Author povPuas mengitari seluruh sudut ruang toko milik evelyn, venya memilih duduk disudut ruang dekat kaca yang langsung memperlihatkan pemandangan jalanan ibu kota Jakarta.
Sedangkan evelyn sendiri sedang berjalan menuju meja venya sambil membawa dua gelas teh manis hangat, untuknya dan venya.
"Silahkan venya"
Evelyn menaruh dua gelas tersebut, venya tersenyum menyambut "Ngerepotin, tapi terima kasih evelyn" Jawabnya, menggeser gelas miliknya agar sedikit mendekat kearahnya.
Evelyn hanya tersenyum, dan duduk bersebrangan dengan venya. Fikiran evelyn mengarah pada sosok venya yang kini sedang melihat jalanan ibu kota.
Parfum itu..
"Venya.." Panggil evelyn sedikit ragu, namun ia harus!
Venya menoleh, memfokuskan dirinya pada gadis cantik nan imut di depannya "Ya?"
"Maaf, kemarin kamu sama renaldo ketemu?" Tanya evelyn, tanpa ragu.
Venya terkejut, lalu berusaha mengontrol mimik wajahnya lagi. Berdehem pelan "Kenapa kamu bisa nanya gitu?"
Evelyn tertawa pelan, jawabannya sudah ia pegang ketika venya gugup tadi.
"Parfum kamu venya, sama seperti yang aku cium di kemeja renaldo semalam" Jelas evelyn, lalu menyeruput teh nya.
Terlampau santai, senang sekali dapat meng-gep lawannya dengan sekali tangkap.
Venya membetulkan letak duduknya, gelisah "Soal itu, maaf evelyn.." Kata venya, rasanya ini sudah tidak bisa lagi di sembunyikan. Venya tidak mau menjadi orang jahat di dalam sebuah hubungan seseorang.
"Maaf kenapa?" Tanya evelyn, dagunya bertumpu pada satu lengannya, fokus pada venya.
Venya yang di tatap seperti itu, jelas gugup. Namun semua sudah terlanjur, tidak mau ada salah paham yang menimbulkan perpecahan, venya harus menjelaskan, semuanya.
"Kemarin aku sama renaldo emang ketemu, di cafe depan kantor renaldo. Ketemu yang ga di sengaja, sunggu evelyn" Jelas venya, meyakinkan.
"Teruskan saja venya, aku yakin tidak hanya sampai situ kan?" Lagi, evelyn menantang.
Venya menelan ludahnya, gugup "Kita bercerita, sedikit bernostalgia tentang yang lalu. Dan aku bener-bener ga nyangka, bahwa renaldo bisa sesukses sekarang.."
"Aku terkejut evelyn, dan reflek meluk dia erat banget. Bangga, karena dia bisa buktiin ucapan dia untuk sukses. Mungkin itu sebabnya kenapa parfum aku nempel pada kemeja renaldo"
Evelyn mengangguk, total tidak percaya bahwa renaldo sudah berbohong pada dirinya. Padahal kalo saja jujur, mungkin evelyn tidak merasakan sesak seperti saat ini.
Renaldo-nya, tidak pernah berbohong
"Evelyn.." Venya meraih tangan evelyn, menggenggamnya erat "Aku dan renaldo adalah sepasang kekasih saat SMA dulu.." Venya menudukkan kepalanya, total merasa bersalah karena dari awal ia berbohong.
Evelyn melebarkan matanya, tubuhnya menegang. Tidak percaya, dengan fakta yang baru ia ketahui ini. Kenapa renaldo harus berbohong lagi sejak awal?
"Maaf evelyn.."
Evelyn tersenyum, cantik sekali. Namun mata indah itu, berlinang air mata. Dan venya merasa menjadi orang jahat, sungguh demi apapun venya tidak ada niatan untuk merusak hubungan renaldo dan evelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Evelyn ✔️
RomantizmHanya tentang Evelyn dan kesayangannya . Revisi ✔️ Tamat, 18 Oktober 2020 ✔️ Mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam pemilihan kata, didalamnya memang memakai kata yang cukup baku