Chapter - 08

4.6K 57 1
                                    

Di sebuah kampus, Universitas Negeri Hasanuddin siang ini terlihat ramai.

Beberapa gadis cantik terlihat sedang nongkrong di sebuah taman sambil bercanda dan melihat-lihat beberapa kaum adam yang melewati mereka.


"Eh...lihat tuh si Yogi, wuihhhh keren binggo nek." Kata salah satu gadis bernama Sinta.

"Hmm, biasa aja sih." Balas salah satunya lagi. Reni, siang ini sedang ngumpul bersama teman-temannya di kampus.

"Yehhh... yang jelas gantengan Yogi dari pada si Mas Joko lo yang ta U'U itu," kata Sinta mengejek.

"Siapa sih dia? Emang gue kenal?" Kata Reni membuat teman-temannya tertawa.

"Cie...cie...cie habis manis pait dibuang... dasar lo Ren." Ujar Gita menimpali.

"Apaan sih lo Git... kalo lo mau, sono ambil aja."

"Enak aja... bekas lo cuy," balas Gita mengejek.

"Hahahahahahaha,"


Susana di taman begitu ceria, terlihat ke-4 kumpulan mahasiswi itu saling bercanda dan mengolok-olok satu sama lain.

Sehingga tiba-tiba perhatian mereka berubah. Saat sebuah mobil sedan Honda All New Civic baru saja parkir tak jauh dari tempat mereka.

"Eh... tuh si Kevin, wuihhhhh." Kata Gita memulai.

"Mau donk jadi gebetannya." Balas Lila salah satunya lagi.

"Ren... lo gak mau nyoba deketin si Kevin?" Kata Sinta menoleh ke Reni yang sepertinya masih sibuk mengutak-ngatik HPnya.

"Siapa?" Tanya Reni gagal fokus.

"Ya elo lah... lagian, sibuk amat sih lo ma tuh HP." Jawab Sinta.

"Kenapa ma gue?" Tanya Reni masih bingung.

"Kevin... katanya dia suka ma lo." Ujar Gita menimpali.

"Ohh Kevin... mana dia? Sini gue mau tabok palanya." Jawab Reni dengan wajah yang semangat sambil mengepalkan kedua tangannya membuat ketiga temannya heran.

"Tuh dia..." ujar Lila saat seorang pria memakai kaos oblong bermerk surfing sambil menenteng jaket sedang berjalan ke arah mereka.

"Hai..." pria itu bernama Kevin menyapa para gadis.

"Hai Kak Kevin, hihihi." Ketiga gadis teman Reni terlihat unyu-unyu di hadapan Kevin. Memasang muka termanis mereka biar pria itu terpesona terhadap mereka.

Berbeda dengan Reni, yang hanya santai dan hanya tersenyum melihat pria itu.

"Hai Reni..." Kevin menyapa Reni.

"Jiahhh... Reni doang yang disapa. Padahal kita-kita juga ada disini."

"Hehe, iya deh... hai Gita, Hai Lila, hai Sinta." Ujar Kevin.

"Telat kali kak." Jawab Lila.

"Ren... boleh ngomong bentar gak?" Tanya Kevin membuat Reni bengong.

"Udah... sana nek. Apa lagi yang lo tunggu." Kata Lila berbisik sambil mendorong tubuh Reni untuk berdiri.

"Apaan sih lo Li..." kata Reni sedikit kesal.

"Boleh gak Ren?" Tanya Kevin kembali dengan wajah dibuat se-cool mungkin.

"Boleh kok kak..." Gita malah yang menjawab. "Ren... tunggu apalagi."

"Ya udah deh... yuk Kak." Kata Reni yang sudah berdiri dan mengajak Kevin menjauh dari komplotannya.

Mereka berdiri agak menjauh dari para sahabat Reni. Kevin menatap wajah cantik gadis dihadapannya.

"Ren..hmm,"

"Yah Kak... ngomong aja, ada apa gitu manggil Reni?" Tanya Reni membalas senyuman pria dihadapannya.

"Jumat nanti kamu ada acara gak?" Tanya Kevin masih memasang wajah coolnya.

"Hmm, belum tau sih kak... kenapa gitu?"

"Jalan yuk." Jawab Kevin memelas.

"Waduh... gimana yah." Kata Reni dengan wajah seperti memikirkan sesuatu. "Tapi, Reni ngajak teman yah."

"Hmm, gak bisa berdua yah?" Kata Kevin membuat Reni sedikit terkejut.

"Nanti di lihat deh... tapi Reni gak janji yah kak." Jawab Reni membuat Kevin menarik nafas.

"Hufhhhh... ya sudah."

"Nanti sms aja kak. Kali aja Reni lupa... hehehe,"

"Sippplah." Jawab Kevin lalu merekapun kembali ke komplotannya yang sedari tadi sedang memperhatikan dari jarak jauh.

Akhirnya, setelah berbasa basi. Kevin pun pamit kepada Reni dan teman-temannya.

Ketiga teman Reni langsung menatap wajah Reni dengan penuh tanya saat Kevin sudah pergi.

"Bagaimana?" Tanya Lila.

"Dia nembak lo yah?" Tanya Gita.

"Dia ngajakin ngedate yah?" Tanya Sinta yang tak kalah penasaran.

"Astaga... biasa aja kali nanyanya. Lagian, Doi hanya ngajakin jalan jumat nanti." Jawab Reni santai.

"Terus?"

"Lo setuju kan?"

"Jangan bilang lo menolak?"


"Woi... nanya nya ntuh satu-satu..." ujar Reni melihat ketiga temannya yang makin penasaran.

"Habisnya lo kayak tuan putri aja malendong gini." Ujar Gita mencibir.

"Lah... apa salah gue nek."

"Jadi gimana? Lo mau kan jalan ma Kevin." Lila terlihat paling gak sabaran di antara yang lainnya.

"Gak tau... lihat aja nanti deh." Jawab Reni membuat ketiga temannya sedikit kecewa.

"Cowok cakep, tajir... incaran senior-senior dikampus... masa iya lo mau nolak seh Ren." Kata Sinta.

"Iya nih... kalau gue jadi lo. Gak bakalan gue tolak. Kalau perlu gue yang bakalan nembak duluan." Kata Lila menimpali.

"Hahahahahaha... ya udah Li, mending lo aja gih yang gantiin gue." Kata Reni membuat wajah Lila cemberut.

"Sayangnya gue gak seberuntung elo tau... padahal gue lebih cantik daripada lo." Jawab Lila membuat semuanya tertawa kembali.


Akhirnya tak lama mereka pun meninggalkan taman, dan berpisah di parkiran.

"Ren, Sin... gue duluan yah." Ujar Gita sembari membuka pintu mobilnya.

"Gue juga yah... byeee." Lila, melangkah menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka. Terlihat dalam mobil yang kaca bagian depannya terbuka, seorang pria sedang menunggunya.

"Lo ma siapa Ren?" Sinta bertanya membuat Reni hanya mengangkat kedua bahunya.

"Hmm, kenapa gak minta tolong ke kak Kevin?" Tanya Sinta.

"Enggaklah... malas aja." Jawab Reni.

"Ya udah... bareng ma gue aja yah." Kata Sinta sambil membuka pintu mobilnya.

"Hmm, gak apa-apa gue bareng ma lo?" Tanya Reni memastikan.

"Ya enggak lah... ayo naik." Jawab Sinta membuat Reni akhirnya ikutan masuk kedalam mobil.


Saat dalam perjalanan menuju rumah Reni, terlihat gadis itu masih menatap layar Hpnya. Wajahnya ditekuk, dan bibirnya kadang komat kamit sendiri membuat Sinta yang sedang menyetir akhirnya menoleh ke dia.

"Lo kenapa Ren? Lo lagi ada masalah yah?" Tanya Sinta sesaat setelah menoleh lalu kembali melihat ke jalan.

"Gak apa-apa nek... " jawab Reni menoleh ke Sinta.

"Yakin lo?"

"Iyalah... emang gue kelihatan ada masalah gitu?" Tanya Reni mengerutkan dahinya.

"Yah kali aja... habisnya dari tadi lo kelihatan kesal gitu ma HP lo." Kata Sinta yang masih fokus melihat ke depan.

"Hehe... gak lah Sin... memang hari ini gue lagi gak mood." Jawab Reni. "Gak tau juga kenapa."

"Ohhh... bukan karena Joko kan?" Tanya Sinta kembali menoleh.

"Enak aja... dia mah udah gue buang jauh-jauh." Jawab Reni.

"Emang ada cowok lain selain Joko sekarang." Tanya Sinta menahan senyum.

"Eh... yah gak adalah."

"Jangan bohong... gue ini sohib lo sejak SMP ." Ujar Sinta.

"Hahaaha... sotoy lo ah." Kata Reni.

"Awas lo... kalau gue tau siapa tuh cowok, bakalan gue godain biar dia selingkuh ma gue." Kata Sinta membuat Reni menoleh kembali.

"Yah silahkan aja... kalau dia mau ama lo, yah kan bagus lah... secara lo kan lagi jomblo."

"Berarti benerkan... masalah cowok." Reni terperangkap permainan Sinta.

"Eh... udah ah... ganti topik." Kata Reni terlihat salah tingkah.

"Hahahahahaha... lo gak akan bisa bohong ma gue Ren. Ya udah kalo lo gak mau cerita sekarang." Kata Sinta. "Gue yakin, pasti nanti lo bakalan cerita ma gue."

"Enggak bakalan... secara siapa juga gitu yang akan gue ceritain ke elu tau."

"Yah jelas tentang tuh cowok lah... yang udah gangguin pikiran sohib gue."

"Beneran sotoy lo ah..."

"Hahahahahahahaha...."


Beberapa saat, akhirnya mereka tiba di rumah Reni. Dan sesaat sempat Reni menawarkan Sinta untuk singgah, namun gadis itu menolak dikarenakan ada urusan lain yang ia harus selesaikan.



Don't Give UpWhere stories live. Discover now