24. Curiga

508 64 4
                                    

Dengan langkah tergesa, Jinyoung menuruni anak tangga sembari membopong tubuh Jisoo. Meski lelah, Jinyoung tidak peduli, yang ada dipikirannya sekarang adalah membawa Jisoo ke rumah sakit secepatnya.

“Yerin-ah, apa kau sudah menghubungi ambulans?” tanya Jinyoung pada Yerin yang mengekor dibelakangnya.

“Eoh, sudah kulakukan. Ambulans akan tiba dalam 10 menit”

Tidak ada jawaban dari Jinyoung, ia hanya terus fokus melihat tangga agar ia tidak salah langkah. Sesampainya mereka di lantai dasar, Jinyoung segera mengarah pada gerbang utama sekolah. 

Karena kaki panjangnya, Jinyoung bisa sampai lebih cepat di gerbang utama. Sembari menunggu Ambulans datang, Jinyoung menyempatkan diri untuk menjelaskan semuanya pada Yerin, bagaimana ia dan Jisoo bisa sampai di atap, bagaimana mereka terjebak disana, dan bagaimana takutnya Jisoo pada ruang gelap.

“Yerin-ah, apa kau bisa menjelaskan ini pada ahjusshi penjaga keamanan sekolah? Aku tidak ingin dia salah paham dan semakin memperumit keadaan”

Geurrae Jinyoung-ah” Yerin mengangguk paham. Ia juga mengerti jika kasus ini cepat atau lambat akan segera tersebar, jadi sebelum timbul kesalahpahaman ia sangat ingin menjelaskan kronologi kejadian yang sesuai dengan kenyataan. 

Untuk beberapa menit, Jinyoung dan Yerin hanya bisa terdiam sembari menunggu ambulans. Tak lama kemudian dari arah belakang, Taehyung dan petugas keamanan sekolah datang dengan nafas yang sedikit terengah-engah.

Tepat saat Taehyung dan petugas keamaanan tadi sampai di gerbang utama, mobil Ambulans datang dan menepi di depan gerbang utama sekolah.

Jinyoung dibantu petugas dengan cekatan meletakkan tubuh Jisoo pada bangkar lalu memasukkannya kedalam Ambulans. Tak butuh waktu lama, kini Jisoo dan Jinyoung sudah berada didalam Ambulans, mobil bersirine itu lalu melaju menuju rumah sakit terdekat.

Setelah sirine Ambulans sudah tidak terdengar lagi, tuan Choi selaku ketua petugas keamanan sekolah segera menyakan perihal kejadian ini pada Yerin. Disitulah Yerin mencoba menjelaskan sedetail mungkin. 

“Saat itu jam istirahat, temanku sedang mengalami waktu yang sulit oleh karena itu dia pergi berjalan menyusuri koridor untuk menenangkan pikirannya. Secara kebetulan ia menemukan pintu menuju atap tidak dikunci, ia pikir tidak apa jika dia ke atap sebentar untuk melihat pemandangan. Tanpa dia ketahui Jinyoung mengikutinya dari belakang karena Jinyoung khawatir dengan kondisi temanku. Mereka sempat mengobrol di atap dan ketika mereka akan kembali ke kelas pintu itu sudah terkunci, begitulah mereka terjebak disana sampai kami menemukan mereka” tutur Yerin menjelaskan.

Tuan Choi mengangguk paham, “Lalu bagaimana bisa temanmu itu pingsan?”

“Temanku memiliki phobia pada ruangan gelap, dan didalam sana sangat gelap”

••••

Sirine Ambulans terus berbunyi mengiringi perjalanan ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Jinyoung hanya terus menggenggam tangan Jisoo dan berharap Jisoo akan baik-baik saja.

“Bertahanlah Jisoo-ah”

Jinyoung menganggkat tangan Jisoo dan mengecupnya hangat.

Setelah perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar 15 menit akhirnya mobil Ambulans sampai di rumah sakit. Bangkar Jisoo segera di didatangi oleh dokter yang menunggu di lobby depan. 

Jinyoung bersama dengan beberapa perawat kompak mendorong bangkar Jisoo menuju ruang ICU. Sementara itu dokter turut menyeimbangkan langkahnya sembari memberi oksigen pada Jisoo. Gadis cantik itu bernafas tidak teratur sehingga tubuhnya kekurangan pasokan oksigen, itulah mengapa detak jantung Jisoo juga sangat lemah.

METAMORFOSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang