Aroma khas rumah sakit semerbak menembus indera penciuman seorang gadis yang kini tengah duduk diatas kursi roda sembari memandangi keluar jendela. Jarum infus juga masih menancap di pergelangan tangan kanannya, menandakan kondisi gadis itu masih belum pulih benar.
Dengan mata sayu, ia memandang keluar jendela tanpa sedikitpun berucap.
Bukan sedang mengamati sesuatu, gadis itu hanya memandang keluar dengan tatapan kosong, entah apa yang sedang ia pikirkan. Sudah dua hari ini dia dirawat di rumah sakit sejak kejadian di ruangan atap sekolah.
Ditengah keheningan, gadis itu mendengar seseorang yang membuka pintu dari luar.
"Jinyoung--"
Belum sempat Jisoo mengusaikan kalimatnya, pria yang baru saja masuk ke ruang perawatan Jisoo itu segera memberikan isyarat agar Jisoo tetap diam dengan menempelkan jarinya pada bibir.
Jinyoung melangkah perlahan namun pasti mendekati kursi roda Jisoo. Pria itu berjalan sambil terus menatap mata Jisoo dengan tatapan teduh. Sementara Jisoo yang berada di ujung masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Jujur saja, gadis itu masih tidak percaya dengan fakta yang ia dengar dari Channyeol kemarin lusa. Malam itu ketika Taehyung, Yerin, dan Jinyoung telah kembali ke rumah serta Irene yang sudah terlelap, Channyeol tiba-tiba saja berbicara dengan wajah yang serius.
Anak sulung keluarga Park itu lalu menyodorkan selembar foto pada Jisoo, sesaat setelah melihat foto itu Jisoo tak kuasa menahan tangisnya. Bulir air mata dengan mudah terjun bebas dari pelupuk gadis berambut cokelat itu. Betapa bodohnya Jisoo selama ini ia tidak menyadari jika Channyeol adalah Chan-oppa sahabat dari mendiang kakaknya, Yusoo.
Semenjak kematian Yusoo, Jisoo memang tidak pernah lagi bertemu dengan Channyeol atau yang lebih dikenalnya sebagai Chan-oppa, tapi setiap sebulan sekali Jisoo selalu mendapatkan surat dan uang dari Chan. Sampai mereka akhirnya bertemu secara tidak sengaja di sebuah projek pemotretan, jujur saja Jisoo sama sekali tidak mengenali Channyeol dan ia sangat menyesal.
"Jisoo-ah"
Suara bariton itu membangunkan Jisoo dari lamunannya. Tanpa Jisoo sadari kini Jinyoung sudah bertelut dihadapannya.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jinyoung.
Dengan senyum kikuk Jisoo menggeleng perlahan. Meski begitu, sorot matanya tidak bisa membohongi Jinyoung, Jinyoung tahu pasti Jisoo sedang memikirkan sesuatu.
"Apa kau ingin jalan-jalan?" tawar Jinyoung yang langsung diiyakan oleh Jisoo.
Pria itu kemudian bangkit dan berjalan kearah belakang, ia mengambil alih kendali kursi roda yang ditumpangi Jisoo lalu mendorongnya keluar ruangan. Jinyoung mengarahkan kursi roda Jisoo menuju lift, mereka kemudian naik ke lantai paling atas gedung rumah sakit.
Sesuai dugaan Jisoo, Jinyoung ternyata hendak membawanya ke rooftop atau bagian paling atas gedung rumah sakit.
“Kenapa kau membawaku kemari?”
Jinyoung menghela nafas pelan. Ia tak lekas menjawab, pria berparas rupawan itu justru berjalan sedikit menjauhi Jisoo.
“Jinyoung-ah?”
Mendengar panggilan itu Jinyoung kemudian berbalik menghadap Jisoo. Ia menatap dalam kedua manik mata gadis Kim itu sembari mengumbar senyuman yang penuh arti.
“Jisoo-ah, kenapa matamu sembab? Apa kau menangis semalaman?” tanya Jinyoung dengan raut yang menunjukkan jika dia memang sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan itu.
Ditanyai seperti itu oleh Jinyoung, Jisoo hanya bisa mengangguk ragu, perlahan senyumannya memudar digantikan dengan wajah sendu.
“Apa Channyeol-hyung sudah mengatakannya kepadamu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA [COMPLETED]
Romance[PJY-KJS] Sesulit apapun itu, aku yakin aku bisa merubahmu, karena tidak selamanya ulat akan tetap menjadi ulat, ia juga akan bermetamorfosa menjadi seekor kupu-kupu •kjs• Cobalah sesuka hatimu, jika kau berhasil maka kau bisa mendapatkanku •pjy• Co...