Chapter - 16

3.3K 39 2
                                    

maafkeun aku, lama update.. 

hari ini double update yah!

"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di Manado, kita telah mendarat di Bandar Udara internasional Sam Ratulangi, kami persilahkan kepada anda untuk tetap duduk sampai pesawat ini benar-benar berhenti dengan sempurna pada tempatnya dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan. Berakhirlah sudah penerbangan kita pada hari ini. Atas nama Garuda Indonesia, kapten Paidikage dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat berpisah dan semoga dapat berjumpa lagi di dalam penerbangan Garuda Indonesia lain waktu. Sebelum meninggalkan pesawat, kami ingatkan kembali kepada anda untuk memeriksa kembali bagasi kabin anda agar tidak ada barang yang tertinggal. Para penumpang dengan lanjutan penerbangan silahkan melapor pada bagian layanan pindah pesawat di ruang penerbangan. Terima kasih." Terdengar suara awak kabin saat pesawat baru saja mendarat di bandara Sam Ratulang Manado.

Ajie terlihat turun dari pesawat sambil menarik sebuah travel bag di tangan kanannya.


Akhirnya pria itu tiba di Manado dengan selamat. Untung pilotnya yang bernama Paidikage tidak menjatuhkan pesawatnya di tengah laut. (Seperti doa para reader di komen-komen sebelumnya)

Ajie menghentikan langkahnya di tempat pengambilan bagasi. Lalu melihat di sebuah layar TV kode penerbangan pesawat yang Ajie naikin tadi.

"Hmm, disini..." Gumam Ajie pelan saat mengetahui tempat pengambilan bagasinya.




INTERMEZO...

Saat masih menunggu bagasinya, tiba-tiba 2 orang pria berpakaian seragam lengkap Pilot sedang melangkah ke arah Ajie. Dan 4 orang perempuan cantik memakai pakaian pramugari berwarna orange dan juga ada yang berwarna hijau berjalan berdampingan dengan kedua pilot tadi.

Salah satu pilot menghampiri Ajie. "Ji... kenalkan, gue Paidikage." Kata Pilot itu sambil mengulur tangannya mengajak Ajie berkenalan.

"Eh..." Ajie bingung. Tapi tetap membalas salaman pria itu.

"Liat?? Banyak pramugari nih... Mau tukeran gak ama Hmmm," Ujar Paidikage, menatap wajah Ajie dan terlihat pria itu sedang menggigit bibirnya sendiri. "Kita party yooo."



PLAK!!! Paidikage segera menepuk pantat Ajie membuat Ajie langsung terkejut.

END...


Ok, Jangan terlalu serius yah suhu-suhu semuanya...






Back to laptop...



Beberapa saat kemudian Ajie sudah mendorong sebuah troli yang sudah lengkap dengan beberapa koli barang bawaannya melangkah keluar dari pintu kedatangan.

Dari kejauhan, terlihat seseorang yang beberapa bulan yang lalu Ajie kenal. Saat acara ASS Meeting di Makassar.


Pak Nando, eks ASS Manado yang melihat Ajie keluar dari pintu keberangkatan langsung mengangkat tangannya. "Pak Ajie..."

"Eh..." Ajie pun akhirnya keluar menghampiri Nando.

"Wah... Welcome to Manado Pak Ajie." Ujar Nando berjabat tangan dengan Ajie.

"Siap Pak... waduh kok repot-repot harus jemput Ajie Pak. Kan bisa naik taksi aja."

"Kebetulan Pak Putu minta tolong ke saya Pak untuk jemput Pak Ajie."


"Hmm, Thanks banget yah Pak." Kata Ajie tersenyum.

"Jadi, nginap dimana nih malam?"

"Kebetulan ibu Mitha udah bookingkan di SwissBell Hotel Pak." Jawab Ajie.

"Ok, kita langsung aja atau?" Tanya Nando.

"Mungkin kita check in dulu kali... terus setelah itu terserah bapak aja." Jawab Ajie.

"Mau ngopi?" Tanya Nando.


"Boleh deh kalo bapak gak sibuk."

"Ok sipp."


Akhirnya Nando mengambil mobil diparkiran dan menyuruh Ajie untuk menunggu di depan kedatangan karena mengingat barang yang Ajie bawa lumayan banyak.

Saat dalam perjalanan, sepanjang jalan A.A Maramis - Kairagi. Terlihat Ajie memperhatikan dari dalam mobil suasana dikota Manado.

Kota Manado, sebuah kota seluas 15.726 ha yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi. Kota yang dikenal akan keramah-tamahan penduduknya merupakan salah satu tujuan wisata dibagian timur Indonesia, terlebih wisata bahari.

Kota Manado merupakan kota terbesar di Sulawesi Utara sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi. Secara geografis terletak di antara 10 25′ 88″ – 10 39′ 50″ LU dan 1240 47′ 00″ – 1240 56′ 00″ BT.

Kota Manado di diami oleh beberapa etnis besar dari Sulawesi Utara diantaranya Minahasa, Bolaang Mongondow dan Sangihe-Talaud dan berbagai golongan agama dengan mayoritas penduduk Kota Manado beragama Kristen.


Terlihat jelas sepanjang jalanan yang mereka lalui, Ajie belum melihat sama sekali ada Mesjid. Namun, yang terlihat sangat banyak adalah Gereja yang berdiri kokoh hanya berjarak beberapa ratus meter antara satu sama lain..

Meskipun Kota Manado di diami oleh berbagai etnis dan berbagai golongan agama namun masyarakat Kota Manado selalu hidup rukun dan damai. Slogan Torang Samua Basudara seolah semakin memperkuat kerukunan hidup masyarakat di Kota Manado. Tak heran jika beberapa tokoh bangsa mengatakan bahwa Manado merupakan miniatur Indonesia.

Tak lama, mereka-pun tiba di SwissBell Hotel yang terletak di jalan Jendral Sudirman daerah Tikala.

Ajie dibantu oleh salah satu pegawai hotel mengangkat beberapa barangnya dari mobil.

Setelah menanyakan ke salah satu resepsionis tentang kamar yang telah di booking atas namanya. Akhirnya ia dipersilahkan untuk naik ke lantai 4.



Beberapa saat kemudian...



Kafe atau Cafe, biasanya kita mengenal sebagai tempat tongkrongan yang asik. Dibanyak kota, keberadaan kafe memang terkesan sebagai tempat hang-out yang bisa menguras kocek, akan tetapi beda halnya dengan sebuah tempat tongkrongan ngopi di kota Manado, dikenal dengan sebutan Kafe Jarod.

Pemiliknya bernama Jarod? Bukan...

Jarod hanyalah kependekan dari "Jalan Roda", ya memang ini berawal dari sebuah jalan kecil di tengah kota Manado bernama Jalan Roda.


Di sepanjang jalan ini dipenuhi warung kopi, mie rebus, dan makanan lainnya. Bentuknya bukan seperti kafe-kafe mewah dan mahal, melainkan hanya jejeran warung kopi yang hangat, akrab, dan murah meriah.

Berbeda pula dengan kafe-kafe mahal, warung kopi di Jalan Roda ini tidak buka sampai larut malam, karena jam 19.00-an warung-warung ini sudah tutup.

Terlihat Ajie dan Nando memilih salah satu meja yang berada di tengah-tengah kawasan Jarod.


"Rame yah..." Ujar Ajie yang masih melihat-lihat seputaran Jarod.

"Iya Pak... disini mah tempat ngumpulnya para makelar dari segala penjuru... dan juga tempat ngumpulnya para salesman. Jadi pintar-pintarnya bapak kalo mau nge-check salah satu salesman yang mangkir saat jam kerja." Ujar Nando membuat Ajie menggelengkan kepalanya.

"Siang Pak... mo minum apa dunk?" (Mau minum apaan?) Salah satu pelayan warung menghampiri mereka dengan memakai logat Manado

"Kopsus (Kopi Susu) 2 Jo neh Ci." Jawab Nando.

'Jo' itu embel-embel logat/bahasa Manado. TS-nya juga gak tau persis apa artinya. Hehehehe...


Tak lama, dua cangkir kopi dihidangkan dimeja mereka. Ajie dan Nando segera menyeruput kopi susunya.

"Oh iya, kapan jadinya Pak Putu kesini?" Tanya Nando.

"Senin katanya Pak... sekalian mau ngenalin ke pihak Distributor." Jawab Ajie.


"Ohhh... jadi selama 2 hari ini rencananya mau ngapain nih?" Tanya Nando.

"Paling nyari kosan dulu Pak." Jawab Ajie.

"Oh iya, mobil yang lama udah ditarik ama pihak Rental... karena kita ganti vendor. Terus, tadi saya udah telfon pihak ASSA Rent katanya mobil Bapak udah ready tinggal ngambil aja." Kata Nando menjelaskan.

"Oh gitu yah Pak... ya udah deh. Nanti biar Ajie yang nelfon ke pihak ASSA nya."

"Emangnya mau ngambil sekarang mobilnya?" Tanya Pak Nando.

"Hmm... suruh anterin ke kantor Distributor aja Pak. Biar senin aja sekalian." Jawab Ajie. "Lagian kan Ajie juga gak tau jalan di Manado."

"Tadi sih saya udah telfon Maikel, salah satu SR bapak di Manado.... katanya sih sore baru dia bisa gabung."

"Oh iya yah dia SR GT? namanya Maikel-kan." Kata Ajie.

"Iya... heheheh, kali aja Pak Ajie mau nyicipin None-None Manado. Tuh Maikel kebetulan banyak stocknya." Ujar Nando membuat Ajie hanya geleng-geleng kepala.


"Hahahaha, enggaklah Pak."

"Halahhh... Pak Ajie, Manado itu terkenal 3B-nya..." ujar Nando kembali sambil tersenyum.

"Apaan tuh?"

"Bubur Manado, Bunaken dan Bibir Manado... hahahahahahaha." Ujar Nando tertawa.

"Astaga..."


"Lah Pak Ajie gak percayaan... lihat aja. Apakah Pak Ajie bisa nahan dengan godaan disini. Hihi." Kata Nando. "Pastinya nanti bapak pengen lancar berbahasa Manado kan?" Lanjut Nando bertanya.

"Hmm, pasti pak... biar mudah berinteraksi dengan outlet-outlet disini Pak." Jawab Ajie sambil mengangguk.


"Makanya bapak itu harus merasakan Sop Lidah Manado." Ujar Nando dengan senyum liciknya.

"Hah? Kayak makanan daging berkuah gitu yah Pak?" Tanya Ajie masih bingung. "Hmm, persis coto Makassar donk."


"Ohhh beda Pak... Sop Lidah itu, bukan makanan..." Ujar Nando. "Maksudnya itu, Pak Ajie harus nyiicipin Sop Lidah Nona Manado... bruakakakakakaka." Jawab Nando tertawa.

"Busyet... dasar Pak Nando bisa aja." Kata Ajie yang sudah mengerti maksud pria itu.

"Hehehe... ya udah. Pokoknya bapak harus cobalah sesekali. Apalagi SPG-SPG kita tuh... bedeh berani-berani loh Pak."

"Udah deh Pak... ganti topik aja." Ujar Ajie lalu akhirnya mereka tertawa bersama sambil kembali mengobrol mengenai kerjaan.


Nando menjelaskan banyak hal ke Ajie. Walaupun dia udah gak kerja di Indofood lagi dan udah pindah ke Danone. Tapi, ia merasa bertanggung jawab menjelaskan kerjaan Ajie di Manado.

Ajie hanya ngangguk-ngangguk dan sesekali bertanya suatu hal ke Nando. Saat pria itu masih menjelaskan semuanya.


"Mau nomornya Maikel?" Tanya Nando disela-sela diskusi. "Nih..." Lanjut Nando sambil memperlihatkan layar HPnya ke Ajie.

"Boleh deh... oh iya, yang megang MT siapa lagi namanya Pak?" Tanya Ajie sambil memencet layar HPnya dan nge-save Nomor tersebut.


"Orang baru Pak... kebetulan yang lama udah resign juga bareng saya." Jawab Nando. "Namanya Vita Kindangen."

"Ohhh cewek yah?" Tanya Ajie.

"Hehehe... Cantik Pak. Kebetulan pas saya lagi jalan ke Hypermart. Nah, ketemu deh ma dia." Jawab Nando.

"Ohhh... emang sebelumnya kerja dimana si Vita-nya Pak?" Tanya Ajie kembali.


"Dulunya sih TL (Team Leader) SPG Nestle Pak." Jawab Nando. "Ya udah, saya coba nawarin ke dia untuk posisi SR. Yah dia maulah... hehehehe."

"Ohhh... udah berkeluarga?"

"Busyet... detail gitu pertanyaannya Pak Ajie." Ujar Nando sambil tertawa. "Yah, biar dia udah nikah... tapi, body-nya itu masih kek gadis loh Pak."


"Hahahaha... Pak Nando ada-ada aja."

"Pokoknya, selamat datanglah di dunia bidadari." Kata Nando membuat Ajie mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Satu lagi... disini, cewek-ceweknya masih menilai apa yang kita kendarai loh Pak... apalagi bawa mobil Rush. Hadehhhh, mudah banget tuh ngajakin ngamar."


"Busyet... Ajie lagi pengen fokus dengan kerjaan Pak. Gak pengen mikir macam-macam dulu." Jawab Ajie merasa heran dengan kelakuan Nando.

"Masih bujang kan?" Tanya Nando, dan Ajie mengangguk. "Yah, Mumpung masih bujang lah Pak. Nikmatin dulu."

"Enggak lah Pak... hehehehe,"

"Yah memang belum sekarang... tapi, tunggu aja beberapa minggu kemudian. Saya yakin, tuh mobil bakalan nangkring di Mega Mall... hahahahaha." Ujar Nando kembali bercanda.


Saat mereka masih asyik mengobrol, dari arah kejauhan. Beberapa gadis cantik dengan kulit putih seputih kapas, dan semuanya hanya memakai kaos oblong namun bawahannya memakai hot pants yang memperlihatkan paha putih khas cewek-cewek Manado. Nando yang melihat para gadis itu, segera menyenggol lengan Ajie.

"Lihat tuh..." Kata Nando membuat Ajie menoleh ke kumpulan gadis itu.

"Hmm, kenapa Pak?"

"Itu, belum seberapa Pak... hehehe," Ujar Nando nyengir. "Disini, istilahnya tuh Pala-pala putih."

"Pala-Pala itu apaan Pak?" Tanya Ajie bingung.

"Artinya Paha Pak... lihat aja, bener-bener Panlok kan?"

"Fiuhhhhh... Pak Nando bener-bener pikirannya mesum melulu." Kata Ajie.

Akhirnya mereka kembali tertawa sambil mengobrol santai.




Don't Give UpWhere stories live. Discover now