xlv| forty-fifth

1K 220 33
                                    


H E A R T B E A T
by Kim Namjoon

Suara itu bagaikan hujan bintang jatuh
Satu demi satu bersinar terang
dan mendesak masuk ke dalam telingaku

Berkumpul bagaikan gerombolan ikan-ikan
Di dalam hatiku yang membeku ini,
kini telah ada
tempat yang disinari mentari

Hanya dengan adanya dirimu
Seluruh hidup dan jiwaku bersinar terang

Di dalam hatiku yang membeku
detak jantung itu terus menggema
dan menyalakan api bagiku

Aku akan meraih tangan yang menyambarku
Merobek kegelapan dengan cakar pengecut dan taring

Kata-kata melebihi air mata
Karena degup jantung itu menjadi kekuatanku
Hanya dengan memilikimu
Ah, aku masih merasa hangat
Setelah kehilangan beberapa hal
Kekuatan masih tersisa, satu-satunya yang tersisa

Meskipun aku tak tahu mengapa
Tapi aku akan selalu berada di sisimu,
Kita tak akan berpisah, kita selalu bersama
Hiduplah di dalam diriku,
tempat terdekat dengan hatiku

Meskipun aku tak tahu mengapaTapi aku akan selalu berada di sisimu,Kita tak akan berpisah, kita selalu bersamaHiduplah di dalam diriku, tempat terdekat dengan hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoongi mengangkat wajah dari kertas, meneliti Namjoon yang membuang muka pada bulan penuh di atas. Ini bukan tentang roman, pikir Yoongi dalam kepalanya. Ini bukan roman, tetapi kenapa jauh lebih kuat dari yang ia sangka?

"Darimana-"kata sengaja dipenggal. Namjoon kembali ke kenyataan, dahi berkerut malu-malu, diikuti tangan basah yang saling bertaut antisipasi. "Darimana kau bisa menulis tentang ini? Apa peganganmu?"

Namjoon mengesah gugup, tangan kanan dibawa untuk menggaruk tengkuk. Menghindari tatapan menyelidik yang diberikan oleh Yoongi. Rasa-rasanya begitu malu karena Namjoon tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Ini tugasnya, dan ia hanya sekedar mencorat-coret asal.

"Apa itu jelek?"

"Jawab pertanyaanku dulu."

Namjoon mengesah lagi. "Anu... Itu... Tidak ada pegangan."

"Tidak ada?"

"Uhh... Ya. Tidak ada. Aku menulisnya begitu saja. Tanpa riset, tanpa belajar. Aku memulainya dengan satu kalimat dan tiba-tiba saja sudah selesai begitu aku sadar."

"Begitu?" Yoongi menelengkan kepala. Kembali ke lirik yang diciptakan oleh yang lebih muda. "Kalau begitu, apa yang kau pikirkan saat menulis ini? Pasti ada pemicunya, kan?"

Namjoon membuka mulut, namun menutupnya lagi sepersekian detik setelahnya. Min Yoongi mengerjap penasaran. Begitu pula Namjoon yang bertahan dalam keheningan.

Pandang dibalas dengan pandang. Yoongi tenggelam dalam kelam iris pemuda Kim, terpantul bersamaan dengan bayangan bintang-bintang. Degup jantung terasa kian berdebar, bertambah cepat seiring detik dalam kesunyian yang dihabiskan. Pada akhirnya, Namjoon membuka mulutnya. Menggumam tak jelas, begitu pelan, begitu malu untuk diutarakan.

"Apakah aneh kalau aku memikirkanmu saat menulis itu?"[]

_____________________________________

Lirik yang dibuat Namjoon terinspirasi dari lagu berjudul Fighter oleh Bump of Chicken. Lagu ini dipakai sebagai ending pertama dari anime March Comes in Like a Lion (which i love so much). Ane sudah menempatkan mv-nya di media dan ane harap kalian semua mau menontonnya. Lagu ini, menurut ane, begitu menggambarkan suasana Heartbeat mulai dari melodi berikut dengan liriknya :)

P.s : so yeah, Heartbeat adalah lagu yang dibuat Namjoon untuk Yoongi :")

⏤ heartbeat // namgi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang