20. Membeku-Menghangat

547 66 11
                                    

TIDAK seperti pagi yang biasanya, suasana pagi ini tampak sendu seakan mengikuti suasana hati Jisoo. Gadis cantik itu menutupi mata sembabnya dengan kacamata berlensa datar. Tentu saja mata sembab itu tidak didapatkan Jisoo begitu saja, semalaman dia hanya bisa meratap.

Sampai sekarang pun jika situasinya memungkinkan, Jisoo akan kembali meratap, namun ia urung karena ia tidak ingin banyak pertanyaan dari teman sekelasnya yang menyaksikan Jisoo menangis.

Gadis bermata cokelat itu semula hanya terdiam dibangkunya, begitu Taehyung datang bersama dengan beberapa siswa lain, Jisoo segera bangkit.

Jisoo menghampiri Taehyung dan mengisyaratkan agar pria tampan itu mengikutinya. Tak ada yang bergeming ketika bayangan Taehyung dan Jisoo beranjak menghilang dari kelas.

Seperginya kedua siswa populer itu sontak seisi kelas sibuk menjelma menjadi detektif. Mereka bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi diantata Jisoo, Jinyoung, dan Taehyung.

"Jisoo-ah!" panggil Taehyung menghentikan langkahnya.

Jisoo berbalik, "Setelah aku pikir-pikir aku setuju untuk bertukar kelompok"

"Apa?" tanya Taehyung tidak percaya.

"Aku bilang, aku setuju jika harus satu kelompok denganmu"

"Benarkah?"

Tanpa menanggapi, Jisoo segera pergi meneruskan langkahnya. Sementara Taehyung, lelaki jangkung itu masih setia berdiri ditempatnya dengan senyuman kecil.

•••

Jinyoung menginjakkan kakinya ke dalam kelas. Hening. Tidak ada satupun siswa yang berani menginterupsi langkah Jinyoung.

Tak lama setelah Jinyoung duduk di singgahsananya, seorang gadis masuk kedalam kelas dengan tergesa-gesa. Dibelakangnya mengekor seorang pria yang juga terengah-engah mengejar si gadis.

Jisoo dan Taehyung berhasil merebut atensi seisi kelas yang memperhatikan dan penasaran dengan hubungan kedua muda-mudi itu.

"Dari mana kalian?" tanya Jinyoung pelan ketika keduanya melewati deretan bangku Jinyoung.

"Eum--" perkataan Taehyung terpotong karena Jisoo lebih dulu menyahut dengan nada ketus.

"Itu bukan urusanmu"

Selepas menghunuskan kalimat dingin itu, Jisoo segera melenggang pergi menuju bangkunya.

Taehyung yang sebelumnya berada dibelakang punggung Jisoo hanya bisa terdiam sembari menatap prihatin kearah Jinyoung. Ia mengendikkan bahu pelan sambil berjalan ke bangkunya yang tepat berada di belakang Jinyoung.

"Kenapa dengannya?" bisik Jinyoung pada Taehyung.

"Aku tidak tahu"

"Kenapa dia mengacuhkanku? Tidak seperti dia yang biasanya"

"Bukankah harusnya kau senang? Inikan yang kau inginkan?" pungkas Taehyung mengakhiri pembicaraan setelah ekor matanya menangkap sosok guru yang sudah berada di ambang pintu.

Benar juga, harusnya Jinyoung senang karena Jisoo sekarang mulai menjauhinya, tapi kenapa hatinya berkata lain. Entah mengapa Jinyoung merasa tidak terima diperlakukan seperti itu oleh gadis yang selama ini gigih mengejarnya.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi Saem!"

"Mari kita mulai pelajaran hari ini, silahkan buka buku kalian halaman 37!"



•••






Jam istirahat.

Seluruh siswa berhamburan keluar kelas, adapula beberapa siswa yang sengaja tinggal didalam kelas untuk bermalas-malasan. 

METAMORFOSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang