6. Si Pintar

870 120 17
                                    

"Si bodoh dan si pintar memang ada, tapi bukan berarti mereka nyata"

-metamorfosa-

🌷🌷🌷

DENGAN langkah yang sedikit memburu, Jinyoung cepat-cepat menyusuri lorong koridor lantai satu. Sesekali ia juga memandang wajah gadis yang kini terkulai lemah digendongannya. Gadis itu tampak pucat dengan ekspresi yang menyedihkan.

"Benar-benar merepotkan" gumamnya pelan.

Setelah mengucap kalimat pedasnya, pria bermarga Park itu mendengus pelan. Bukan ia merasa pegal karena berat badan Jisoo, ia hanya sedikit khawatir jika ada yang melihatnya menggendong seorang gadis di koridor.

Ia cukup percaya Taehyung bisa membungkam semua mulut anak kelas A, agar berita ini tidak sampai meluas ke telinga warga sekolah, namun ia tidak bisa menjamin mata detektif di area koridor.

Keuntungan bagi Jinyoung adalah ruang UKS yang berada dilantai satu gedung sekolah, dan letaknya tidak terlalu jauh dari area jogging-track.

Ia tidak perlu lama-lama menggendong Jisoo karena perjalanannya tidak akan berlangsung lama. Keuntungan lainnya, koridor yang ia lewati lumayan sepi karena masih jam pelajaran sehingga tak banyak siswa yang melihat momen ketika Jinyoung menggendong seorang perempuan yang tak sadarkan diri.

Begitu sampai di UKS, Jinyoung segera membaringkan Jisoo dibangkar dan meminta petugas UKS untuk memeriksanya. Jinyoung belum pergi, ia menunggu sampai seseorang datang dan menggantikannya disana. Beruntung, Yerin datang cepat dan artinya Jinyoung tidak perlu lama-lama disana.

"Gomawo Jinyoung, terimakasih karena sudah membawa Jisoo ke UKS" tutur gadis itu.

"Hmm"

"Apa dia baik-baik saja?"

"Petugas UKS masih memeriksanya" jawab Jinyoung datar.

Yerin kemudian mengalihkan atensinya pada pintu UKS yang tertutup. Ia merasa khawatir karena teman barunya itu tidak mau jujur soal kondisi kesehatannya. Mungkin dari sini, Yerin akan semakin peka memperhatikan kondisi Jisoo.

"Geurrae, aku pergi" tiba-tiba Jinyoung berucap.

Yerin belum sempat mengucapkan terimakasih sekali lagi pada namja itu, Jinyoung dengan cepat melenggang pergi entah kemana setelah mengutarakan kalimat tadi. Sayang sekali, tapi apa boleh buat. Beberapa menit kemudian, penjaga UKS muncul dan mempersilahkan Yerin masuk.

"Ia hanya kelelahan, dehidrasi dan aktivitas berat membuat tubuhnya semakin lemah" ujar penjaga UKS.

"Apa ia akan segera sadar?"

"Mungkin dalam beberapa menit"

"Baiklah, gamsahabnida"

"Iya, aku pergi dulu"

Petugas UKS yang berusia sekitar dua puluh lima tahun itu lalu pergi ke meja kerjanya. Mendata nama pasien dan obat apa yang ia berikan.

•••••

TAMAN belakang sekolah menjadi tempat favorit Jinyoung sekarang. Sejak Jisoo membawanya kemari beberapa waktu lalu, ia langsung merasa nyaman dengan tempat ini. Disini Jinyoung bisa sepuasnya menikmati waktu istirahat tanpa gangguan dari perempuan-perempuan centil yang berusaha menggodanya.

Taman belakang sekolah memang jarang dikunjungi siswa, sepanjang jam istirahat taman ini akan sangat sepi dan Jinyoung sangat menyukai itu.

Pria bermarga Park itu duduk dibawah pohon sambil membaca buku favoritnya, tak lupa ia menyumpal kedua lubang telinganya dengan headset berwarna putih. Bagi Jinyoung itu adalah sebuah kesenangan tersendiri, dimana hanya ada dia dan dunianya.

METAMORFOSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang