Seorang pria yang menyetir sendirian tak habis pikir dengan apa yang ia ketahui beberapa waktu lalu.
Ajie, malam ini dengan menggunakan mobil operasional milik Pak Ferry baru saja mengantar pulang seorang gadis yang belum lama ia kenal.
Ia sekilas melirik jam yang ada di dashboard mobil, ternyata sudah menunjukkan pukul 10.00 malam.
Saat ia melewati Jalan Pettarani yang terlihat agak ramai, HPnya berdering.
"Halo... yah Pak." Ajie mengangkat telponnya dari Pak Ferry.
"Udah Ji?" Tanya Pak Ferry di seberang.
"Udah Pak... hehehe, nih udah mau ke kantor balikin mobil bapak." Jawab Ajie.
"Ngapain mau ke kantor? Nanti aja sekalian senin kamu balikin." Jawab Pak Ferry kemudian.
"Janganlah Pak... biar Ajie ngambil aja motor Ajie dikantor." Jawab Ajie masih fokus menyetir, tangan kanannya memegang setir mobil dan tangan kirinya memegang HP yang ia tempelkan di telinga kirinya.
"Udah gak usah... kamu bawa pulang aja mobilnya. Sekalian kamu cuci biar senin nanti saat saya udah pulang gak kotor lagi. Hehehe," kata Pak Ferry membuat Ajie akhirnya mengalah dan menuruti perkataan Pak Ferry.
"Ya sudah Pak... jadi Ajie pulang aja yah sekarang."
"Gak usah... tidur dikantor aja. Hahahahah, yah jelaslah kamu pulang." Canda Pak Ferry membuat Ajie ikut tertawa.
"Ok deh Pak... nih Ajie udah mau mutar balik tuk pulang rumah."
"Ok lah kalau gitu... see u yah."
"Sama-sama Pak... thanks." Akhirnya Ajie menutup telponnya.
Baru saja ia ingin meletakkan kembali HPnya, tiba-tiba sebuah pesan SMS masuk.
Ajie mengernyitkan alisnya saat melihat nomor tak dikenal, maka ia pun membuka pesan tersebut.
08123*******
"Ji, gue dah pulang duluan yah... gak usah dijemput. Hehehe,"
"Astagaaaa... lupa euy." Ajie menepuk jidatnya saat tersadar akan sesuatu. "Dasar Ji... Ji, masih muda kok udah pikun."
Ajie segera nge-save nomor HP tersebut. Kemudian ia menekan tanda Dial di HPnya.
"Assalamualaikum...yah Ji." Jawab seseorang diseberang.
"Reni yah?" Tanya Ajie.
"Assalamualaikum... dijawab dulu salamnya Ji."
"Eh iya... heheheh, Wa'alaikumsalam wr wb." Jawab Ajie.
"Beuh lengkap amat... hehehe." Jawab orang diseberang yang ternyata Reni.
"Kamu dimana?" Tanya Ajie kembali.
"Dihatimu... hehehehe," jawab Reni membuat Ajie tersenyum.
"Dasar... orang serius, kamu dimana?" Tanya Ajie lagi.
"Dirumah lah... masa di cafe." Jawab Reni sedikit ketus.
"Hehehe, maaf yah... Ajie lupa tadi gegara tiba-tiba ada kerjaan dikantor." Jawab Ajie. "Nih, aja Ajie baru pulang."
"Iya it's ok Ji... udah biasa kok Reni digituin ma lo."
"Sorry deh... btw, sebagai permintaan maaf. Besok Ajie traktir... mau?" Tanya Ajie mencoba negosiasi.
"Hmm, kenapa gak malam ini aja?" Tantang Reni membuat kening Ajie mengerut.
"Ngaco... ini dah jam berapa tau." Jawab Ajie membuat Reni nyengir di seberang.
"Aihhhh... takut nih. Hehehehe" jawab Reni.
"Aishhhh bukan takut tau, tapi ingat waktu lah non."
"Iya... iya lagian Reni juga bercanda kok." Kata Reni.
"Oh iya... hmm," kata Ajie menggantung dan terlihat sedang berfikir sejenak.
"Kenapa Ji?" Tanya Reni penasaran.
"Udah... lupain aja. Hehehehe," Ajie sepertinya ragu ingin mengatakan sesuatu.
"Ye bikin orang penasaran aja... buruan bilang. Ada apa seh?" Ketus Reni diseberang membuat Ajie tersenyum.
"Udah... bukan masalah besar kok. Ya udah, nih Ajie lagi nyetir. Besok dilanjut lagi yah." Kata Ajie selanjutnya.
"Beuh... tajir nih sekarang... udah pake mobil." Ledek Reni.
"Mobil orang kaleeeee... udah ah, kalo Ajie dah sampai rumah... nanti Ajie telpon balik yah."
"Hahahahahaha... Ji... Ji. Ini udah ketiga kalinya lo bilang kek gitu." Tawa Reni diseberang membuat Ajie bingung.
"Masa sih?"
"Ya elah nih anak... ya udah, nyetir gih sana. Besok Reni gak akan nunggu." Kata Reni lagi.
"Jadi kan besok? Kali ini Ajie bakalan nepatin janji. Hehe,"
"Nanti kalo udah jadi, baru dibilang jadi Ji..." jawab Reni.
"Maksud kamu?"
"Udah... buruan pulang sono. Banyak nanya lagi."
"Iya iya...ya udah. Daaaaahhhhh."
"Assalamualaikum." Reni memberi salam membuat Ajie geleng-geleng kepala.
"Wa'alaikumsalam." Jawab Ajie lalu menutup telponnya.
Ajie mempercepat laju kendaraannya saat melewati Jalan Andi Tonro karena terlihat jalan udah agak sepi.
Tak lama Ajie tiba di rumahnya yang terletak di jalan Baji Gau.
Ajie memarkirkan mobil di depan pagar rumah dikarenakan ia tidak mempunyai garasi mobil.
Beberapa saat kemudian...
Ajie baru saja membersihkan wajah dan tubuhnya di kamar mandi, kemudian ia melangkah keluar ke teras rumah.
"Mana motor kamu Ji?" Tanya Mamahnya yang ternyata sedang duduk di ruang tamu. "Dan itu mobil siapa?"
"Ohh mobil Pak Ferry mah... bos Ajie dikantor." Jawab Ajie lalu menceritakan semua kejadian yang diperintahkan oleh Pak Ferry tadi.
Tapi, jelas saja tidak semua kejadian yang ia ceritakan ke Mamahnya. Apalagi masalah WP premium yang ia antar tadi. Bisa tambah runyam masalahnya.
DRTTTTTT...!!! Hpnya bergetar dan suara notifikasi pesan masuk di HPnya.
"Siapa Ji?" Tanya Mamahnya.
YOU ARE READING
Don't Give Up
General Fiction"Uhhhkkk..." Pria itu menggelitik belakang telinga gadis itu, tanpa melepaskan ciumannya. Kedua tangan gadis itu hanya memegang lengan dan pundak pria itu yang sedang memberikan rangsangan terhadapnya. "Uhhh, kak..." Pria itu melepaskan bibirnya, da...
