Jin sibuk memakan makanan yang telah dia pesan di sebuah kedai kecil sepi bahkan nyaris tidak ada pengunjung jika Jin dan Anya tidak singgah disana, di tengah keramaian kota New York.
Sedangkan Anya sibuk memotret kekasihnya itu yang sedang makan dengan lahap."Fotolah aku sebanyak-banyaknya" kata Jin sambil tetap makan dan bergaya di depan kamera yang Anya pegang.
"Kau tau buat apa foto ini ku ambil?" Tanya Anya sambil mengelap dahinya yang mulai dipenuhi oleh keringat karna di kedai itu hanya ada satu kipas angin yang anginnya tidak kencang.
"Kau akan memajangnya bukan?" Tanya Jin sambil menyuapi Anya sesendok sup kepiting.
"Bukan. Aku akan menyimpannya dalam sebuah box. Aku akan menutupnya rapat-rapat. Akan ku gembok. Dan mengamakannya. Aku akan mengambil dan membukanya saat nanti aku telah menikahi calon suamiku di masa depan. Aku akan memamerkan padanya jika aku pernah berpacaran dengan seorang Aktor tampan yang sangat percaya diri dengan bahu lebarnya" kata Anya membuat Jin tertawa.
"Jika nanti yang menjadi suamimu adalah aku, kau akan memamerkan foto itu padaku?" Tanya Jin.
"Oh tentu, aku akan menunjukkan betapa lucunya dirimu saat makan padamu dan anak kita nanti" kata Anya.
"Jika aku menikah denganmu" tambah AnyaJin sangatlah gemas melihat tingkah laku Anya yang memang mengkode bahwa ia ingin kelak Jin yang menikahinya.
"Kau ingin membuat anak dulu lalu menikah atau menikah dulu baru membuat anak?" Tanya Jin membuat pipi Anya blushing.
Dengan cukup keras, Anya mencubit lengan Jin.
"Nanyanya gak bener. Udah ah. Cepetan makannya udah hampir malam, mereka bakalan nyariin" kata Anya.******
Sesampainya di hotel tempat Anya dan teman teman Anya menginap, Anya tidak menemukan mereka berempat.
Anya hanya menemukan TV yang masih menyala."Kemana sih. TV gak dimatiin" dumel Anya sambil menekan tombol off televisi.
Olla.
Memanggil...."Hal---"
"Kalian kemana?!" Sembur Anya.
"Etdah-- main omelin aja. Harusnya ngucap salam dulu kek"
"Dimana ih." Ringik Anya membuat Jin yang duduk di sampingnya menggelengkan kepala tersenyum melihat kemanjaan kekasihnya.
"Malem ini kami mau ke konsernya Ariel Kangen Band. Kayaknya kami gak pulang. Bukannya gak mau ajak lo, sorry banget loh Nya. Abisnya lo keluar sama Jin sih. Kami gak mau ganggu"
"WHAT?? Demi apaan kalian semua dimana mana yang ada itu Ariel Noah sama Andika Kangen Band. Lagian sejak kapan mereka ngadain konser di New York. Kalian kalo mau bohong kira kira dong. " protes Anya sebal.
"Iya deh iya. Intinya malem ini kami gak balik ke hotel. Ajak aja Jin Oppa nemanin lo. See ya besok Anya"
Tuttt
Panggilan diputus sepihak oleh Olla.Dengan geram Anya membanting ponselnya. Untung saja Jin dengan sigap menangkap ponsel itu.
"kenapa sih. Gak boleh marah marah ya, Sayang " Jin menaruh ponsel Anya di nakas yang berada di samping nya, lalu menarik Anya mendekat padanya.
"Sorry, aku emosi sih." dengan malas, Anya mengubah posisi duduknya menjadi berbaring di Paha Jin.
Jin mengelus rambut Anya. Gadis berdarah Indonesia itu menutup matanya. Entah mengapa rasanya Anya kesal dan sedang berada dalam mood yang kurang baik. Namun Anya tetap diam agar menahan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoul, I'm in Love ✔️ [COMPLETED]
Fanfiction{KIM SEOKJIN} "Aku mengharapkan seseorang dan kamu pun datang" "Bukan mereka, tapi kamu" "Seharusnya aku gak pernah mencintai kamu. Kamu memang terlalu sempurna buat jadi milik aku"