17- New York and You

2.4K 141 3
                                    

"Makanlah" kata Jin sambil memberikan sepiring Roti berisi selai coklat pada Anya.

"Aku belum lapar" jawab Anya sambil sibuk memainkan ponselnya.

Jin menggelengkan kepalanya melihat Anya yang sedaritadi sibuk memainkan game online di ponselnya.

"Nanti ya main game nya. Makan dulu. Dan isi waktu bersamaku dulu" kata Jin sambil mengambil ponsel Anya dan menyimpannya di sakunya.

"Ah. Padahal dikit lagi aku menang." Kata Anya sambil mengambil roti di piring yang tadi disiapkan Jin.

"Berapa umurmu, Anya?" Tanya Jin sambil memainkan rambut Anya.

"Ku kira, kau tak akan menanyakan itu padaku. Aku masih anak kelas 11 SMA, bisa kau tebak berapa umurku." Kata Anya.

"Usia kita berbeda jauh. Apakah kau masih mau bersamaku?" Tanya Jin.

Anya tersedak mendengar ucapan Jin saat itu.
"Maksudmu? Apakah kau menyuruhku mundur secara tidak langsung?" tanya Anya sambil menunduk.

"Bukan, bukan begitu maksudku. Umur kita berbeda jauh. Apa kau mau bersamaku saat mengetahui selisih umur kita yang jauh?" Tanya Jin lagi.

Anya diam.
"Aku pernah membaca di artikel bahwa kau tidak masalah jika berhubungan dengan wanita yang jauh lebih muda 10 tahunan darimu. Lalu? Mengapa kau ragu. Benarkah tebakanku? Kau menyuruhku mundur?"

"Aku malah takut kau mundur. Aku takut kehilanganmu"
"Jangan tinggalkan aku ya, cutie"

"Tidak akan"

******

Baru saja Anya dan keempat temannya sampai di depan kamar hotel tempat mereka menginap selama di New York.

Anya terkejut melihat siapa yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Papa?" gumam Anya tidak percaya.

Cliffe, papa Anya menatap Anya dengan tatapan penuh kemarahan.
"Sudah papa duga, kamu disini. Sudah merasa hebat kamu? Pergi dari rumah tanpa izin. Kabur, ngajak temen lagi. Kamu kesini demi nonton konser idola kamu? Kamu keterlaluan Anya" oceh Papa Anya.

Anya mengepalkan tangannya dengan mata yang memerah menahan air mata.
"Papa yang keterlaluan! Papa selalu anggap Anya rendah. Papa selalu nuntut Anya buat jadi yang paling unggul, Anya udah berusaha Pa! Anya udah berusaha mencapainya, sekalipun Anya gagal, Anya pernah berusaha. Papa gak mikir kan? Seberapa sedihnya Anya pas papa marahin Anya karna nilai Anya turun, padahal cuma dikit loh pa, nurunnya!" balas Anya kesal.
"Papa gak pernah ngebiarin Anya ngelakuin apa yang Anya suka. Papa selalu anggap apa yang Anya suka itu gak berguna. Papa tau apa sih?!" sambung Anya dengan nada gemetar karna tangis.

Cliffe, papa Anya menarik nafas dalam untuk meredam emosi.
"Papa gak maksud gitu. Papa cuma gak mau kamu ngehabisin waktu sama uang cuma buat hal gak berguna" kata Cliffe dengan nada yang tidak setinggi tadi.

"Apa yang gak berguna? Anya pengen ikut les musik, itu gak berguna? Itu bidang yang Anya sukai dan papa bilang itu gak berguna?"

"Anya, papa juga pernah muda kayak kamu. Papa juga sama punya ketertarikan di dunia musik. Papa tekunin semuanya, dan apa hasilnya? Pekerjaan papa sekarang gak ada sangkut pautnya kan sama musik? Papa gak mau, kamu juga kayak papa. Iya kalo kamu berhasil dengan pekerjaan lain, kalo enggak?"

"Makanya, kasih Anya kesempatan buat buktiin ke Mama sama Papa tentang bakat Anya"

"Papa gak mau, sekarang, kamu pulang ke Indonesia. Papa gak terima penolakan. Dan teman temanmu, ajak mereka pulang juga. Papa sama Mamanya Olla nyariin Olla. Mamanya Rain juga cemas. Papanya Celine nanyain ke papa, dipikirnya kamu yang ajak Celine kayak gini pake acara kabur segala"

Seoul, I'm in Love ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang