19. BENANG KUSUT
Benang layangan yang kusut berbelit di tangan Melati yang berusaha menguraikannya. Keinginannya untuk menerbangkan layang-layang dengan cepat tertahan karena masalah kecil itu. Aya turun tangan ikut membantu. Di bawah sebuah pohon di pinggir lapangan hijau, Aya dan Melati berteduh dari sengatan matahari. Di depan mereka banyak anak berlarian dan saling mengadu layangan mereka di angkasa. Tawa senang mereka malah membuat kejengkelan Melati semakin menjadi-jadi.
“Ya Allah, susah amat mau nerbangin layangan, cobaannya berat,” gerutu Melati kesal.
Aya tersenyum, dia menatap wajah Melati yang tampak serius berkutat dengan benang nilon yang kusut. Melati adalah versi perempuan Affan. Melati memiliki warna mata yang sama dengan Affan, bentuk hidung dan juga bibir yang sama. Namun tirus mereka yang berbeda. Tirus Melati sedikit bulat dan kulitnya lebih putih dibandingkan Affan.
“Kak Aya,” panggil Melati.
“Iya?” Aya menanggapi dengan cepat. Kaget, karena sedari tadi mereka diam.
“Kak Aya benaran mencintai Kak Affan?”
Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari bibir Melati. Aya merasakan sensasi tidak enak di dada. Aya lupa, bahwa selama ini Melati adalah sahabat Sabria Zuhara. Perempuan yang dikatakan dekat dengan Affan. Perempuan yang dikatakan mempunyai hubungan spesial dengan Affan. Namun berkilah dari pertanyaan Melati? Aya merasa itu tidak akan mengurangi rasa bersalahnya.
“Iya, Kak Aya mencintainya.”
Mata Melati masih ke benang nilon yang kusut. Tidak mengangkat kepalanya. “Sebenarnya, Ati kaget dengan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu. Waktu Kak Aya melamar Kak Affan,” terangnya.
Aya diam. Dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan gadis ayu itu.
“Ati juga menjadi bingung, karena—” Dia terhenti sejenak karena salah satu benang putus dan Melati terpaksa menyambungnya. “Karena Sabria juga menyukai Kak Affan, Sabria sudah lama mencintai Kak Affan dan Sabria adalah sahabat Ati,” tambahnya.
Aya sudah mempersiapkan diri untuk mendapatkan amarah Melati. Sudah menyiapkan diri untuk mendengarkan kalimat, ‘jauhi Kak Affan’ dari Melati.
“Ati nggak tau apa yang sebenarnya terjadi antara Kak Affan dan Kak Aya dulu, sampai Kak Affan membenci Kak Aya.” Akhirnya Melati mengangkat kepala. “Tapi yang pasti dan perlu Kak Aya harus tahu, bahwa Kak Aya adalah satu-satunya perempuan yang mampu membuat Kak Affan menangis.”
Penuturan Melati membuat Aya tidak bisa bernapas dengan benar. Iya, Melati pantas untuk memarahinya. Pantas untuk melarangnya mendekati Affan karena sudah membuat kakak yang dia sayangi terluka. Adik manapun di dunia ini pasti akan melakukan hal yang sama. Karena ikatan persaudaraan itu lebih kental, seperti layaknya darah dibandingkan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Atas Awan [End]
SpiritualTentang Aya yang menolak lamaran para lelaki sampai dia menemukan teman masa kecilnya bernama Affan untuk dia nikahi. Dan ketika Aya dipertemukan kembali dengan Affan setelah bertahun-tahun berlalu. Affan ternyata masih menyimpan kebencian untuk si...