Sinar matahari menelusup masuk melalui celah-celah membuat mata elang coklatnya terbuka terang begitu indah. Ia milirik jam menunjukkan pukul 07.00 lalu ia mulai bersiap diri hari ini ia ada meeting diperusahaanya.
Ia keluar mansion dengan jas formalnya menuju garasi dan melajukan mobil sportnya berwarna abu-abu.Hildemaro Property Group perusahaan yang saat ini ia pimpin. Ia memimpin acara meeting untuk mendapatkan klien yang mau bekerja sama dengan perusahaannya banyak CEO Perusahaan yang berniat bekerja sama namun ditolak. Devaza bisa mengetahui mana kolega yang akan menambah kemajuan perusahaannya. Memang pria yang pandai dalam segala hal namum tidak dalam percintaan, ia lemah dalam hal itu banyak penghianatan yang ia terima. Walaupun sakit hati melanda namun ia takkan pernah mengacuhkan pekerjaannya . Pekerjaan dinomor satukan dan cinta di nomor keduanya. Ia tak tau permainan takdir seperti apa hingga nantinya ia akan menomor satukan cintanya diatas segala-galanya.
"Selamat Tn Marcho anda terpilih menjadi bagian dari HPG" Ucap ramah Devaza seraya megulurkan tangannya.
"Terimakasih Tn Devaza semoga kerja sama kita akan membawa keuntungan bagi kita" Tukas Marcho membalas uluran tangan Devaza. Devaza tersenyum kecut.
"Itu hanya akan menguntungkan aku bukan kita" Batin Devaza.
Devaza bergegas keluar perusahaan ia mendapat telepon dari teamnya untuk datang ke cafe dekat perusahaannya untuk membicarakan profesi gelapnya. Luwis, Vico, dan Max telah menunggunya didalam. Saat memasuki cafe Devaza mendapat tatapan kagum dari pengunjung cafe terutama para wanita yang memuji ketampanannya.
"Okey, langsung saja target mana yang harus kita selesaikan?" Ujar Devaza sambil duduk di kursi yang kosong.
"Keluarga Revada seorang miliarder dari Roma, Italia" Ujar Davin klien dari Devaza ia menyewa jasa dari Devaza untuk membatu menyelesaikan tugasnya tanpa mengotori tangannya sendiri. Itu memang sudah menjadi kebiasaan bagi Devaza dan teamnya menjadi seorang Penjahat Kejam Bayaran.
"Itu hal yang mudah bagi kami asalkan bayarannya kami yang menentukannya bagaimana kau setuju??" Ujar Max menatapnya dengan intens.
"Baiklah asalkan tugas kalian berhasil aku akan membayarnya berapapun yang kalian minta bahkan jika kau meminta perusahaan Revada aku akan memberikannya pada kalian, asalkan dendam ku terwujud" balas Davin dengan membayangkan wajah Revada yang akan jatuh bangkrut.
"Baiklah akan kami beri tau kau nanti jika aku sudah menyelesaikan pekerjaannya dan meminta bayarannya". Tambah Luwis.
"Baiklah aku pergi dulu." Ujar Davin baru beberapa langkah suara menghentikan langkahnya.
"Tunggu!!!! Apa aku meminta nyawamu sebagai bayarannya kau akan memberikannya??" Dengan nada datar.
"a..apa maksudmu ??" Dengan nada bergemetar.
"Hahaha.... tenanglah dia hanya bercanda. Silahkan kalau kau mau pergi" balas Vico
Sebenarnya mereka akan melenyapkan Davin dan menginginkannya dari dulu namun mereka menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya. Tidak ada yang meminta Devaza untuk menghancurkan Davin melainkan keinginan Max yang menyimpan dendam atas perlakuan yang Davin lakukan pada keluarganya dulu yang menipu keluarga Max hingga mengalami kebangrutan dan jatuh miskin.
"Tanpa kita melakukannya dia sendiri yang datang pada mautnya sendiri." Ujar Devaza.
"Benar dendam ku akan terwujud sebentar lagi dan kita mendapatkan keuntungan 2 kali lipat." Sambung Max.
"Dia tidak tau kalau kita sudah mengincarnya. Kita akan merebut perusahaan Davin dan Revada sekaligus." Tambah Luwis dengan tertawa jahat.
Malam harinya.......
KAMU SEDANG MEMBACA
I the Owner of You [SUDAH TERBIT]
General Fiction| SUDAH TERBIT -- TERSEDIA JUGA VERSI E-BOOK | Open PO di mulai tanggal 22 Januari 2020 Devaza Hildemaro (24 th) pemilik perusahaan property terbesar di Eropa. Wajah tampan, sikap yang dingin melekat pada dirinya. Namun dibalik pemilik perusahaan di...