1. PEREMPUAN BERHATI DINGIN
“AYA TOLONG TERIMA CINTA SAYA! SAYA MOHON TOLONG TERIMA LAMARAN SAYA!”
Ratapan lelaki di bawah rinai hujan membuat suasana di ruang tamu sebuah keluarga sangat canggung. Tidak nyaman, kenal dan marah terlihat jelas dari semua orang, sedang seorang perempuan duduk di ujung sofa, dia terus menundukkan kepala, memilin jari-jemarinya yang lentik, menghindari bertatapan dengan dua pasang bola mata milik kedua orang tuanya. Sorot mata itu semakin menajam saat suara lirih menyedihkan di luar rumah terdengar lagi.
“Mah, saya cuma cinta sama Aya! Saya cuma mau nikah sama dia. Tolong bujuk dia Mah.”
“Wahyu, sudah cukup!”
Suara kedua membentak; dia Ibu dari lelaki itu. Teriakan kerasnya membuat semua orang yang berada di dalam ruang tamu mengernyitkan kening.
“Kamu sudah bikin Mama malu! Kamu nggak dengar lamaran kamu ditolak? Kamu nggak mendengar perempuan itu mengatakan; ‘Tidak’ puluhan kali? Sudah lupakan dia! Masih banyak perempuan yang bisa dilamar,” sambung sang Ibu.
“Demi Allah Mah, lebih baik saya hidup membujang daripada nggak menikahi Aya! saya cinta banget sama dia,” tambah lelaki itu memilukan.
“Jangan bicara lagi, cepat masuk ke dalam mobil! Cepatan,” hardik sang Ibu.
Tak perlu mengintip melalui celah jendela. Orang-orang yang ada di dalam rumah bisa membayangkan apa yang terjadi di luar. Si Ibu menarik paksa anak lelakinya masuk ke dalam mobil meskipun terus mendapatkan penolakan.
“AYA! AYA TOLONG TERIMA LAMARAN SAYA!” teriak lelaki itu masih.
“WAHYU HENTIKAN!” Teriakan Ibunya juga tidak kalah hebat.
Terdengar suara mesin mobil dinyalakan kemudian. Suara pintu mobil dibanting dan si Ibu melemparkan umpatan sebelum pergi.
“DASAR PEREMPUAN NGGAK TAHU DIRI! SEMOGA SAJA JADI PERAWAN TUA.”
Teriakan keras, membuat kedua orang yang sedang menatap perempuan duduk di sofa sampai harus mengelus dada.
“Astaghfirullahaladzim! Itu yang lelaki ke-14 yang lo tolak. Reaksi mereka semua sama, nangis kayak orang gila. Mau nambah orang masuk rumah sakit jiwa lo?” tanya seorang pria paruh baya yang tidak lain adalah Ayah dari perempuan itu.
“Hushh, Ayah! Doain orang yang kagak baik,” sela wanita yang duduk di sampingnya. Dia adalah Ibu dari perempuan itu.
Mereka berdua menghela napas berat melihat putrinya selalu menolak lamaran semua laki-laki yang bertandang ke rumah. Tidak satu-dua kali tapi ini melebihi puluhan kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Atas Awan [End]
SpiritualTentang Aya yang menolak lamaran para lelaki sampai dia menemukan teman masa kecilnya bernama Affan untuk dia nikahi. Dan ketika Aya dipertemukan kembali dengan Affan setelah bertahun-tahun berlalu. Affan ternyata masih menyimpan kebencian untuk si...