8. Siapa yang Bodoh(?)

821 112 10
                                    

"Dia itu terlalu bodoh, mengencaninya adalah ide yang buruk"

-jinjiyeon-

🍉🍉🍉

JANTUNG Jisoo berdebar ketika Miss Yuri mengecek satu persatu tugas mereka. Jisoo bahkan menenggelamkan wajahnya dibalik tubuh gempal siswa yang kebetulan duduk dibangku depan Jisoo.

Kelas 11 A mendadak hening ketika Miss Yuri bangkit berdiri dan berjalan ketengah kelas. Aduan ujung pantofel Miss Yuri dengan lantai mendominasi ruang dengar semua murid.

"Saya sudah memeriksa tugas kalian. Cukup baik, tapi masih ada saja murid yang mendapat nilai rendah"

Mendengar kalimat itu, Jisoo sedikit menggeser posisi duduknya dan menyibakkan rambut agar wajahnya tidak begitu terlihat mata Miss Yuri.

"Kim Jisoo"

"Heol~ tamatlah aku" umpat Jisoo tanpa didengar seisi kelas, "Iya seongsaengnim"

Sempat hening dalam beberapa saat. Semua kelas juga terdiam, tidak ada yang berani berkutik. Suasana berubah mencekap tatkala Miss Yuri membenarkan kacamata dan wajahnya berubah serius.

"Selamat, kau mendapat nilai tertinggi" ujar Miss Yuri dengan seulas senyum.

"Mwo? T-tapi--"

Jisoo tergagap-gagap karena dia merasa tidak mengerjakan apapun, bahkan buku PR nya hanya dipenuhi jawaban asal-asalan. Jelas saja ia heran bagaimana bisa ia mendapat nilai tertinggi.

"Dari sekian soal, kau hanya melakukan kesalahan di soal terakhir tapi kesalahannya tidak begitu fatal" tutur guru muda itu.

••••

BEL pulang berbunyi dengan nyaring, sesaat setelah bel berbunyi para siswa berhamburan keluar dari kelas. Belum sampai sepuluh menit kondisi kelas 11 A kosong dan kini hanya menyisakan Jisoo seorang. Sepertinya ia masih memikirkan bagaimana bisa ia mendapat nilai tertinggi dalam tugas kimia.

Miss Yuri tidak mungkin melakukan kesalahan, dan jawaban di buku PR Jisoo juga tidak mungkin timbul dengan sendirinya.

"Atau jangan-jangan itu bukan buku milikku?"

Dahi Jisoo mengernyit bingung, jika itu bukan buku miliknya, lalu buku yang kumpulkan tadi milik siapa. Sebenarnya Jisoo ingin sekali memberitahu Yerin terkait hal ini, siapa tahu Yerin bisa membantunya berfikir. Niat Jisoo sirna ketika ia ingat Yerin sangat mempercayainya dan bisa saja Yerin akan kecewa jika tahu itu bukan hasil kerja Jisoo.

Tak mau pusing dirundung pikir, Jisoo memutuskan untuk pulang dan mengistirahatkan tubuhnya. Belum sampai ujung lorong, suara gemuruh mengagetkan yeoja berambut cokelat ini. Suara gemelegar gemuruh memang tidak begitu kuat, hanya saja hal itu tidak berlaku bagi seorang gadis yang memiliki rasa takut pada bunyi gemuruh dan petir seperti Jisoo.

Rintik hujan terlihat jelas dari balik kaca, meski masih gerimis sudah bisa Jisoo pastikan ketika ia sampai di lantai 1 hujan akan berubah deras.

"Aah sial, aku lupa membawa payung"

Apa boleh buat, langkah kakinya gontai menuruni setiap anak tangga. Tak ada semangat dalam benaknya, ia sungguh sangat lelah. Tidak ada hal yang Jisoo rasa menarik untuk dipandang, alhasil sepanjang jalan ia hanya terus menunduk memperhatikan langkah kakinya. Tak terasa ia sudah sampai dilantai 1, namun ia tetap menunduk menyusuri koridor yang akan membawanya sampai di lobby utama gedung sekolah.

METAMORFOSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang