22. ASSALAMUALAIKUM CALON MENANTU
Topi koboi, topi jerami dan topi golf adalah perpaduan mencolok dan terlihat sangat dipaksakan untuk bersama. Namun meskipun begitu, sang pemilik topi tetap duduk berderet rapi, mengisi waktu ngabuburit dengan memancing ikan di empang Kampung Daun.
Si pemilik topi koboi; Haji Abdullah Mustafa Bin Syamsudin melempar tali pancingnya jauh, seakan sedang memperlihatkan kemahiran memancingnya selama puluhan tahun kepada dua orang yang duduk menemani. Walaupun pada akhirnya hanya ditanggapi dengan dengusan remeh ketika kail pancingnya mendarat tepat di semak belukar di seberang empang.
Tidak mau kalah dengan Abdullah, si topi jerami; Haji Zakaria Bin Abbasy juga melakukan aksi, mengayuhkan kail pancingnya dan bisa dikatakan lebih baik dibandingkan Abdullah walaupun hanya mendarat satu meter dari tempatnya yang semula.
Sedangkan si topi golf; Haji Abidin Bin Omar malas ikut berkompetisi dan hanya membiarkan kail pancingnya diam di tempat, pelampung pancingnya sama sekali tak tersentuh oleh para ikan meskipun dia sudah duduk selama satu jam.
Sore yang tenang. Hanya ditemani oleh suara gemerisik angin yang mengguncang dedaunan dan juga derik suara jangkrik yang bersahutan. Seakan membawa kabar bahwa musim kemarau kali ini akan terasa panjang di Kampung Daun. Kemarau yang membuat para penduduk kampung malas membajak sawah dan berakhir tertidur di saung terutama pada bulan puasa seperti ini.
"Ternyata kita senasib sepanggungan, sama-sama punya anak yang umurnya matang tapi belum pada nikah." Abdullah memecah keheningan, dia melempar pandangan kepada dua orang di sampingnya. "Tapi paling enggak nasib anak gue lebih beruntung. Nggak kayak anak lo pada, musuhan kayak kucing sama tikus."
Zakaria dan Abidin hanya membalas dengan tatapan malas.
"Gue heran melihat tingkah kalian berdua! Setelah insiden lamaran ditolak. Apa kabar persahabatan kalian? Beneran nggak naruh dendam sama sekali?" ungkit Abdullah lagi untuk sekian kali. "Kalo gue sih, mungkin nggak sudi ketemu lagi. Apalagi mancing bareng kayak gini."
Zakaria dan Abidin menghela nafas berat bersamaan.
"Abidin, seharusnya elo marah sama Zakaria, soalnya lamaran anak lo ditolak!"
Mulai lagi deh, Abdullah mengadu domba mereka. Abidin mencoba tidak menanggapi dan matanya menatap jauh, kemana saja asalkan jangan ke wajah orang yang baru dia temui tapi sikapnya menyebalkan setengah mati.
Abdullah kemudian mengarahkan targetnya ke Zakaria. "Dan lo Zaky, si Affan kelakuannya nurun siapa sih? Dingin banget kayak kulkas! Kalo nolak lamaran orang baik-baik dong, jangan main kasar," nasihatnya juga.
Tak ada reaksi, tak ada yang mau menanggapi. Membuat Abdullah semakin semangat untuk berkoar.
"Kalo anak gue, biar kata JONES! dia nggak bakal terjerumus dalam hubungan rumit kayak anak kalian. Like father like son, freedom untuk mencintai dan dicintai!" ucap Abdullah bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Atas Awan [End]
EspiritualTentang Aya yang menolak lamaran para lelaki sampai dia menemukan teman masa kecilnya bernama Affan untuk dia nikahi. Dan ketika Aya dipertemukan kembali dengan Affan setelah bertahun-tahun berlalu. Affan ternyata masih menyimpan kebencian untuk si...