38- Problem

1.5K 89 5
                                    

Baru saja Anya merebahkan tubuhnya ke atas kasur, ponselnya kembali berdering.

Panggilan masuk dari Jinnie.
Jawab.

"Aku merindukanmu" ujar Jin dari balik telpon.

"Baru saja kita bertemu dan kau sudah rindu. Dasar kamu"

"Bagaimana bisa aku tidak merindukanmu. Aku ingin menginap Anya"

Anya diam lalu berjalan ke arah kamar atasnya dan melihat dari jendela bahwa mobil Jin masih terparkir di halaman.

"Kau belum pulang?"

"Aku menunggu persetujuanmu untuk mengizinkan aku menginap"

"Aku kesana" Anya mematikan sepihak panggilannya dan berjalan ke halaman rumahnya.

Anya melihat mobil Jin menyala dengan kaca yang semuanya gelap tertutup.
Anya kembali mengetuk jendela kemudi.
Jin keluar dari dalam mobilnya.

"Kau sudah mengizinkanku?"

"Menginaplah jika kau mau. Meskipun tak ku bolehkan kau tetap membantah, jadi menginaplah" Anya menarik tangan Jin untuk masuk ke dalam rumah.

Masih ada Olla yang terjaga di depan TV, sambil menonton film-film kesukaannya, saat Anya menanyakan keberadaan yang lainnya, Olla malah bilang Glovy tidur sedangkan Celine kencan dengan Taehyung dan Rain juga diajak keluar oleh Suga.

Anya hanya mengiyakan perkataan Olla.

"Jin oppa akan menginap? Berarti sebentar lagi aku mendapat keponakan lucu" olok Olla membuat Anya blushing.

"Apaan sih Olla. Yaudah selamat malam"

"Iya iya. Selamat bersenang-senang" Olla meledek lagi.

Sesampainya di kamar Anya, Jin langsung mengajak Anya menaiki kamar loteng Anya.

"Kita tidur disini ya?" Pinta Jin.

"Kita? Kamu aja kali. Aku tidur di kasur bawah saja"

"Ayolah. Disini bersamaku"

Anya tertawa melihat bibir yang Jin kerucut-kerucutkan itu.

"Iya-iya. Kau membuatku mengiyakan lagi permintaanmu yang menyebalkan ini" Anya akhirnya memilih untuk tidur di kamar loteng bersama Jin.

******
Pagi hari telah datang, Jin buru-buru pamit ke Anya karna hari ini dia ada rekaman.
Celine dan Rain juga belum pulang dari semalam.

"Gue rindu kita yang dulu tau gak" Olla tiba-tiba bersuara saat Anya, dirinya, dan Glovy sedang sarapan bersama diatas meja makan.

"Yang dulu kayak gimana?" Tanya Anya.

"Dulunya kita berlima kemana-mana gak kepisahkan banget. Sekarang mah mencar-mencar sibuk sama relationship nya masing-masing. Apa lagi lo, Nya" ujar Olla sambil mengaduk aduk susunya di gelas.

"Iya Anya. Lo berubah banget. Dulunya pas kita masih beda rumah, malah hampir tiap malem giliran nginep ke rumah siapa. Saking gak mau kepisahinnya. Sekarang, udah seatap aja kayak orang gak saling kenal. Gak peduli lagi satu sama lain" Glovy ikut menimpali.

Anya hanya diam mencerna dengan baik perkataan sahabatnya. Memang ada benarnya, Anya sekarang lebih mementingkan orang yang dicintainya dibanding sahabatnya. Dulu saat mereka berlima masih tinggal di Indonesia, Anya bahkan sangat mementingkan persahabatan diatas segalanya. Tapi bukankah semalam Olla masih sempat mengolok dirinya dengan Jin. Mengapa pagi ini dia seperti ini?

"Terus kalian mau aku ninggalin dia?" tanya Anya datar.

"Gue gak minta lo ninggalin Jin, gak perlu. Cuma tolong atur waktu buat kebersamaan kita juga. Gue minta tolong" Olla beranjak dari duduknya dan pergi melengos meninggalkan Anya dan Glovy yang masih betah duduk di meja makan.

******
Rain dan Celine berlari ke arah pagar sekolah yang hampir tertutup jika saja Celine tidak berteriak agar satpam mencegah menutupnya sebentar saja.

Olla menatap Rain dan Celine tajam.

"Dih, kenapa kamu La? Sensian banget liat orang kayak gitu" protes Celine.

"Lo berdua kemana semalam? Kenapa gak pulang?" Nada bicara Olla meninggi.

"Kita abis keluar La sama Suga dan Taehyung" jawab Rain sambil memperbaiki ikatan rambutnya.

"Gak Anya, gak lo berdua, sama aja. Mentingin cinta dibanding persahabatan" ketus Olla sambil berjalan menjauhi Rain dan Celine yang terdiam karna ucapan Olla.

Sepeninggalan Olla, Anya dan Glovy datang dari arah yang berbeda.

"Kenapa Olla?" Tanya Rain pada Glovy dan Anya yang baru saja tiba.

"Dia lagi marah kali. Mungkin pms" jawab Glovy asal-asalan.

"Sore dan Malem ini jangan ada yang keluar rumah. Kita omongin baik-baik deh semuanya" pinta Anya dan disetujui oleh ketiga orang yang lainnya.

*****
Malam hari tiba. Semuanya sudah berkumpul di ruang televisi.
Semuanya masih bungkam, belum ada yang ingin memulai percakapan.
Sampai akhirnya Olla buka suara.

"Mau sampai kapan kita diem-dieman kayak gini?" Tanya Olla sambil menatap satu persatu sahabatnya.

"Kamu yang kenapa tiba-tiba ngomong kayak gitu. Kita ini masih sahabat dan aku juga masih peduli sama kalian semua" balas Celine.

"Tapi sekarang waktu kalian bukan buat kita lagi. Buat cowok yang kalian cintai. Bener kata Glovy, dulunya kita gak mau dipisahin, sekarang kita sendiri yang misahin diri dari yang lainnya" Olla menatap Anya. Ya, dia menatap Anya, karna diantara mereka semua yang paling memisahkan diri adalah Anya.

Ditatap seperti itu, Anya merasa dirinya telah benar-benar dikucilkan oleh sahabatnya sendiri. Setetes air mata turun dari mata Anya, membahasi pipinya, diikuti tetesan yang selanjutnya.

"Gue gak nyalahin lo Nya. Bukan hanya lo doang, Rain sama Celine juga. Cuma Glovy yang gak kepengaruh. Jadi jangan nangis"

Bukannya diam, Anya malah mengeluarkan suara tangisnya. Dari yang tadinya tangis tanpa suara, sekarang berubah jadi isakan.

"Maaf. Aku belum bisa jadi teman yang baik. Maaf" gumam Anya sambil terisak.

Celine mendekatkan diri pada Anya.

"Seharusnya lo gak natap Anya gitu La. Lo paling tau disini siapa yang paling mudah merasa bersalah" Celine berusaha menenangkan Anya.

Semuanya menjadi semakin rumit. Olla juga merasa bahwa dirinya yang disalahkan. Padahal sebenarnya baik Anya maupun Olla tidak ada yang mau menyinggung satu sama lain. Keduanya hanya ingin menjelaskan isi hati mereka. Terutama Olla.

*******

Benar benar pendek. Maafkan aku ya gais :(
Ini pendek but nanti part selanjutnya aku panjangin deh.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa Vote dan Comment. Makasih banyak💜

Seoul, I'm in Love ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang