Emang ga malu?"

Evelyn melepaskan pegangan tangannya lalu menghentakkan kakinya dengan kesal "Bodo! Aku males sama kamu!" Evelyn berlari entah kemana, membuat renaldo kelimpungan dan mengejar lari gesit sang kekasih.

"Sayang! Berhenti! Kamu bisa jatuh" Teriak renaldo mengejar evelyn, masalahnya di sini jalannya tanjakan bebatuan.

Evelyn tak mengendahkan, ia sudah terlanjur kemakan cemburu buta. Si evelyn tuh manja-manja rada alay emang

Ia terus berlari hingga sebuah batu besar menghalangi langkahnya sehingga ia jatuh tersungkur di sana, sikutnya perih apalagi kakinya yang seperti terkilir.

Renaldo yang melihat itu berhenti lalu terkekeh pelan berjalan ke arah evelyn yang sudah meringis sambil menangis tanpa suara.

"Sakit ya hm?" Renaldo jongkok dekat evelyn, menghapus air mata evelyn sayang "Sakit kan?" Renaldo mencubit keras pipi evelyn hingga merah, evelyn menangis semakin kencang.

"Sakit.." Lirih evelyn mengelus pipinya yang merah, ini sangat sakit.

"Masih ga mau nurut nanti? Iya!?" Tegas Renaldo membuat evelyn terlonjak.

Evelyn menggeleng lemah, menundukkan kepalanya dalam. Bibir nya ia gigit karena merasa perih di area tangannya.

Renaldo membuang nafas kasar "Aku ga suka kalo kamu ga nurut kaya tadi" Gumamnya dalam, lalu menggendong evelyn ala koala.

Evelyn dengan sigap memeluk erat leher Renaldo, ia memang cengeng dan manja sekali jika sudah berada dengan orang-orang yang sangat ia sayangi.

"Maaf. ." Isak evelyn.

Renaldo mengelus punggung evelyn dengan lembut "Aku maafin, tapi ingat ya evelyn! Aku ga suka kalo pacar aku ga nurut! Paham?"

Evelyn mengangguk menatap mata Renaldo yang fokus pada jalanan, evelyn mengecup bibir renaldo singkat lalu memeluk renaldo lagi.

Tanpa evelyn ketahui renaldo tersenyum kecil, gadisnya yang manja yang paling ia sayangi sedang membujuknya untuk tak marah.

Namun renaldo hanya khawatir bukannya marah, ia khawatir pada evelyn yang takut kenapa-napa.

Renaldo terus berjalan melewati beberapa orang yang masih asik memetik pucuk teh, sesekali ia membalas senyum orang-orang itu.

---

Evelyn memeluk perut renaldo dengan erat, isak tangisnya telah berhenti tepat ketika renaldo menggertaknya.

Kini ia tiduran di sofa villa dengan paha renaldo sebagai bantalnya, dan renaldo sibuk bermain game di ponselnya.

"Laper ga?" Tanya renaldo tanpa menoleh.

Evelyn menggelengkan kepalanya sambil mengeratkan pelukannya pada perut renaldo, renaldo tersenyum kecil.

"Jangan takut sama aku ya? Jangan nakal makanya, aku ga akan marah kalo kamunya ga nakal" Ucap renaldo dengan lembut sambil mengelus rambut evelyn sayang.

"Kamu nya bentak aku, aku takut" Ujar evelyn bergetar.

"Ngga sayang, maafin aku ya? Tapi kamu janji mau dengerin aku kalo aku omongin, oke?"

Evlyn mengangguk tanpa menatap wajah renaldo, ia masih nyaman memeluk perut sixpack milik renaldo.

Renaldo tersenyum, handphone nya ia taro di dalem kantongnya dan tangannya fokus pada rambut evelyn juga wajah samping evelyn yang nampak sangat menggemaskan.

"Sayang?"

Evelyn mendongak dengan pandangan ngantuknya yang mulai datang ketika renaldo mengelus rambutnya.

"Mau ini.." Ujarnya mengelus bibir evelyn yang nampak sangat menggoda ketika evelyn menangis tadi.

Evelyn bangkit dan duduk di pangkuan renaldo dengan sigap renaldo memegang pinggang evelyn.

Renaldo tersenyum sangat manis kepada Evelyn di balas senyuman malu-malu dari evelyn, tangan Evelyn mengelus rahang tegas milik renaldo.

Renaldo terpejam, Evelyn memajukan wajahnya dengan pipi yang memerah. Lama kelamaan wajahnya dengan renaldo tak ada jarak hingga bibir mereka bertemu membuat renaldo mengerang pelan.

Bibir itu saling memagut dengan lembut, penuh kasih sayang dan cinta. Lama kelamaan menjadi penuh gairah .

Renaldo memagut dengan brutal, penuh nafsu namun tak kasar. Evelyn mencengkram kuat bahu tegap milik renaldo menahan hawa nafsunya yang siap meledak.

Renaldo melepas pagutan itu lalu menyembunyikan wajah tampannya di ceruk leher Evelyn yang beraroma bayi.

Evelyn sendiri mengelus naik turun rambut belakang renaldo dengan sayang, juga senyuman yang nampak mengembang dengan indah di wajah cantiknya.

Renaldo mulai mengecupi leher Evelyn membuat evelyn memejamkan matanya menikmati.

"Hari ini milik kita sayang!"

Gumam renaldo serak, tersirat banyak hawa nafsu yang ia tahan mati-matian selama ini.


Baby Evelyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang