xli| forty-first

1K 241 9
                                    

➻ Namjoon menggiring Yoongi ke salah satu bangku batu yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namjoon menggiring Yoongi ke salah satu bangku batu yang dingin. Ia mengeluarkan kertas-kertas penuh coretan liriknya dan mendorongnya ke hadapan yang lebih tua. Merasa cemas.

"Kau tahu, menurutku kita tidak harus menempuh perjalanan satu jam, mendaki bukit, dan merasa sedingin ini hanya untuk mendiskusikan sebuah lirik, Namjoon."

Tentu saja Namjoon tahu itu, tapi ia tidak menjawab. Yoongi hanya bersikap seperti Yoongi, jadi ia hanya menggaruk tengkuk dan berharap semuanya sepadan.

"Lirik ini, aku suka," jawab Yoongi. Mengetuk salah satu kertas yang berisi kritikan atas isu politik. "Caramu menggambarkan bahwa Korea adalah harimau yang sakit benar-benar luar biasa. Mungkin kita bisa memperhalus kata-katanya agar tidak terlalu frontal dan menyinggung."

Namjoon berbinar.

"Tapi yang ini," Yoongi memperlihatkan kertas lainnya, "suram. Lemah. Ditulis asal-asalan dan tidak bagus sama sekali. Rimanya tidak ada, pesannya tidak ada, dan datar. Mungkin akan bagus jika sudah kita olah, tapi dalam kamusku, aku tidak mengizinkan adanya lirik yang tidak berarti, Kim Namjoon. Lagu yang luar biasa dimulai dari lirik yang luar biasa. Aku tidak ingin menjadi produser musik di luar sana, yang hanya bermain di komposing dengan lirik yang tidak berbobot dan diulang-ulang. Yang ini, kita coret."

Namjoon meneguk ludahnya kala Yoongi meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah dalam satu lemparan. Sungguh mengejutkan dengan penerangan yang minimalis dan jarak terlampau jauh, bola kertas dapat masuk dengan sempurna.

Luar biasa memang, si kapten basket ini.

Lima belas menit setelahnya berlangsung sama. Dengan Yoongi yang menyipit dan membolak-balik kertas. Sesekali kerutan akan muncul di dahinya, atau bibirnya yang tipis akan mengerucut lucu. Tapi setelah itu, tidak ada komentar lain.

"Baiklah," Yoongi merapikan tumpukan kertas dan meletakkannya di atas meja. "Hanya dua yang lolos seleksi, dan kalau lolos seleksi, itu berarti aku benar-benar menyukainya." Namjoon tersenyum lega. Setidaknya, ia membantu.

"Sekarang mari kita lihat yang cinta."

Namjoon membeku. Itu benar-benar gagal. Namjoon menulisnya cepat-cepat di waktu senggang yang sempit dan ia merasa malu akan kemampuannya. Maksudku, yang Yoongi lempar itu bahkan ditulis dalam 3 hari.

"Itu jelek."

"Aku yang menilai," tegas Yoongi. Tangannya tersorong ke hadapan Namjoon. Mengintimidasi. "Jangan merengek-rengek begitu, kau terlihat menjijikkan. Berikan padaku dan aku akan memberi komentar yang jujur. Aku berjanji."

Yoongi selalu memberi komentar yang terlalu jujur, itu masalahnya. Namun Namjoon mengesah dan merogoh ke dalam tasnya. Berharap ia tidak mengecewakan.[]

⏤ heartbeat // namgi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang