27

3.9K 148 1
                                    

Tujuh bulan kemudian.....

Devaza memang sudah keluar dari kesedihannya dan  kembali ke Devaza yang dulu tapi kini dirinya berubah menjadi lebih sensitif dan semakin dingin tak tersentuh.

Ia setiap minggu selalu membawakan mawar berwarna pink dan biru kesukaan Liza kekamarnya, mengganti mawar yang layu dengan yang baru. Ia rutin melakukannya sampai sekarang.

Tidak ada yang boleh mendekati atau masuk kedalam kamar Liza siapapun itu termasuk keluarganya sendiri. Jika ada yang melanggar perintahnya ia akan murka.

Kamarnya masih tertata rapih dan harum karena Devaza selalu membersihkannya ia masih beranggapan jika Liza akan kembali dan menempati kamar ini lagi.

Ia selalu mengunci pintu kamarnya dan kuncinya hanya dimiliki oleh Devaza sendiri.

Orang tuanya sudah berusaha membujuknya untuk menerima perjodohan dengan putri dari rekan kerja Gion di Milan.

Tapi Devaza bersikeras untuk tidak mau menikah ia hanya menginginkan Liza sebagai istriya tapi itu semua mustahil.

"Dev pikirkan lagi, mau sampai kapan kau terus hidup dalam bayang-bayang Liza" ucap Gion sang ayah.

"Sampai aku mati dan kembali bersamanya" ucapnya dengan nada dingin dan menohok.

"Nak kau harus menikah dan membangun masa depan mu yang bagus bersama Diandra, apa kau mau seumur hidupmu menjadi lajang?" Bujuk Ersya.

Devaza mengepalkan satu tangannya "sudah kukatakan aku hanya menginginkan Liza! hanya Liza! Dulu kalian bersikeras untuk menjadikannya sebagai menantu dikeluarga ini, tapi sekarang kenapa kalian berubah pikiran?" Bentaknya sambil tersenyum hambar dan menekan suara dikata Liza.

"Karena kami sadar Jika Liza tidak akan mungkin bisa kembali dia sudah pergi tujuh bulan yang lalu!" balas Ersya dengan nada tinggi.

Devaza tidak memperdulikan ucapan orang tuanya dia memilih pergi keluar mansion.

Disisi lain Carissa sedang bersiap-siap.

"Sayang kau lama sekali berdandannya kita akan ketinggalan pesawat nanti" ucap Nicko.

"sabarlah suamiku sebentar lagi aku juga selesai, nah selesai juga ayo kita berangkat ke Milan" balasnya dengan semangat.

Nicko memajukan badannya dan berbisik ditelinga Carissa "panggilan itu hanya untuk diluar sayang kalo didalam mansion kau tak perlu memanggilku seperti itu"

Carissa tertawa "baiklah ternyata menjadi seorang istri Bilionaire susah juga yah" ledeknya.

Ya Nicko mengaku ke publik jika Carissa adalah istrinya mereka berpura-pura menjadi sepasang suami istri di depan publik.

Hari ini Nicko akan pergi ke Milan, Italia kareha harus menghadiri konferensi yang nantinya akan dihadiri para pengusaha muda termasuk Devaza.

Dari tadi Carissa merasa gelisah saat sampai dibandara hatinya berdetak kencang tak karuan.

"Kau terlihat cemas ada apa?" Tanyanya.

"Entahlah aku merasa kota itu ada hubungannya dengan ku. Kenapa ingatanku tak kunjung kembali juga Nic aku sudah berusaha untuk mengingatnya" sarkas Carissa.

Nicko menariknya kedalam dekapannya "sudah jangan khawatir aku yakin kau pasti akan mengingat segalanya nanti."

Nicko memaksa senyum "Apa nanti setelah ingatan mu kembali kau akan meninggalkanku? Aku takut jika kau sebenarnya telah memiliki seorang suami, aku ragu untuk melepaskanmu." ucapnya dalam hati. Lalu ia mencium puncak kepala Carissa.

Devaza pergi ke nightclub ia selalu pergi kesana untuk melepaskan semua kemarahannya. Ia meminta kepada bartender untuk menuangkan minuman yang ke 8 dalam gelasnya. Akhirnya ia mabuk dan tidur di nightclub tersebut.

Pagi harinya....

Devaza pulang kerumah dengan kedaan yang masih mabuk. Ibunya selalu memarahinya tapi tak diperdulikan sama sekali olehnya. Ia naik kekamar Liza lalu menguncinya.

Nicko dan Carissa sudah sampai di Bandar Udara Internasional Malpensa. Ketika dirinya menginjakkan kaki di bandara kepalanya terasa pusing muncul bayangan seorang pasangan yang terlihat bahagia.

"Awwhh!!!!" ringisnya sambil memegangi kepalanya bayangan itu terus berputar dikepalanya. Tak tahan dengan rasa sakit yang menyerang Carissa jatuh pingsan.

Segera Nicko menahannya dan langsung membawanya ke mansion miliknya di Milan. Mobilnya memasuki pelataran mansion disana sudah ada Alger yang terbang duluan kemarin menggunakan pesawat pribadi keluarga Anederea.

"Tuan ada apa dengan nona Carissa" ucapnya panik ketika melihat tuannya membopong Carissa.

"Cepat Alger kau hubungi dokter!!" Ucapnya dengan panik.

Nicko langsung menurunkan tubuh Carissa dikamar, tak lama dokter datang lalu memeriksa kondisinya.

"Dia baik-baik saja, ini hanya efek ketika ia mulai mengingat sesuatu. Sebentar lagi dia akan sadar." jelas sang dokter.

Kemudian sang dokter pergi. Nicko duduk ditepi ranjang sambil mengangkat tangan kanan Carissa.

"Aku sebenarnya takut jika ingatanmu kembali. Tanpa kusadari rasa ini datang dengan sendirinya bahwa aku mulai menyukaimu." gumannya pelan.

Kelopak mata Carissa perlahan terbuka "Nic" desahnya pelan. Ia berusaha bangun, Nicko membantunya bersandar dikepala ranjang.

"Apa yang kau ingat tadi sehingga membuatmu pingsan?" Tanya Nicko.

"Aku melihat bayangan sepasang kekasih yang begitu bahagia tapi wajah mereka tidak jelas terlihat" ucapnya.

"Apa mungkin sepasang kekasih yang ada dalam bayangan Carissa adalah dirinya dan pria yang mencintainya? Bagaimana ini Tuhan apa aku benar-benar harus melepaskannya?" Desahnya dalam hati.

"Nic kenapa kau melamun?"

Nicko mengerjap "ehh tidak apa-apa yasudah kau istirahatlah. Besok kita akan menghadiri konferensi"

Terpampang foto besar didinding kamar Liza foto dirinya dengan Liza saat berada di Brussel, Belgia. Ia sengaja mencetak fotonya dalam ukuran besar dan memajangnya.

Ia memegang foto itu di kedua sisinya, tercetak jelas senyum lebar Liza yang merengkuh leher Devaza dan Devaza melingkarkan tangannya dipinggang Liza, hidung mancung mereka saling menyentuh.

Ia merindukan momen-momen romatis yang mereka lalui bersama.

"Sayang apa kau tak merindukan aku? Apa kau masih marah sehingga tak mau bertemu dengan ku?" Gumannya sambil menatap wajah Liza yang tersenyum lepas.

Ia mengelus bagian pipi Liza "aku akan setia mecintaimu, tidak ada perempuan lain yang bisa mengantikan posisimu dihidupku"

Tiba-tiba ada cahaya putih terang yang menyilaukan dari cahaya itu muncul seorang gadis mengenakan dress putih diatas lutut, gadis yang sangat dirindukannya.

"Liza!! Kau datang?" ucapnya dengan memberikan senyum terbaiknya.

Liza membalas senyuman itu "aku kembali Dev! Cari aku dan bawa aku kembali bersamamu" ujarnya.

kemudian cahaya itu seketika menghilang Devaza langsung berteriak histeris memanggil nama Liza. Kejadian itu seperti nyata dan mungkinkan itu pertanda? Atau hanya khayalannya?

Malam ini keluarga Rivaldo akan datang untuk meminta jawaban atas perjodohan yang ia ajukan.

Ersya tampak bingung bagaimana mengatakan kepada sahabat suaminya itu jika Devaza menolak perjodohan ini.

Gion menghampiri Ersya yang terlihat gelisah "istriku apa yang sedang kau pikirkan?"

"Aku gelisah suamiku, bagaimana kita memberitau keluarga Rivaldo jika putra kita menolak putrinya"

"Tenang sayang aku sudah memikirkan caranya membuat Devaza setuju, ini aku lakukan demi masa depan putra kita" Gion memeluk istrinya.

Mobil keluarga Rivaldo memasuki pelataran mansion keluaga Hildemaro. Gion sudah memikirkan caranya agar Devaza menerima perjodohan ini.

I the Owner of You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang