Kado Pernikahan dari Allah

600 8 0
                                    

Bila senja datang alam semesta diganjar gelap. Mulut bumi di ujung barat menampakkan perangai jumawa yang menelan begitu saja sang matahari. Sabarlah.... Ikhlaslah, tidak mengapa alam gelap, asal hati harus terus terang. Namun bila berkenan sabar di kala alam redup, menunggu sebentar saja dengan ikhlas dan setia, maka Tuhan akan memberikan rembulan dengan cahaya yang terang benderang. Bahkan dihadiahi pula gemerlap bintang yang berhamburan menyepuh langit khayangan.

Subuh di hari Senin, 25 Agustus 2013, kusatukan kening dengan bumiNya, kutengadahkan tanganku ke langitNya. Kubermunajat, bersyukur atas karunia luar biasa tiada tara yang Allah berikan kepada kami. Pengantin baru yang semuanya baru, hari baru, harapan baru, dan keluarga baru. Alhamdulillah yaa Allah....

Usai shalat subuh, kupamiti istri dan Ibu Bapak mertuaku. Aku harus melanjutkan tugas sebagai pegabdi negara (honorer) di Kota Dingin Malang. Kantor KUA-ku sudah menungguku di sana.

Mereka melepasku dengan linang airmata. Bagi istriku, airmata itu airmata bahagia, aku suaminya yang menurut qolbunya sangat bertanggungjawab atas hidupnya. Tanggungjawab yang penuh amanah dan rela berkorban. Aku bagi orangtua baruku (mertua), menantunya adalah imam baru di rumahnya yang akan melahirkan keturunan sholeh sholehah yang akan selalu menegakkan kalimah Allah di muka bumi dengan caranya sendiri.

Optimisme dan keihlasan itu terpancar dari keluarga Dik Warda. Semoga Aku tak mengecewakan mereka yaa Allah....

-00-

Pukul 09.30 HPku mendengking-dengking di saku celana, aku masih fokus mengentri pekerjaanku di depan layar monitor. Kurogoh sakuku, lalu kulihat siapa yang meneleponku. Nomor baru dan nomor telepon rumah.

Kuangkat dengan perasaan tak memikirkan apapun. Kuangkat dengan kegembiraan meski aku tak sedang memikirkan apapun. Hanya kupikir ada kerabat yang di Kota Malang yang akan mengucapkan selamat menempuh hidup baru buatku.

"Mas Mulyanto mohon mempersiapkan diri nggih, bulan depan kita berangkat ke Thailand, Anda diterima sebagai guru Bahasa Indonesia di Thailand," ucap sebuah suara entah siapa namanya dan bagaimana wajah orang yang mengatakan itu. "Bila ingin lebih jelas soal persiapan, paspor, dan yang lainnya silahkan ke kantor saya hari ini atau besok," tukasnya.

Tubuhku menggigil. Yaa Allah, nikmatmu sungguh indah. Kupikir pengumuman sudah berlalu, ternyata baru diputuskan oleh pihak kampus Yala Thailand.

Aku bersimpih sekenaku, di dekat meja-kursi kerjaku. Aku bersujud syukur atas karunia luar biasa ini. Ini adalah kado yang Allah kirim langsung kepadaku kepada kami di hari hari-hari baruku sebagai pengantin. Allah menyayangi kami lantaran aku mau memenuhi Sunnah Nabiku, menikah untuk menyempurnakan separoh imanku.

Maturnuwun yaa Allah... Maturnuwun yaa Allah... Maturnuwun yaa Allah... Sungguh, Engkau maha rahman dan maha rohim. Kasih dan sayangmu selalu mengobati dahaga bagi haus kami yaa Allah. Kenyang bagi lapar kami ya Rob... alhamdulillahirrobil'alamiiin.......

-00-

"Istriku, aku diterima yang di Thailand, Sayang. Terima kasih atas doamu dan ibu Bapak. Alhamdulillahirrobil'alamiiin..." kataku via telepon dengan wajah berbinar-binar.

"Alhamdulillahirrobil'alamiiin..." Istriku langsung bersujud di tempat kerjanya. Dia yang juga sangat bahagia mendengar kabar baik ini.

-00-

"Emma', Eppa' mana? Aku di terima yang di Thailand, Ma'. Maturnuwun atas doa Emma' Eppa' dan Adik ya. Alhamdulillahirrobil'alamiiin..." Kutelepon Emma' dengan wajah berbinar-binar dengan wajah suka cita.

"Alhamdulillahirrobil'alamiiin... selamat ya, Cong. Hebat kamu, Nak. Alhamdulillahirrobil'alamiiin..." Emma' langsung bersujud di ruang tengah. Dia adalah bidadari yang teramat bahagia mendapati anaknya mendapatkan pekerjaan yang baik ini. "Alhamdulillahirrobil'alamiiin... " syukurnya lagi.

-00-

Bismillah NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang