Devaza masih mencarinya ia sampai keluar gedung dan menuju tempat parkir. Ia menjambak rambutnya frustasi.
Aku tidak mungkin salah dengar, suara itu tidak asing ditelingaku. Siapa gadis yang menabrakku tadi? mengapa suaranya begitu mirip dengan suara Liza? Batin Devaza.
Devaza langsung pergi keruang CCTV untuk melihat kejadian tadi tapi sayangnya wajah perempuan itu tidak terlihat jelas di layar monitor dari postur tubuhnya menang sangat mirip dengan tubuh Liza.
Diandra kelimpungan mencari Devaza akhirnya ia menemukannya sudah berada di tempat parkir berdiri didepan mobilnya sambil memainkan kaca matanya.
Ia menghampirinya saat ingin bicara Devaza telah cepat mendahuluinya "Cepat masuk!"
"Bisa tidak sekali saja bicara dengan ramah padaku. Cepet tua baru tau rasa" gerutu Diandra dalam hati.
Devaza melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat jantung Diandra bergerak lebih cepat ia tidak ingin mati muda. Tiba-tiba mobilnya berhenti di tempat florist tempat penjualan bunga.
Diandra bingung untuk apa dia membeli bunga. Ia terus memperhatikan Devaza dari dalam mobil. Devaza memilih bunga mawar kesukaan Liza ia menghirup aromanya dan tersenyum lebar. Diandra terkejut ternyata orang yang beraura dingin sepertinya bisa tersenyum dan bersikap romantis.
Diandra membatin "ternyata dia bisa romantis juga, tapi kenapa dia membeli bunga mawar? Dia kan tau aku lebih menyukai bunga tulip"
Devaza masuk kembali kemobil dan meletakkan bunga disampingnya. Diandra terus memperhatikan bunga itu dan ia berniat untuk menyentuhnya.
"Jangan kau sentuh bunga itu, atau akan kupastikan tanganmu tak bisa berfungsi lagi" ucapnya dengan sadis.
Mobilnya langsung diparkirkan di pelataran mansionnya Devaza turun dan langsung berlari menuju kamar Liza. Diandra merasa aneh dengan sikapnya ia pun mengikutinya karena penasaran.
Ia melihat Devaza memasuki kamar Diandra pun mengintip dari balik pintu aroma harum dari kamar tersebut menusuk rongga hidungnya.
Ia memejamkan mata menikmati harumnya kamar itu "euhmm....kamar siapa ini begitu wangi. Jika aku sudah menikah kamar ini akan ku jadikan sebagai kamar kita Dev" batinnya.
Devaza mengganti bunga mawar yang layu dengan yang baru ia beli ia mengucapkan kata-kata tapi tak begitu jelas terdengar ditelinga Diandra. Melihat Devaza melangkah keluar ia segera bersembunyi.
Setelah Devaza pergi Diandra masuk kedalam kamar tersebut karena Devaza lupa menguncinya.
Matanya terbelalak melihat interior kamar itu yang mewah, kamarnya begitu harum dan tertata rapih ia melihat foto besar yang tertempel didinding foto Devaza dengan seorang gadis cantik.
Ia mendekati foto tersebut "siapa perempuan cantik ini? Devaza terlihat bahagia sekali bersamanya. Semenjak aku mengenalnya ia tak pernah tersenyum seperti ini padaku" gumannya pada diri sendiri.
Ia berjalan menuju meja rias diatas meja tersebut banyak sekali jenis make up baru dari brand terkenal di seluruh dunia. Ia mengambil album foto yang berada diatas nakas lalu duduk ditepi ranjang membuka satu persatu lembaran album itu.
pandangannya tak teralihkan dari album tersebut, ia pernah mendengar jika Devaza pernah kehilangan seorang perempuan yang sangat dicintai nya tapi Diandra tidak tau seperti apa wajahnya.
"Gadis ini sepertinya memiliki pengaruh besar dalam hidup Devaza" ucapnya pelan.
Ia meletakkan album foto di tempatnya lalu berjalan menuju ke walk in closet mulutnya tercengang melihat koleksi pakaian yang begitu mewah berjajar didalamnya. Ia mengambil sebuah gaun pengantin berwarna cream Lalu memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I the Owner of You [SUDAH TERBIT]
General Fiction| SUDAH TERBIT -- TERSEDIA JUGA VERSI E-BOOK | Open PO di mulai tanggal 22 Januari 2020 Devaza Hildemaro (24 th) pemilik perusahaan property terbesar di Eropa. Wajah tampan, sikap yang dingin melekat pada dirinya. Namun dibalik pemilik perusahaan di...