Keberuntungan menghampirinya tepat didepannya ada mobil milik Arthur ia menambah kecepatannya dan menghandang mobil Arthur.
Ia mengetuk jendelanya "keluarlah kau pencundang" tegas Devaza aura dinginnya kembali muncul.
Arthur keluar dari mobilnya. Devaza langsung mencengram kerah kemeja milik Arthur.
Devaza menggeram marah "cepat katakan dimana Liza"
Arthur menepis cengkraman Devaza "untuk apa aku memberitau mu? Kau tidak pantas mendapatkan cintanya kau terlalu licik"
BUGGKK!!!!
Devaza menonjok wajah Arthur. Darah mengalir dari ujung bibirnya ia mengusap nya dan tersenyum kecut.
Ia tak tinggal diam, ia membalas perlakuan Devaza terjadilah pergulatan yang hebat tidak ada yang menghentikan karena suasana jalan sepi waktu masih menunjukkan pukul 03.50.
"Lebih baik Liza pergi dari hidupmu daripada dia harus menderita bersamamu kau hanyalah memberinya kesedihan bukan kebahagian. Dia yang mengatakan sendiri padaku" Arthur berteriak kepada Devaza yang tersungkur di jalan.
Devaza bangkit ia menarik Arthur dan menghajarnya lagi sampai babak belur.
Ia kembali mencengkram jas Arthur "aku bisa memberinya kebahagian yang lebih"
"Buktinya dia pergi darimu sekarang. Selamat tn Devaza yang terhormat kau telah kehilangannya untuk selamanya" ledek Arthur.
BUUGGKK!!
BUGGKK!!!!
Arthur kehilangan kesadarannya Devaza meninggalkannya di jalan sendirian dan pergi.
Kisah cinta ini takkan pernah berakhir dan aku takkan membiarkannya berakhir. Akan kucari kau bahkan keseluruh penjuru dunia sekalipun.
Siang harinya.....
Devaza mengurung dirinya didalam kamar sejak kembali dari bandara. Dirinya frustasi harus mencari Liza kemana.
Ersya masuk kedalam kamarnya sebenarnya ia sedih melihat keterpurukan yang dialami putranya.
Ia membuka handle pintu terkejut melihat Devaza terkapar disofa dengan banyak botol minuman keras.
Air matanya keluar ia tak sanggup melihat keadaan putranya, baru kali ini Devaza selemah ini karena cinta.
Cinta Liza membuatnya tak berdaya, seluruh pikiran dan tubuhnya seakan akan dikendalikan oleh Liza.
Ersya duduk disamping Devaza menariknya kedalam pelukannya.
"Sayang jangan kau sakiti dirimu seperti ini nak" lirih Ersya dalam tangisannya.
"Maafkan aku tidak bisa membawa pulang Liza. Tapi Devaza janji akan menemukan Liza Devaza janji mah"
Ersya terus menengkan putranya membiarkannya menenggelamkan dirinya di dalam pelukan seorang ibu.
Devaza mengurai pelukannya ia mengambil botol anggur kemudian meminumnya. Muka dan matanya sudah memerah ia sudah menghabiskan sekitar empat botol anggur.
PRAANGG!!!!
Ersya merebut botolnya dan melemparkannya kelantai.
"Sudah cukup minumnya kau ingin membunuh dirimu secara perlahan. Kemana putraku dulu yang kuat. Devaza yang dikenal tidak pernah lemah dalam segala hal." Bentak Ersya.
Devaza menangis Ersya menangkup wajah putranya itu dan menatapnya penuh dengan kasih sayang.
"Jika kau benar mencintai Liza kejar terus cintanya kembalikan kepercayaannya pada dirimu. Mamah yakin Liza butuh waktu untuk menerima semua kenyataan pahit ini" Kata Ersya.
Kata-kata Ersya mengembalikan semangatnya ia takkan menyerah untuk mendapatkan Liza kembali.
"Sekarang kau bersihkan dirimu dan ajak sahabatmu untuk mencari keberadaan Liza. Mamah yakin kalian pasti menemukannya"
❄💎💎💐💐💦🔴
Sudah sebulan Devaza melacak keberadaan Liza tapi tak ada hasilnya. Ia juga menyewa detektif untuk mencari Liza. Seluruh bawahannya dikerahkan untuk mencari Liza diseluruh benua Eropa.
Urusan pekerjaan kantornya hampir terbengkalai. Ia menyerahkan urusan perusahaannya kepada ayahnya untuk sementara waktu.
Liza tinggal di Brussel, Belgia bersama grandma dan bibinya. Grandpa nya sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu.
Liza selalu ditemani oleh Aiden sepupunya, anak dari bibinya. Usianya lebih muda setahun dari Liza.
Liza selalu tenang saat berada dipelukannya, mata biru milik Aiden mampu menenangkan hatinya.
"Liza ayo kita pergi keluar, kau tidak pernah kemari lagi semenjak kepergian grandpa" bujuk Aiden dengan menarik tangan Liza.
"Aku sedang tidak ingin keluar kau pergi saja sendiri" tolak Liza lembut.
Aiden tak pernah kehabisan akal untuk membuat Liza mengikuti semua kemauannya ia melakukan ini semua untuk membuat Liza kembali bahagia dan melupakan masa lalunya.
Aiden tau segala masalah dan alasan Liza datang ke Brussel karena Liza tidak bisa menyembunyikan apa-apa didepan Aiden.
Ia terus memaksa Liza untuk menceritakan masalahnya dan berusaha memberikannya solusi.
Aiden tersenyum miring "baiklah jika kamu tidak mau ikut aku akan mengelitikimu" kata Aiden ia mengelitiki tubuh Liza dan membuatnya tertawa karena kegelian.
"Haha..hahaha hentikan Aiden haha..haha baiklah aku akan ikut denganmu" Aiden menghentikan kelitikannya.
"Bagus anak kecil. Aku suka kau tertawa lepas seperti ini. Ayo ikut aku"
Aiden merangkulnya dengan kuat ia menghimpit kepala Liza di dekat ketiaknya.
"Hei lepaskan kau membuatku sesak bernapas" Aiden melepaskan rengkuhannya dan berganti merengkuh pinggang Liza. Liza hanya bisa tertawa melihat tingkah possesif dari Aiden.
Mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di Brussel. Mereka mengabadikan momen itu dengan foto bersama.
Orang-orang mungkin beranggapan jika mereka adalah sepasang kekasih karena sikap mereka terlalu romantis. Padahal mereka sepupuan.
Hari menjelang sore dipertengah jalan tiba-tiba salju turun mereka menari di bawah turunnya salju. Inilah cuaca yang diingin kan Liza bisa menikmati salju.
Badan Liza bergemetar kedinginan dengan sikap yang terlalu peka Aiden melepaskan mantel yang ia kenakan lalu memakaikannya ketubuh Liza.
Aiden mengajak Liza untuk menghangatkan diri dengan meminum coffee di cafe terdekat.
Tania sudah kembali ke London ia mengurus kedua orang tua Liza. Karena kedua orang tua Liza telah merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Tania dibesarkan oleh keluarga Lauxhemy sejak umur dua tahun semenjak orang tuanya sekaligus sahabat karib keluarga Liza meninggal akibat kecelakaan.
Disatu sisi Devaza masih memikirkan cara lain untuk menemukan Liza. Tidak ada Liza disampingnya membuat separuh dirinya tak berdaya.
Dalam kesedihan yang sedang ia rasakan, Devaza masih mengharapkan belahan jiwanya kembali kepelukannya. Ia rela bila harus menjauh, menghindar asalkan Liza berada dihadapannya.
Ia percaya dan berpikir bahwa Liza hanya perlu waktu untuk menyendiri tanpa kehadirannya disisinya.
Namun setelah itu, ia berharap bahwa saat semuanya telah normal, Liza akan kembali dan mencintainya seperti dulu, Devaza dengan senang hati akan menerima Liza kembali.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
I the Owner of You [SUDAH TERBIT]
General Fiction| SUDAH TERBIT -- TERSEDIA JUGA VERSI E-BOOK | Open PO di mulai tanggal 22 Januari 2020 Devaza Hildemaro (24 th) pemilik perusahaan property terbesar di Eropa. Wajah tampan, sikap yang dingin melekat pada dirinya. Namun dibalik pemilik perusahaan di...