9. Pengakuan

855 111 12
                                    

"Dia itu bagai teka-teki, dan kau harus memecahkannya"

-jinjiyeon-

📚📚📚

SINAR mentari pagi menyeruak dari balik gorden kamar Jinyoung. Dahinya sedikit mengernyit dan kelopak matanya tampak memejam dalam akibat terkena cahaya fajar. Gulita yang sebelumnya menemani Jinyoung larut dalam mimpi abstrak kemudian musnah dihapuskan cahaya pagi hari.

Jinyoung menggeliat kecil, mencoba merenggangkan otot-ototnya yang agak kaku. Kelopaknya terangkat perlahan, menyipit tanpa sengaja, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kedua bola mata cokelat yang monolid itu.

Tanpa alarm, Jinyoung hanya butuh sedikit sinar matahari untuk bangun. Dia memang sudah terbiasa bangun pagi, bahkan lebih pagi dari semua orang yang tinggal dikediaman mewah keluarga Park. Hal yang pertama kali Jinyoung lakukan ketika bangun adalah meraih buku dan membacanya. Bukan hal baru lagi, Jinyoung si pria pintar yang sangat keren itu memang tidak bisa lepas dari buku.

TOK..TOK..TOK..

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Jinyoung, ia memang tidak menjawab atau mempersilahkan si pengetuk pintu itu masuk. Ia hanya terdiam sembari menatap pintu kayu jati yang sudah dipernis dengan warna cokelat.

Tak lama, pintu terbuka dan Chanyeol masuk dengan wajah bantalnya.

"Eoh hyung, waegure?"

"Kau sudah bangun" tanya Chanyeol, namun sebenarnya lebih terdengar seperti sebuah pernyataan.

Pria jangkung itu berjalan menghampiri kasur king-size Jinyoung, lalu melompat keatasnya. Jinyoung yang masih tidak mengerti dengan tingkah Chanyeol kemudian mendengus pelan, ia melanjutkan membaca buku tanpa memperdulikan sang kakak.

"Jadi.."

Chanyeol menggantungkan kalimatnya membuat Jinyoung kembali memberi atensi kepada anak sulung tuan Park itu.

"..bagaimana hubunganmu dengan Jisoo?"

"Kami tidak memiliki hubungan apapun"

"Benarkah? Tapi Taehyung bilang--"

"Hyung, sudah aku bilang kan, kami benar-benar tidak memiliki hubungan. Jadi berhentilah membahas itu"

Chanyeol berdehem.

Adiknya memang terlalu serius, mungkin karena inilah sampai sekarang Jinyoung enggan berhubungan dengan gadis karena ia tahu gadis-gadis itu belum tentu bisa diajak serius.

"Baiklah, aku tidak akan membicarakan itu lagi"

Chanyeol kemudiam merebahkan tubuhnya, menyilangkan tangan kebelakang untuk dijadikan bantalan, dan memejam.

"Hyung, kau kemari hanya untuk mengatakan itu?"

"Aniyo" tukasnya sambil memejam.

Sepuluh detik kemudian Chanyeol bangkit duduk, "Sebaiknya kau memperlakukan dia dengan baik"

Setelah mengatakan kalimat ambigu itu, Chanyeol langsung pergi dari kamar Jinyoung. Tentu saja Jinyoung sedikit penasaran kenapa kakaknya bisa mengatakan hal semacam itu. Sejauh yang Jinyoung tahu, Chanyeol tidak pernah memperingatinya seperti ini, apalagi jika menyangkut perempuan. Jinyoung curiga ada sesuatu yang sengaja Chanyeol sembunyikan darinya.

•••••

SIANG ini tidak sepanas siang-siang yang biasanya. Awan yang menggantung tak beraturan berhasil menghalangi sinar matahari yang hendak menerobos dan membakar kulit manusia.

METAMORFOSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang