Baru 2 langkah Anya keluar dari gerbang sekolah, dirinya kembali dipanggil untuk menghadap kepala sekolah.
"Maaf, saya tidak bisa. Pesawat yang akan saya tumpangi, akan lepas landas sebentar lagi" kata Anya sambil menepis tangan satpam yang berusaha mencegah langkahnya.
"Sejak kapan deh lo ngomong pake bahasa formal banget? Setau gue mulut lo judes kayak cakar ayem. Sekarang sok formal lu" kata satpam satunya yang sedang memakan ceker ayam diposnya.
Anya diam. Tangannya mengepal, wajahnya terlihat memerah. Sekuat tenaga, Anya menahan emosinya.
Melangkah.
"Gue kasih tau nih ya. Sampe kapanpun lo gak akan bisa tuh jadi orang yang kayak di tv itu, lo katanya mau ke Korea kan? Mana mau orang Korea nerima orang kayak lo. Ada juga pasti ada alasan tersembunyi, kesian aja kali ngeliat lo" tambah Satpam itu lagi.
Ingin rasanya Anya menghantam muka orang itu dengan sebongkah batu besar yang berada tak jauh di samping Anya.
"Weh. Kalo mau ngebacod jangan disini. Lihat aja apa yang bakal terjadi selanjutnya. Tutup muka lo setelah ini kalo gak mau malu!" Kata Anya lalu berlari meninggalkan sekolahnya.
'Selamat tinggal, teman. Selamat tinggal sekolah yang kejam'
******
Setelah hampir 8 jam berada di udara, Anya kini melangkahkan kakinya keluar dari Bandara.
"Seoul, i'm back. Jinnie, i will make a suprize!!" Gumam Anya sambil mengeratkan pegangannya pada koper yang ia bawa.
Anya masuk kedalam taxi yang akan mengantarnya ke tempat yang akan dia sewa untuk sekarang dan 2 tahun kedepan.
"Semoga aja, disini aku jauh lebih baik." Kata Anya sambil menatap jalanan disore hari kota Seoul.
"Darimana?" Tanya supir taxi tersebut.
"Jakarta" jawab Anya sekenanya.
"Belajar bahasa korea darimana?"
"Drama Korea yang ditayangin di Indonesia"
"Sudah urus surat kepindahan penduduk?"
Deg..
Anya lupa.
Anya bukan lupa, tapi tidak memikirkan kesitu."Gimana caranya ya?" Tanya Anya sambil mengigit bibir bawahnya gemetar.
"Kau sungguh tidak tau akan hal itu? Lalu kenapa kau pindah ke Seoul?"
"Aku lupa akan hal itu. Aku hanya ingin melanjutkan pendidikanku disini" kata Anya sambil memandang jalanan Seoul yang perlahan basah diguyur hujan.
Setelah itu sunyi, dia mengingat kembali perkataan satpam disekolahnya tadi pagi, tentang mereka yang hanya menerima Anya karna rasa kasihan.
"Nona, kita telah sampai di alamat" kata supir taxi itu membuat Anya berhenti melamun.
"Oh ya. Terima kasih" kata Anya sambil membayar ongkosnya.
Anya turun dari taxi dan langsung disambut baik dengan sang pemilik sebenarnya.
"Atas nama, Anya Reneea Thomas?" Tanya wanita yang umurnya diperkirakan 40 tahunan itu.
"Ya"
Lalu setelah kunci rumah telah diberikan, Pemilik nya pamit pulang lalu Anya langsung mengecek ruangan demi ruangan di rumah itu.
"Besar banget. Dan aku tinggal sendirian? Lah"
Anya meloncat ke atas kasurnya, rumah itu telah berhasil disewanya sampai dua tahun kedepan, dia telah membayar keseluruhannya, jadi tak perlu takut tentang tempat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoul, I'm in Love ✔️ [COMPLETED]
Fanfiction{KIM SEOKJIN} "Aku mengharapkan seseorang dan kamu pun datang" "Bukan mereka, tapi kamu" "Seharusnya aku gak pernah mencintai kamu. Kamu memang terlalu sempurna buat jadi milik aku"