Chapter - 20

3.8K 38 1
                                    


Bandara International Soekarno Hatta, Ajie dan ketiga teamnya baru saja tiba. Terlihat masing-masing sedang menarik travel bag keluar dari pintu kedatangan.

Mereka ber-empat pagi tadi meninggalkan Manado menggunakan Pesawat pukul 06.15 pagi menuju Jakarta, dan pesawat sempat transit di Makassar selama 30 menit. Karena waktu transitnya hanya sebentar, jadi Ajie memilih untuk tetap stay di Bandara bersama teamnya daripada pulang menjenguk keluarganya.

"Pak... baru jam 11 yah." Kata Maikel.

"Iya..."

"Pak, enakan mana yah? Bandung atau Bogor?" Tiba-tiba Jenny bertanya ke Ajie. "Karena Jenny baru pertama kalinya nih ke Jakarta... apalagi Bogor ato Bandung. Hehehehe. Pengen banget datang ke dua kota itu"

"Wah, aku gak tau Jen... ini juga, baru pertama kalinya aku nginjak Jakarta." Jawab Ajie.

"Kalo buat cewek sih enakan di Bandung Jen... bisa belanja pakaian bermerk di Factory outlet... pilihannya banyak. Dan juga merknya dari luar negeri smua." Vita menjawab pertanyaan Jenny. Karena memang ia sudah beberapa kali datang ke Bandung.

"Hmm, Pak..." Kata Jenny menatap wajah Ajie penuh harap.

"Yeh Jen, jangan bilang ngana suka mo ke Bandung?" (Jangan bilang kamu pengen ke Bandung?) Tanya Maikel menyela.

"Hehehe, berapa jam so dari Bandung ke Bogor?" Tanya Jenny lagi.

"Kalo gak macet sih, bisa 2 jam." Jawab Vita. "Tapi, kalo macet yah bisa berjam-jam."

"Pak... bagaimana kalo torang (Kita : Semua) ke Bandung jo dulu?" Tanya Jenny penuh harap. "Terus, minggu malam baru torang ke Bogor... hehehehehe."

"Tapi, kan kamu dah booking hotel di Bogor." Kata Ajie.

"Yeh Pak, kan masih booking... paling nanti dorang (Mereka) konfirmasi lagi kalo nda jadi... hehehehe," Jawab Jenny membuat Ajie hanya bisa menghela nafas.

"Lagian gak ada yang tau jalan kan di Bandung?" Kata Ajie lagi.

"Tenang Pak, kalo hanya daerah kotanya sih Vita tau." Jawab Vita.

"Jadi?"

"ke Bandung jo kwa Pak... nehhh, Plisss." Jawab Jenny memohon.

"Biar jo Pak, lagian kita juga mo lihat cewek-cewek Bandung." Ujar Maikel menimpali.

"Fiuhhh, ya sudah... kalo memang kalian mau ke Bandung... aku ikut aja." Jawab Ajie membuat Jenny tersenyum.

"Pak Ajie baik deh... nanti malam, Jenny temani bobo neh."

"Hush... ngaco kamu." Jawab Ajie sambil menggelengkan kepalanya.

"Deng (Dengan) kita (Saya) jow Jen." Maikel menjawab sambil memasang wajah termesumnya.

"Bampuki (Lobang meki) ley ngana," Satu makian pedis keluar dari mulut Jenny membuat Maikel nyengir.

"Sudah... sudah," Kata Ajie melerai keduanya. "Oh iya Vit, jadi dari sini ke Bandungnya naik apaan?" Tanya Ajie kembali.

"Boleh naek Cipaganti, atau nda naek Bus Primajasa... Tapi, mending naek Primajasa jo Pak, murah. Hehehehehe" Jawab Vita tersenyum sambil menoleh ke Ajie.

"Ya sudah... yuk kalo gitu." Kata Ajie dan akhirnya mereka melangkah ke salah satu counter tempat pembelian tiket Bus primajasa.


Ajie mengeluarkan 4 lembar uang seratus ribu, kemudian penjaga loket mengembalikan 2 lembar uang dua puluh ribu ke Ajie. "Hmm, ternyata 90rbu yah harganya." Gumam Ajie pelan.


Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka-pun naik ke atas salah satu bus panjang bertuliskan Primajasa di sisi kiri dan kanan.

"Kel... kita jow duduk deng Pak Ajie." Kata Vita yang langsung duduk di samping kursi Ajie.

"Eh..." Ajie hanya sedikit terkejut namun Vita hanya tersenyum manja dihadapannya.

"Ya sudah... sana Jen, kita duduk di pinggir jendela." Kata Maikel yang berada di posisi belakang Ajie dan Vita.


Perjalanan-pun dimulai. Dimana saat ini keadaan dalam Bus cukup ramai. Dan beberapa menit kemudian, terlihat pintu tol Cikampek dari kejahuan.

Makin lama keadaan dalam kabin mulai sepi. Dikarenakan beberapa penumpang sudah mulai tertidur.

Vita sesekali melirik ke samping. Kemudian menggigit bibirnya sendiri saat melihat paras wajah Ajie dari samping yang dihiasi bulu tipis di pipi dan juga dagunya.


"Pak... tumben, belum dicukur." Kata Vita menunjuk pipi pria itu.

Ajie menoleh sambil tersenyum "Paling nanti dihotel aja baru aku bersihin."

"Kalo menurut Vita, cakepan brewokan tipis kek gini Pak... hehehe, kelihatan seksi." Jawab Vita dan Ajie hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu ada-ada aja."

"Yeh dibilangin... gak percaya." Kata Vita.


Ajie hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, lalu kembali menatap ke samping jendela membuat Vita mengembungkan pipinya karena dicuekin oleh pria itu.

Tak lama, saat Bus melewati sebuah papan rambu lalu lintas di tengah pembatas Tol berwarna putih yang bertuliskan KM 97, terlihat hujan mulai turun membasahi jalan raya, dan beberapa kali bus harus rem mendadak untuk mengendalikan kendaraan. Ternyata Pak sopir-nya cukup handal, benak Ajie yang sempat terkejut sesaat.

Tak terasa, perjalanan panjang mereka yang ditempuh -/+ 3 jam ini membuat tubuh Ajie agak lelah. Namun, sejak tadi ia tidak bisa memejamkan kedua matanya seperti yang dilakukan Vita disampingnya.

Bus yang mereka tumpangi memang tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan. Dan tujuan pemberhentian terakhir-nya adalah di Batununggal, Buah batu.

Sejam kemudian, Bus berhenti di pintu Tol Moch. Toha dan Ajie kembali menoleh ke samping yang ternyata Vita masih tertidur pulas, begitu juga Maikel dan Jenny yang berada di kursi belakang.

Bus berhenti di sebuah perempatan, dan terlihat Lampu lalu lintas tiba-tiba berwana merah menandakan kendaraan harus berhenti sesaat. Ajie kembali melihat jendela samping, kemudian membaca sebuah rambu lalu lintas penunjuk arah berwarna hijau dengan tulisannya berwarna putih bertuliskan Buah Batu dengan tanda panah belok ke kanan. Ditambah lagi sayup-sayup suara music dari speaker mobil membuat sekujur tubuh Ajie merasakan sesuatu.

Ajie merasakan sebuah kedamaian, ditambah lagi butiran-butiran air yang menempel di kaca jendela membuat suasana hati Ajie jauh lebih berbeda saat berada di Makassar maupun Manado. Mungkin, karena kedua daerah tersebut beberapa bulan ini terjadi musim kemarau yang berkepanjangan.

"Hmm, Bandung... bener apa kata orang-orang." Gumamnya pelan. Sembari menatap beberapa ruko-ruko yang dilewati oleh Bus Primajasa.

Ajie tersadar dari lamunannya saat Bus berhenti tepat di pangkalan yang terletak di Pasar baru Batununggal.

Ia kemudian meregangkan kedua tangannya ke atas sesaat, kemudian menoleh ke Vita yang ternyata masih tertidur.

"Vit... udah sampai." Kata Ajie membangungkan wanita di sampingnya.

"Hoaemmmm... Eh... so sampai Pak." Kata Vita yang baru saja tersadar.


Terlihat juga kedua team Ajie dibelakang sudah berdiri. Dan akhirnya mereka ber-empat turun bersamaan dengan para penumpang lain.


"Banduuunnnngggg duhhh dinginnyaaaa..." Teriak Maikel yang merasakan tubuhnya tiba-tiba menggigil lalu segera melipat kedua tangan di dadanya.

Saat setelah mereka mengambil travel bag masing-masing, terlihat beberapa taksi berjejer terparkir dengan teratur. Karena memang semua taksi bergiliran untuk mengambil para penumpang sesuai aturan dari pengelola Primajasa.


"Mau nginap dimana?" Tanya Ajie.

"Bentar Pak..." Kata Vita lalu membuka applikasi di HPnya untuk membooking Hotel di daerah pusat kota.

Saat Vita masih sibuk men-searching Hotel, Ajie dan Maikel menaikkan barang-barangnya ke bagasi mobil taksi yang baru saja mereka panggil.

"Gimana Vit?" Tanya Ajie menghampiri wanita itu.

"Dapat Pak... hehehehe, pas di daerah pusat kota." Jawab Vita. "Kang, ke Hotel Anggrek neh di jalan Riau." Kata Vita kepada supir taksi.

Akhirnya taksi tersebut mengantar mereka ke Hotel yang di maksud.




Beberapa saat kemudian...



Taksi berhenti di depan Hotel Anggrek Gandasari, yang terletak di jalan RE. Martadinata yang dulunya bernama Jalan Riau dan ternyata hotel tersebut berdampingan dengan Yogya Riau Junction.

Setelah membayar ongkos taksi, Ajie dan ketiga teamnya melangkah masuk ke dalam Hotel.


"Pak, Bayar sendiri-sendiri kah?" Tanya Vita menatap wajah Ajie saat baru saja masuk ke lobby hotel.

"Hmm, biar nanti aku yang bayarin." Kata Ajie membuat ketiga teamnya langsung ceria.

"Gitu donk baru Pak Ajie yang baik hati..." Kata Vita girang.


Akhirnya Ajie membayar dua kamar sekaligus, kemudian setelah itu Ajie memanggil ke-tiga teamnya yang masih berdiri tak jauh dari meja Resepsionis.

"Aku sekamar dengan Maikel, dan kalian berdua gak apa-apakan sekamar juga." Kata Ajie.

"Gak apa-apa kale Pak... atau, Vita jo yang sekamar deng bapak?" Tanya Vita dengan senyum penuh arti.

"Iyo, Vita... kita (Saya) dukung itu... biar jo (Aja) kita yang mengalah sekamar deng Jenny." Kata Maikel membuat Jenny geram.

"Tidur sendiri jo ngana Kel... mending kita tidur dengan Pak Ajie juga... wekkk." Jawab Jenny.

"Sudah... kalian sejak tadi rebut melulu." Ujar Ajie membuat Maikel hanya nyengir. "Nih kunci kalian." Kata Ajie selanjutnya sembari memberikan kunci kamar ke Vita.



Beberapa saat kemudian...


Saat Ajie dan Maikel masih ngobrol dalam kamar sambil baring-baring di ranjang masing-masing, tiba-tiba pintu kamar di ketuk.


Tok...Tok...Tok!!! "Paling mereka tuh... bentar Pak, biar Maikel yang buka." Kata Maikel lalu beranjak untuk membuka pintu kamar.

"Toh, Apa kita bilang... hehehehe," Kata Maikel saat kembali dan terlihat dua orang wanita bersamaan dengannya.

Vita siang ini hanya memakai T-shirt berwarna putih dengan corak hitam, dan di bagian dadanya lumayan terbuka membuat belahan bukit kembarnya terpampang jelas di hadapan Ajie, sedangkan bawahannya memakai Legging berwarna hitam membuat kaki jenjangnya tercetak dibalik legging-nya.

Sedangkan Jenny memakai cardigan biru, dan dalamannya memakai kaos oblong berwarna abu-abu. Sedangkan bawahannya memakai jeans denim.

"Yuk Pak... jalan-jalan." Kata Vita.

"Hmm, mau kemana kalian?" Tanya Ajie yang masih baring di atas ranjang.

"Paling lihat-lihat baju... hehehehe," Jawab Vita tersenyum.

"Dehhh... ini cewek-cewek pasti ujung-ujungnya minta dibayarin Pak." Kata Maikel geleng-geleng kepala.

"Enak aja... kalo itu sih, kita bisa bayar sendiri kaleeee Kel." Jawab Jenny.

"Ya sudah, aku ganti baju dulu." Jawab Ajie yang segera beranjak dari tempat tidur.


Ajie mengambil sebuah kaos dari tas-nya. Kemudian, tanpa permisi ia segera membuka bajunya dihadapan ke dua wanita itu.


Degh!!! Vita menatap tanpa bergeming tubuh atletis Ajie sambil menelan ludah. Tiba-tiba dadanya berdetak tak beraturan, membuatnya menggigit bibirnya sendiri tanpa melepaskan tatapannya ke tubuh Ajie.

"Ihhh bapak... gak lihat apa, ada cewek disini." Kata Jenny membuat Ajie menoleh sembari memakai kaos yang baru ia ambil dari dalam tas.

"Aishhhh... lupa. Hehehehe," Jawab Ajie.

"Dasar." Kata Jenny.

Ajie siang ini hanya memakai Kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek. Lalu ia memakai sepatunya tanpa memakai kaos kaki. "Yuk..." Kata Ajie.

Beberapa detik, Vita hanya menatap Ajie tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun.

"Yuk Vit." Ajak Jenny menyenggol lengan wanita itu hingga membuyarkan lamunannya.

"Eh... iya, ayoooo."


Akhirnya mereka berjalan kaki ke salah satu Factory Outlet yang terletak tak jauh dari Hotel tempat mereka menginap.

The Secret adalah salah satu factory outlet yang cukup terkenal di kota Bandung. Mereka tiba di depan toko tersebut, dan terlihat dari luar tampilan toko The Secret hanya sebuah bangunan yang lebar dengan warna hitam legam, tak tampak seperti sebuah pusat wisata belanja ternama berkelas FO.

"Yuk Pak..." Ujar Vita saat Ajie masih diam menatap bangunan FO tersebut.

Mereka melangkah masuk ke dalam areal factory outlet dan melewati sebuah koridor yang lumayan gelap, seperti mau masuk sebuah tempat misterius.


"Kel... foto dunk." Kata Jenny tiba-tiba, lalu memberikan HP-nya ke Maikel.

Maikel hanya mencibir namun tak bisa menolak permintaan wanita itu.

Akhirnya, Jenny dan Vita duduk di salah satu kursi panjang sambil berpose dengan macam-macam gaya saat Maikel mulai memainkan skillnya sebagai fotograferamatiran menggunakan HP Jenny.


"Sudah... mana dunk Kel." Kata Jenny lalu beranjak dan mengambil Hpnya.

Sesaat ia melihat-lihat hasil jepretan Maikel. Lalu tersenyum sembari memperlihatkan ke Vita.

"Masih mau foto-foto disini atau mau masuk?" Tanya Ajie yang sejak tadi hanya diam melihat tingkah kedua bawahannya.

Sambil nyengir, akhirnya kedua wanita itu masuk kedalam di ikuti oleh Maikel dan Ajie dari belakang.




Don't Give UpWhere stories live. Discover now