52. Extra Chapter - Di Bawah Langit Turki

15.3K 1K 53
                                    

52

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

52. DI BAWAH LANGIT TURKI

Satu hal yang bisa mengobati hati adalah mendekatkan diri kepada Allah. Mungkin itulah yang dilakukan Muhammad Reza, setahun setelah insiden di gedung pemancar. Reza mengambil cuti panjang dari sekolah dan melakukan wisata religi ke Negeri Turki. Entah kenapa hatinya memilih ke Turki, mungkin mengingat Turki adalah salah satu impian yang belum diwujudkan.

Setelah memastikan kondisi Aya stabil dan diperbolehkan pulang ke Kampung Daun-meskipun apakah ‘stabil’ bisa dikatakan tepat? Mengingat Aya tidak bisa mengenali dirinya sendiri dan juga orang lain, namun dia memutuskan untuk tetap pergi berlibur. Keinginan egois sebenarnya, Reza mengakui itu tapi dia hanya bisa mempasrahkan semuanya kepada Allah, selalu berdoa untuk kesembuhan Aya dan juga Affan.

Dan lagipula Reza tidak perlu mengkhawatirkan Aya karena Affan bisa melindungi Aya dengan baik dibandingkan dirinya. Muhammad Affan pastinya tidak akan melepaskan Ainaya Mahya lagi, Reza tahu itu. Dua orang yang Reza kasihi bersama dan bahagia? Berati tugasnya sebagai seorang sahabat telah selesai.

Sekarang tugas terakhir yang harus Reza lakukan adalah menghibur hati. Walaupun dia tidak menunjukkan atau menceritakan kepada orang lain, Insiden satu tahun lalu juga meninggalkan trauma pada Reza. Dia masih berkeringat dingin ketika mengingat hari di mana Reza hampir kehilangan Affan dan Aya. Reza bahkan sulit berjalan dengan bebas di Kampung Daun, sulit melewati jalan di depan gedung pemancar karena itu akan mengingatkannya pada hari yang paling menakutkan untuknya. Meninggalkan Kampung Daun untuk sementara waktu, sepertinya itu adalah keputusan terbaik. Menenangkan jiwa dengan mencari jejak-jejak yang Allah tinggalkan di Negeri Turki.

Hampir sebulan Reza di Turki, dia tidak melewatkan satu tempat pun. Namun ada beberapa tempat yang memberikan kesan yang mendalam. Salah satunya adalah Istana Topkapi. Reza merasa rugi jika ke Istanbul tanpa menyambangi Istana Topkapi. Istana itu terletak persis di tepi pantai pada titik pertemuan antara Selat Bosphorus, Tanjung Tanduk Emas dan Laut Marmara. Istana yang dibangun Sultan Muhammad II yang mengusung gaya arsitektur khas dengan taman-taman indah yang menghubungkan bangunan satu dengan lainnya. Sementara, bagian interiornya banyak dihiasi kaligrafi Alquran dan unsur dekorasi lainnya yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Mata Reza tidak berkedip ketika dia memasuki halaman Istana Topkopi, dia kehabisan kata-kata.

Lalu langkah Muhammad Reza membawanya untuk mengunjungi mesjid yang paling populer di Turki, Blue Mosque; Mesjid Biru. Dan alasan kenapa mesjid ini dinamakan Masjid Biru? itu karena keramik-keramik yang menghiasi dinding serta kubah masjid ini berwarna biru. Masjid yang dibangun oleh Sultan Ahmed I ini memiliki kubah bertumpuk dan menara yang besar. Muhammad Reza merasakan seluruhnya gemetar ketika Adzan berkumandang dengan syahdu. Dia merasa sangat dekat dengan Allah. Merasa panggilan itu sedang menyelimuti dan menyembuhkan luka. Tidak pernah terpikir Reza akan menyentuhkan keningnya di lantai indah Blue Mosque. Dan keindahan mesjid biru menjadi berkali lipat ketika malam datang, di mana lampu-lampu mesjid berwarna biru membuat Blue Mosque semakin menunjukkan kegagahannya.

Cinta di Atas Awan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang