21

4.5K 210 1
                                    

Liza menatap kearah luar jendela dengan tatapan kosong. Mengapa setelah sekian lama dia datang lagi mengembalikan semua masa lalu yang hampir bisa ia lupakan walau terasa sulit.

Aiden menghampiri Liza yang termenung ia tau apa yang sekarang sepupunya rasakan.

"Liza" ia menoleh ketika suara pria memanggilnya.

Aiden menyuruhnya duduk disampingnya.

Ia menarik dagu Liza untuk menatapnya "aku tau kau masih mencintainya bukan?" Tanya Aiden.

"Tidak aku sudah melupakannya" balas Liza singkat.

"Kau bisa saja membohongiku tapi tidak dengan hatimu Matamu menjelaskan semuanya. Jika kau menginginkannya kembali dalam hidupmu"

"Aku memang masih mencintainya, tapi aku takut saat aku mengulang kisah itu aku kembali terluka" pekiknya.

"Liza kau jangan ikuti pikiranmu ikutilah menurut kata hatimu karena kata hati tidak mungkin mengecewakan" jelas Aiden

ia memegang tangan Liza dan meletakkannya didepan hati Liza. "Sekarang dengarkan lah kata hatimu, putuskan sebelum kamu menyesal"

"Aku akan membiarkamu merenungkan segalanya. Dengar Liza ikuti kata hatimu bukan pikiranmu. Mengerti?"

Liza mengangguk dan Aiden pergi keluar kamar Liza memberikan waktu untuk merenungkan apa yang harus dilakukannya.

Pergi? Atau Kembali?

Dua kata yang singkat tetapi memiliki pengaruh yang besar jika ia salah mengambil pilihan.

Semalaman Liza telah merenungkan segalanya dan sekarang dia tau kata apa yang harus ia pilih.

Ia keluar kamar dan turun untuk bersiap berangkat kerja. Ia pamit kepada grandma dan bibinya.

Liza melajukan mobilnya menuju perusahaan biasanya Aiden yang selalu mengantarnya tapi pagi ini ia harus pergi ke kampus untuk menyelesaikan tugasnya.

Ya Aiden kuliah baru semester 5 jurusan seni. Biasanya orang yang mengambil study di bidang seni sering bersikap romantis.

Liza memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam kantornya. Seperti biasanya ia selalu melemparkan senyumannya kepada seluruh pekerja dan pembeli produk kosmetiknya. Setiap hari perusahaannya ini tidak pernah sepi.

Ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang pria yang tertidur lelap di sofa sebelah kanan dari pintu masuk kantor.

Liza memanggil OB yang bekerja   sampai malam. "Sejak kapan pria ini tidur disitu. Anda tau kan kalo saya tidak menyukainya ini perusahaan bukan hotel!"

"Maaf bu sejak semalaman ia berada disitu saya sudah menyuruhnya pergi tapi dia menolak. Dia mengancam jika saya mengusirnya dia akan melenyapakan saya. Maaf kan saya sekali lagi bu" perjelas OB tersebut.

"Yasudah kamu boleh pergi" perintah Liza yang segera dianggukan OB itu.

Liza menghampirinya dan jongkok tepat didepan wajah pria itu.

Liza tersenyum "kau terlihat manis saat tertidur. Seharusnya kau menunjukkan wajah manismu ini didepan banyak orang tapi kau malah menunjukkan wajah sanggarmu" ucap Liza pelan.

Tubuh Devaza mulai bergerak ia membuka sedikit matanya dan samar-samar melihat wajah Liza.

Tanpa intrusksi apapun Devaza langsung merengkuh bahu Liza dan menariknya kedalam dekapan yang selama ini saling mereka rindukan.

saat Devaza menariknya, bibir ranum Liza tak sengaja mencium pipi Devaza dan meninggalkan bekas bibir berwarna merah dipipinya.

"Devaza lepaskan!! disini banyak orang bagaimana jika mereka melihatnya?" Liza merasa geli saat wajah Devaza menelusuri lehernya.

I the Owner of You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang