Chapter - 11

4.6K 50 1
                                    

Malam ini, Ajie sedang baring-baring dalam kamar sambil melamun memandang langit-langit di atasnya. Ia memikirkan banyak hal, mulai tentang PIP yang ia jalankan saat ini hingga seorang gadis yang baru saja merusak mood-nya.

Ternyata ia baru menyadari bahwa statusnya saat ini adalah pacar atau kekasih dari sang gadis. Sekilas ia mengernyitkan alisnya, mengingat kejadian saat di pantai Akkarena. Saat dimana gadis itu mengajaknya untuk berpacaran.

Dalam benaknya, ia masih ragu untuk melangkah lebih jauh lagi. Salah satunya itu karena perasaannya kepada gadis lain yang tak lain Mitha masih ngambang. Apakah ia benar-benar mencintai Mitha atau memang hanya sekedar penasaran saja.

Namun, bukan hal itu yang menjadi prioritasnya saat ini. Ia mulai memikirkan apa yang akan terjadi nantinya saat ia sudah berada di kota orang.

Sebuah kota atau daerah yang belum pernah sama sekali ia kunjungi. Bagaimana adat disana, bagaimana kebiasaan masyarakat disana. Semuanya masih menjadi tanda tanya besar dibenaknya.


Terbersik dipikirannya, saat ia harus meninggalkan semuanya di Makassar. Meninggalkan Reni yang saat ini berstatus sebagai kekasihnya. Dan juga meninggalkan seorang Mitha yang sampai sekarang masih membuatnya bingung. Apalagi harus meninggalkan keluarganya di Makassar.

Ajie mengusap wajahnya setelah memikirkan semua itu.

Sampai saat ini, ia belum berterus terang kepada ke dua gadis itu. Bahkan kepada keluarganya pun ia masih belum mengatakan tentang PIP tersebut.


Dalam benaknya, ia menunggu saat momen yang pas dan juga kalau memang posisinya sudah menjadi seorang Supervisor. Baru ia akan ngomong dengan keluarganya.


"Fiuhhhhh..." Ia menarik nafas panjang. Mengingat kembali tentang Reni.

Bagaimana caranya ia mengatakan bahwa ia akan di pindah tugaskan ke kota Manado.


Apakah gadis itu akan menerimanya dan akan tetap mempertahankan hubungan mereka nantinya? Memikirkan hal itu membuat kepala Ajie menjadi pening.

Saat masih sibuk berfikir dengan semua masalah yang ia hadapi saat ini, tiba-tiba HPnya berdering.

Ajie meraih HPnya. Lalu segera menjawab panggilan yang ternyata dari Reni.


"Yah Halo Ren."

"Assalamualaikum... kebiasaan banget sih lo." Kata Reni di seberang.

"Hehe... maaf, Lupa." Ajie nyengir. "Wa'alaikumsalam." Lanjutnya menjawab salam Reni.

"Lo udah dirumah?" Tanya Reni.


Sejenak Ajie beranjak dari tidurnya, lalu berdiri dan melangkah ke meja kerja dalam kamarnya. "Udah." Lalu ia menjawab pertanyaan gadis itu sambil duduk di kursi.


"Oh iya, cuman pengen bilang aja... tadi Reni habis maen ma temen di Route89."
Kata Reni menjelaskan ke Ajie tentang apa yang ia lakukan tadi. "Ama teman-teman kampus doank kok... Hehehe."

"Ohhhh..." Jawab Ajie singkat.

"Kok ohhh doank sih? Ya udah... next gak bakalan gue update ke elu apa aja yang gue lakuin selama seharian." Suara Reni terdengar kesal membuat Ajie tersenyum tipis.


"Terus... masa iya aku bilang aaaahhhhhh." Jawab Ajie.

"Eh iya, sorry yah... tadi lo kerumah tapi gue belom pulang." Kata Reni kemudian.

"It's Ok... terus sekarang..." ucap Ajie terputus.

"Udah dirumah kok." Jawaban Reni barusan membuat Ajie melirik sekilas jam di dinding kamarnya yang ternyata baru menunjukkan pukul 9.30 malam.


"Ohh, ya sudah."

"Ya sudah kenapa?" Tanya Reni.

"Maksudnya?" Tanya Ajie yang terlihat bingung.

"Lupain... hehe," jawab Reni. "Btw, lo lagi ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain sih... nih, lagi duduk doank dalam kamar." Jawab Ajie.

"Berati bukan gak ngapa-ngapain keles... lo itu lagi duduk."

"Hahaha... dasar." Ajie lumayan terhibur dengan guyonan gadis itu.


"Oh iya. Gue boleh nanya lagi gak?"


"Hmm, kenapa?" Ajie berdiri meraih sesuatu dari dalam lemari. Sambil menunggu pertanyaan dari gadis itu.

"Lupain aja..."

"Loh kok? Mau ngomong apaan sih sayang?" Tanya Ajie membuat Reni terdiam.



Hening...!!!



"Sayang..." Suara Ajie terdengar pelan.

"Ji... lo lagi gak stress kan? Hahaha..." Ajie mengernyitkan alisnya mendengar suara Reni. "Geli banget gue di panggilin sayang ma lo... stop yah manggil gue sayang." Lanjut Reni.

"Hahaha, iya yah... aku aja yang manggil rasa gimana gitu. Apalagi kamu yang dengerin." Mereka tertawa bersamaan. Ajie sesekali menarik nafas. Bukan nafas yang sesak karena sesuatu yang perih, namun menarik nafas seperti lega akan sesuatu.


"Eh iya, lo dah makan?" Tiba-tiba Reni bertanya kembali.

"Lagi males makan..."

"Lo lagi diet yah? Hahahaha... laga lo, bentar kena magh baru nyaho." Tawa Reni terdengar ceria. Ajie ikut tersenyum mendengarnya.

"Besok... jalan yuk." Ajie memutus tawa gadis itu.


"Eh... tumben."
Kata Reni.

"Kebetulan pengen nonton... kalo mau, nanti Ajie jemput."

"Gak usah janji mau jemput... Reni gak bakalan kemana-mana besok kok." Kata Reni yang tiba-tiba terdengar serius.

"Hehe... iya, pokoknya janji deh. Besok Ajie jemput." Kata Ajie kembali.

"Di-bilangin gak usah berjanji... lo itu kalo dah janji susah nepatinnya." Ujar Reni membuat Ajie terdiam. "Justru, selalu tiba-tiba aja... cling!!! Tau-tau Udah nongol aja... dasar jelangkung." Lanjutnya.


"Haha... dasar."

"Besok lo kerja kan? Udah buruan tidur gih... dah jam setengah sebelas nih." Kata Reni membuat Ajie menoleh kembali ke Jam dinding.

"Iya yah... gak kerasa udah sejaman nelfonnya."


"Hehe... iya, nih gue juga dah mau bobo... kebetulan besok ngampusnya pagi-pagi banget." Kata Reni membuat Ajie tiba-tiba memikirkan sesuatu.


"Jam berapa ngampusnya?" Tanya Ajie setelah ia memikirkan sesuatu barusan.

"Kenapa? Mau ngantarin gue ke kampus? Hehehe..." tanya Reni.

"Enggak lah... besok Ajie juga harus ngantor pagi-pagi." Jawab Ajie.

"Udah gue duga." Celetuk Reni. "Besok keknya Reni ngampus jam 7 an deh."

"Siapa?" Tanya Ajie tiba-tiba.

"Siapa apanya? Gue maksudnya?" Terdengar nada suara Reni bertanya ke Ajie.



"Yang nanya." Jawab Ajie sambil tersenyum jahil.

"AJIIIIIIIIIII... Awas lo yah." Tiba-tiba suara cempreng terdengar di telinga Ajie. Reni ngambek membuat Ajie hanya senyam-senyum.

"Hehe... udah yah, kamu juga bobo. Jangan begadang."

"Cie...cie..cie... so sweet." Ledek Reni.

"Dasar cewek gila."

"Biarin... udah ah, besok dilanjut lagi yah. Assalamualaikum." Ujar Reni dan di akhiri sebuah salam.

"Wa'alaikumsalam..."



Tut...Tut...Tut!!! Reni menutup telpon setelah mendengar salam balasan dari Ajie.

Ajie tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya malam ini ia bakalan tertidur nyenyak.



Don't Give UpWhere stories live. Discover now