Dengan cepat Devaza langsung menghampiri Liza yang ditanganya memegang sebuah pisau, Devaza menarik paksa pisau tersebut dan mendekap Liza kedalam pelukan hangatnya.
"Apa yang ingin kau lakukan hah?! Kau ingin mengakhiri hidup mu begitu?!" Tanya Devaza tegas.
Tak ada jawaban dari Liza ia masih menangis, mata Devaza menjelajahi ruang kamarnya yang berantakan. Ia tau pasti Liza didalam kamar sedang mengamuk.
Devaza mengulum dekapannya menangkup kedua sisi wajah Liza "ku mohon jangan lakukan hal bodoh seperti ini lagi, jangan buat aku kembali kehilanganmu" ucap Devaza Lirih.
"Aku takut" gumannya ia tak berani menatap wajah suaminya.
"apa yang kau takutkan?" Tanta Devaza lembut ia mengangkat wajah Liza agar menatapnya ia juga sedikit bingung dengan ucapan Liza barusan.
"Aku takut jika kau akan meninggalkanku setelah tau aku lumpuh untuk selamanya"
Devaza menggenggam erat tangan Liza "dengarkan aku baik baik, sampai kapan pun aku tidak akan pernah meninggalkanmu meskipun dalam kondisi terparah sekalipun aku akan tetap bersamamu. Pegang kata kata ku ini sampai kapan pun aku akan tetep mencintaimu Liza Hildemaro."
Mendengar pengakuan Devaza Liza mengembangkan senyumnya "Promise?"
"Yes i'm promise" Kata Devaza.
Mereka kembali saling berpelukan beberapa saat setelah itu membujuk Liza agar mau beristirahat Devaza tau Liza sedang dalam kondisi yang tidak stabil.
Saat Liza telah tertidur ia mengecup keningnya lalu keluar membiarkan istrinya beristirahat. Devaza pergi keruang keluarga mendudukan dirinya di sofa, ia memijat pelipisnya yang terasa sakit.
"Nak" tanya Ersya khawatir saat melihat putranya seperti sedang mengalami masalah.
"Mamah" Devaza langsung memeluk ibunya yang sudah duduk disamping dirinya ia dari tadi tak menyadarinya karena terlalu larut dalam lamunannya.
Ersya mengurai pelukannya "ada masalah apa nak? Coba ceritakan sama mamah"
Devaza menghela napas berat lalu ia menceritakan semua tentang kondisi Liza yang mengamuk dikamarnya.
🌷🌼🍀💦🍁💞🌹💐🌹
Sudah berhari hari Liza tak mau bicara dan makan pun hanya sedikit, ia mengurung dirinya dikamar ia sering melamun, menangis, bahkan tertawa sendiri. Keadaan yang dialami Liza membuat Keluarga Hildemaro merasa khawatir dengan kondisi Liza. Mereka semua menganggap Liza sedang mengalami gangguan mental yang cukup berat menyiksanya.
Devaza sudah berusaha membujuk Liza tapi ia tak meresponya sama sekali membuat sang suami semakin panik. Beberapa kali dokter datang untuk memeriksa kondisi Liza tapi Lisa malah mengamuk ia mengancam jika ada dokter yang datang lagi ia akan mengakhiri hidupnya disaat itu juga.
Devaza masuk kedalam kamar membawakan makanan dan segelas susu. Ia meletakannya diatas nakas lalu duduk disamping Liza, tatapan Liza kosong mengarah ke arah jendela.
"Sayang makan dulu yah" bujuk Devaza.
Liza menoleh kearah Devaza dan menggeleng lalu membuang mukanya lagi.
"Liza kumohon jangan seperti ini" lirih Devaza matanya berkaca-kaca.
Medengar suara Devaza yang seperti orang menangis Liza menolehkan wajahnya untuk menatap Devaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
I the Owner of You [SUDAH TERBIT]
General Fiction| SUDAH TERBIT -- TERSEDIA JUGA VERSI E-BOOK | Open PO di mulai tanggal 22 Januari 2020 Devaza Hildemaro (24 th) pemilik perusahaan property terbesar di Eropa. Wajah tampan, sikap yang dingin melekat pada dirinya. Namun dibalik pemilik perusahaan di...