xlvii| forty-seven

997 211 33
                                    

➻ Karena sudah terlalu larut malam, Jung Hoseok mengantarkan Taehyung pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena sudah terlalu larut malam, Jung Hoseok mengantarkan Taehyung pulang.

Mereka berkendara sekitar satu jam. Kembali naik ke perkotaan menyusuri jalanan sepi yang hanya diterangi lampu remang-remang. Hoseok harus memegangi tangan Taehyung dengan begitu erat karena anak itu sudah mengantuk sejak mereka melewati kawasan pantai. Kepalanya bersandar pada bahu yang lebih tua, dan setiap pelukannya mengendur Jung Hoseok harus melingkarkannya lagi pada perutnya.

Hoseok membangunkan Taehyung ketika bertanya dimana letak rumahnya. Taehyung mengarahkan dengan suara berat yang terseret, beradu dengan uapan lebar. Kesadarannya berbagi tempat dengan kantuknya dan apa yang bisa dia pikirkan saat ini hanyalah tidur untuk waktu yang cukup lama.

"Kau yakin rumahmu berada di Hoergye-Gu, Taehyung?" tanya Jung Hoseok di perempatan. Kim Taehyung menggumamkan iya dengan sangat samar.

"Kau pasti kaya sekali kalau bisa tinggal di distrik itu, ya." dengus kaget dari yang lebih tua membuat Taehyung tersenyum.

"Ah... Tidak seperti itu. Mungkin ayahku memang orang penting karena dia pergi dengan jas dan banyak mobil bagus, tapi sebenarnya biasa saja," jelas Taehyung.

Jung Hoseok ber-oh pada diri sendiri ketika mereka melintasi jalanan berkilauan di distrik paling hidup di kota. Begitu banyak rumah bergaya eropa, mall, restoran, hotel dan apartemen yang berjejalan di sepanjang jalan, begitu sibuk walaupun hari sudah larut malam. Taehyung mengarahkan mereka untuk masuk ke pemukiman internasional dan berbelok kanan-kiri-kanan-kiri sebelum berhenti di depan rumah raksasa yang tidak pernah dibayangkan Hoseok sebelumnya.

"Jadi kau memang kaya!" mata Hoseok terpancang pada halaman dengan air mancur dan bunga-bunga mahal. Taehyung turun dari motor dan mengembalikan helmnya. "Bukankah kau juga kaya, hyung?"

"Ya dan tidak. Perusahaan kami berkembang di Singapura, jadi rumahku disini tidak segedong milikmu, Kim Taehyung."

Taehyung terkekeh sambil mengusak mata. Hoseok tersenyum. "Kau harus segera masuk sekarang."

Taehyung mengatakan selamat tinggal dan berbalik ke gerbang. Sebelum langkahnya terhenti dan buru-buru kembali ke Hoseok. Berlutut dan membuka tasnya cepat-cepat, mengeluarkan jaket putih yang begitu dikenali Hoseok sampai ke benang teruntai pada lengannya.

"Ini, jaketmu sunbae. Aku sudah mencucinya dan menyetrikanya dengan rapi. Aku bahkan membeli parfum yang sama sepertimu agar aromanya tidak hilang. Terimakasih, ya."

Hoseok tertawa geli. Kim Taehyung sungguh menggemaskan dengan segala tingkahnya yang unik. Ia turun dari motornya dan mendorong standar agar bisa ditinggalkan. Hoseok menerima jaketnya dengan tangan kanan, membuka resletingnya dan menyelimuti Taehyung dengannya. Menarik kerahnya saat mereka berhadapan, begitu dekat sampai Taehyung dapat merasakan nafas Hoseok menggelitik wajahnya.

Dan Hoseok mengecupnya. Satu detik. Hanya bibir di atas hidung bangir. Membuat pikiran Taehyung terbang entah kemana.

"Mulai sekarang, panggil aku Hyung." ucap Jung Hoseok dengan senyuman. "Dan jaket ini kuberikan padamu saja. Hari semakin dingin akhir-akhir ini dan kau lebih membutuhkannya daripada aku. Setelah ini langsung mandi dan segera tidur, ya. Aku pamit dulu."

Hoseok mengusak surai cokelat yang lebih muda sebelum memacu sepeda motornya pulang. Taehyung terduduk, syok, memerah, dan tersekat saat ia mengamati motor tersebut hilang di ujung jalan.[]

⏤ heartbeat // namgi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang