22- He is my power

2K 116 5
                                    

Anya dan keempat sahabatnya kini sedang berada di sebuah tempat perbelanjaan terbesar di kota New York.
Jin tadi pamit untuk kembali ke hotel karna ada latihan untuk konser berikutnya.

"lo beli apa?" tanya Glovy pada Anya yang masih bingung ingin memasukkan apa ke keranjangnya yang masih melompong.

"gak tau. Bingung" jawab Anya sambil melihat-lihat kembali barang yang akan di belinya.

Anya berjalan menuju tempat sepatu. Dia mengambil sebuah sepatu pria untuk diberikannya pada Jin, namun dia bingung karna tidak tau ukuran kaki Jin.

"yang mana ya" gumam Anya sendirian sambil menimang kedua sepatu yang sama jenisnya namun beda ukuran.

Anya memutuskan untuk mengambil ukuran yang besar, siapa tau muat.
Anya berjalan menuju kasir dan langsung memberikan sepatu itu pada kassa.

"Nona? Apakah anda bisa melakukan metode pembayaran yang lain?" tanya kassa tersebut.

Anya mengernyit bingung, "memangnya apa ada yang salah dengan kartu kredit saya?" tanya Anya.

"kartu kredit anda sudah tidak bisa digunakan lagi"

Anya mulai merasa ada sesuatu yang salah dengan ini semua, tanpa memikirkan kassa dan sepatu yang akan dibelinya, Anya berlari ke arah ATM untuk mengecek uangnya.

Air mata Anya benar-benar tidak bisa dibendungnya lagi. Kartu kreditnya tidak bisa digunakan dan ATMnya di bekukan.

Anya menatap gelang dan cincin yang dipakainya. Gelang dan cincin itu pemberian mama dan papanya di ulang tahunnya yang ke 16. Gelangnya bisa berkisar 65juta jika dalam rupiah. Sedangkan cincinnya 37juta.

"apa aku perlu menjual ini?" gumam Anya sambil memegang kedua perhiasannya tersebut.

Anya mengangguk sendiri sebagai jawaban untuk dirinya sendiri. Anya bergegas ke toko perhiasaan dan menjual cincinnya, gelangnya masih ditahan olehnya. Toh, dia tidak terlalu membutuhkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat ini.

Setelah mendapat apa yang dia mau,Anya kembali ke kassa tempat ia ingin membayar sepatu yang dibelinya untuk Jin tadi.

Baru saja sampai, Anya langsung membelalakan matanya saat menemukan Jin berdiri tepat di hadapannya.

"Kartu kreditmu kenapa?" tanya Jin pada Anya.

"tidak apa-apa. Baguslah kau disini. Aku akan membelikanmu sepatu, tapi aku tidak tau ukuran kakimu" kata Anya sambil menarik Jin ke arah kasir.

"bisakah kau keluarkan lagi sepatu yang tadi ingin ku beli?" tanya Anya pada kassa tersebut.

"maaf Nona. Tadi kau meninggalkan kasir sebelum kau membayar barangmu. Sekarang barang itu sudah terjual pada laki-laki yang tadi baru saja pergi darisini"

Anya berdecak sebal. Jadi, untuk apa dia menjual cincin hadiah ulang tahunnya? Terlebih itu adalah hadiah ulang tahun dari orang tuanya.

Jin tau akan situasinya lalu mengajak Anya untuk pergi ke suatu tempat yang jauh dari keramaian. Anya menyetujuinya lalu mengirimi temannya pesan bahwa dia akan pergi bersama kekasihnya itu.

*****

"kau tidak mau bercerita padaku?" tanya Jin pada Anya.

Anya menatap Jin dalam.
"maafkan aku, aku belum bisa memberimu apa-apa dari awal kita bertemu sampai sekarang" kata Anya sambil memegangi pipi Jin.

Jin menggeleng lembut, "memangnya Cinta itu harus berdasarkan seberapa sering kau memberiku barang? Hey dasar kau wanita manisku. Tidak apa apa jika kau tidak memberikan barang berharga. Cukup lakukan aku dengan layak sebagai pasanganmu itu lebih dari cukup" Jin mengusap kepala Anya lagi.

Anya mengangguk lalu memanggil seorang pelayan untuk menghampirinya.

Seorang wanita berumur sekitar 60 tahunan datang. Dia adalah pemilik kedai kecil tersebut. Dia membuka kedai itu bersama suaminya yang juga sudah tua. Hanya mereka berdua.

"Nyonya, bisakah aku mendapatkan sebotol besar minuman beralkohol?" tanya Anya.

"hey" tegur Jin pada Anya.

"biarkan aku minum. Aku sedang ada masalah. Lagipula kau akan tetap disampingku kan? Aku tak perlu cemas" kata Anya.

Wanita tua itu mengangguk sambil tersenyum dan tidak lama dia kembali dengan pesanan Anya.

"terima kasih Nyonya" kata Anya dengan senyumannya.

Wanita tua itu mengangguk lalu berlalu.

Jin menatap gadis disampingnya yang sedang sibuk meminum minuman tersebut.

"ini kebiasaan yang buruk" kata Jin sambil memegang pipi Anya.

Anya hanya diam sambil menatap Jin sayu.

Jin tersenyum melihat gadis disampingnya yang mulai kehilangan akal sehatnya. Jin memang tidak suka jika Anya memiliki kebiasaan buruk seperti ini. Namun, ada satu hal  Jin suka saat Anya mabuk. Anya menunjukkan secara blak-blakan cintanya pada Jin saat Anya sedang mabuk.

"ayo pulang. Ku rasa kau mulai mabuk" kata Jin sambil merangkul Anya dan membayar pesanan Anya tadi terlebih dahulu lalu mengantar Anya kembali.

*****
Jin merebahkan Anya diatas kasur Anya.
Gadis itu tidak tertidur melainkan tertawa.

"aku gemas padamu. Wajahmu sangat menggemaskan" kata Anya sambil mencubit hidung Jin.

"beristirahatlah" kata Jin sambil mematikan lampu kamar Anya.

Baru saja Jin berjalan menuju pintu keluar,

"Jinnie-ah" panggil Anya membuat Jin menoleh.
"Jangan pergi. Tetaplah disini. Aku takut sendirian."

Jin tersenyum lalu menghampiri Anya.

"baiklah. Aku akan menemanimu sampai besok pagi" kata Jin sambil duduk di ranjang Anya.

Anya menarik Jin agar Jin ikut berbaring.
Dengan cepat, Anya memeluk Jin dan meletakkan telinganya tepat di dada Jin.

"jantungmu berdetak cepat sekali Jinnie-ah. Kau tambah menggemaskan" kata Anya sambil terus memeluk erat Jin.

Jin hanya diam sambil mengusap lembut rambut Anya. Anya menoleh dan mensejajarkan wajahnya dengan Jin.

Anya dapat merasakan deru nafas Jin, begitupun Jin.

"aku suka denganmu sebenarnya bukan karna nafsu. Aku menyukaimu karna pribadimu. Namun entah mengapa aku selalu ingin menghabiskan waktuku dengan melakukan hal ini" Anya langsung mengecup bibir Jin.

Jin tidak terkejut, karna dia juga menunggu Anya melakukan hal itu padanya.
Dengan penuh perasaan, Jin membalas ciuman Anya.

Anya menghentikan sejenak apa yang dimulainya itu. "maafkan aku. Tapi ayo melakukan ini sepanjang malam ini"
"dan, kau harus tau jika kaulah kekuatanku saat aku kehilangan arah."

Jin mengangguk sambil tersenyum. Dan Anya kembali melanjutkan aktivitas yang tadi sempat ditundanya.

*Flashback*
Anya berselimutan dimalam hari sambil bersembunyi menonton drama korea berjudul THE LEGEND OF THE BLUE SEA. Dari situ, Anya mengetahui tiga tahap dalam Cinta. Salah satunya adalah cinta panas.
*FlashbackOff*

Dan malam ini Anya melakukannya bersama Jin. Anya benar benar ingin Jin menjadi miliknya. Begitupula Jin.

******

Ubah alur because draft kemarin terhapus.
Maafkan kegajean dan typo
Dan mari vote :))

Seoul, I'm in Love ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang