Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➻ Jung Hoseok bisa disebut idaman. Dirinya tampan. Sikapnya menjadi panutan dan dirinya sangat sederhana. Apalagi, Hoseok adalah ketua klub yang disegani seantero sekolah. Dance telah membawa nama baik sekolah mereka melambung sejak kapur tulis masih digunakan.
Pacar? Hoseok tidak memiliki waktu untuk berpacaran. Dirinya bilang begitu sih, walaupun sebenarnya sakit hati menjadi ketakutan terbesar.
Saat ini, sang subyek sedang berusaha menahan pitingannya kala sang sahabat dan si adik kelas berbincang-bincang serius di depan kelas.
Apa-apaan ini? Apa telah terjadi persekongkolan?
"Kau benar-benar luar biasa Taehyung-ah! Nanti akan kukabarkan bagaimana perkembangannya. Terimakasih banyak!"
"Ne sunbae! Jangan lupakan apa yang kuminta ya... Setidaknya usahakan saja dulu. Aku menunggu."
Hoseok yakin betul Taehyung memberikan tatapan penuh harap kepadanya.
"Tentu saja tentu saja! Kau banyak membantuku."
"Ah iya. Kalau begitu aku duluan dulu sunbae, aku belum mengerjakan PR!"
Namjoon melambai antusias sehingga Hoseok mengira tangannya akan putus. Namun dirinya tetap pada tempatnya.
"Maaf Hoseok," kata Namjoon. "Ada beberapa urusan tadi. Maafkan aku ya."
"Tak apa kok." Sepertinya. "Omong-omong itu si Taehyung kan? Kukira dia musuhmu."
Namjoon mengerjap. Hoseok menanti.
"Bukan. Aku tak pernah punya musuh."
"Teman?"
"Bukan juga."
Hoseok mengernyit curiga.
"Aku dan dia hanya saling menguntungkan. Simbiosis mutualisme. Bukan masalah besar kok
... jadi jangan cemburu ya."
Kilatan sesaat. Alis naik membentuk tanda tanya. "Cemburu? Siapa yang cemburu?"
Bibir si pintar melengkung sempurna. Menekan mata dan memunculkan ceruk khas di wajah.
"Bukan siapa-siapa." Namjoon setengah terkekeh mengatakannya. "Tapi si Taehyung itu manis sekali, kalau dilihat-lihat."[]
