Jaemin baru saja selesai mandi, pemuda manis itu kini tengah sibuk mengeringkan rambut miliknya dengan handuk. Dengan kaki yang sedaritadi sibuk melangkah , entahlah, Jaemin juga tak tahu kenapa ia mau saja mengeringkan rambut sambil melangkah mengelilingi setiap tempat di rumahnya ini.
Well, sebenarnya alasannya adalah kucing-kucing yang terus menerus mengikutinya kemanapun ia pergi, karena itu Jaemin kini berjalan mengelilingi setiap sudut rumah, lalu terkekeh saat mendengar suara kucing yang tampak terus menerus mengeong lucu, sambil mengikuti langkah milik Jaemin.
“kenapa hm? Gak mau mommy pergi ya?”
Mommy? Well, Jaemin sudah menobatkan dirinya sebagai ibu dari kelima kucing lucu yang kini dengan resmi menjadi anaknya [menurut jaemin].
Mata milik Jaemin kini melihat kearah Jam dinding, pemuda manis itu baru sadar jika ia belum memberikan kucing-kucing ini makan siang, pantas saja sedaritadi kucing-kucing ini terus mengikutinya kemanapun ia pergi.
Rupanya kucing-kucing itu memberi Jaemin sebuah kode, agar Jaemin memberikan mereka makan siang sekarang juga.
Melihat hal itu, Jaemin kini segera berjalan kedapur, pemuda manis itu mengambil lima wadah yang sudah biasa di gunakan oleh kucing-kucing yang ada, Jaemin menaruh wadah itu di meja makan, membuat Bona [kucing berwarna kuning dan putih], Boni [kucing berwarna abu] dan juga Lulu [kucing berwana kuning] naik ke atas meja makan. Dan tentu, itu juga membuat Jaemin kesulitan untuk menuangkan makanan kucing yang ia pegang ke dalam wadah.
Karena, Bona, Boni dan Lulu terus menerus mengeong, dan menghalangi wadah makanan.
“Nyaww!” - Nana
Berbeda dengan ketiga kucing yang berhasil naik keatas meja makan, Nana [kucing berwarna belang] kini sibuk mengeong keras, kaki-kaki milik kucing itu terlalu pendek untuk bisa menggapai meja makan maupun kursi meja makan yang ada di sana.
Berbeda dengan Nana, Lala [kucing berwarna putih] kini tampak dengan santainya diam menunggu Jaemin selesai.
Boni, Bona dan juga Lulu terus menerus mengeong keras, juga membuat Jaemin semakin kesulitan untuk menuangkan makanan itu pada wadah.
“Nyaw!” – Nana
“hmm, yasudah, kemari kalian!” kata Jaemin berteriak kecil,
Pemuda manis itu dengan segera menggiring kucing-kucing itu agar mengikutinya masuk ke kamar tamu. Dan tentu, Boni, Bona, Lulu dan juga Nana mengikuti kemana Jaemin pergi. Meninggalkan Lala di dapur sendiri, bahkan kucing berwarna putih bersih itu kini malah sibuk menjilati bulu-bulu miliknya, tampak tidak peduli dengan Jaemin, maupun kucing lain yang pergi meninggalkan dapur.
Pemuda manis itu berhasil mengunci keempat kucing itu di kamar tamu, setidaknya itu akan membantu dirinya agar bisa dengan tenang menuangkan makanan mereka ke dalam wadah.
"eoh! Kok kamu disini! Gak akan ganggu kan?” tanya Jaemin, pemuda manis itu kini berjongkok di depan Lala, mengusap pelan bulu lembut berwarna putih milik Lala. Baru setelahnya kembali pada kegiatan awal miliknya yang sempat tertunda akibat ulah anarkis yang di berikan kucing-kucing itu padanya tadi.
Saat Jaemin tengah menuangkan makanan kucing itu pada wadah, Lala naik keatas meja makan, membuat Jaemin kini sedikit was-was, namun rupanya, kucing itu hanya diam memperhatikan Jaemin yang sibuk menuangkan makanan kucing ke dalam wadah.
“oh, anak baik ternyata.” Kata Jaemin sambil terkekeh melihat Lala yang sibuk memperhatikan makanan kucing yang ada pada wadah.
“Nyaw” – Lala
“Lala lapar? Tunggu sebentar ya, nah ayo turun.”
Jaemin kini menaruh dua wadah di lantai ruang keluarga, Lala adalah kucing pertama yang mendapat jatahnya. Kucing itu sudah memulai acara makannya. Sedang Jaemin kini mulai bolak-balik dari dapur ke ruang keluarga untuk menyimpan wadah makanan itu.
Pemuda manis itu terkekeh kecil, sebelum akhirnya melangkah kearah kamar tamu, membuka pintu itu sedikit, membuat Bona dan juga Lulu kini tampan berlomba untuk keluar dari pintu itu, tapi apa daya Jaemin hanya membukat sedikit dari pintu itu.
“hahaha, kalian keliatan lucu banget!” ucap Jaemin saat melihat kucing-kucing itu berusaha untuk keluar dari kamar tamu, hingga akhirnya Jaemin membuka pintu itu. Membuat keempat kucing yang awalnya memang sengaja di kurung disana kini berlarian kearah ruang keluarga.
Mengikuti aroma amis dari makanan kucing yang mereka cium.
“yak! Boni, itu jatah Nana.” Teriak Jaemin kecil, lalu memangku tubuh gembul kucing itu agar pindah ke wadah yang lain.
Jaemin kini mendudukan dirinya di depan kucing-kucing yang makan dengan posisi berjajar itu, mata milik pemuda manis itu melirik kearah jam yang sudah menunjukan pukul dua, bukan hanya itu, Jaemin juga melihat keaar kayar ponsel miliknya.
Jaemin menunggu Jeno menghubunginya, namun, kekasih tampannya itu sama sekali belum menghubunginya lagi. Membuat Jaemin menghembuskan nafasnya pelan.
“Grrr” – Nana
“hei, gak akan ada yang rebut makanan kamu kok.” Kata Jaemin sambil menyentil pelan dahi milik Nana saat mendengar jika kucing itu menggeram, membuat kucing dengan warna belang itu kembali menggeram kecil. Sedang Jaemin kini malah tertawa kecil melihat tingkah Nana.
Jaemin yang awalnya sibuk tertawa, kini membuka ponselnya saat mendengar ada sebuah pesan masuk.
From : Myj ❤
Sayang, maaf, hari ini kencan kita batal, ada sesuatu yang harus aku kerjain dulu.
sore nanti aku pulang, mungkin, agak sedikit malam sih.
maaf yaTbc......
Sorry buat typo guys :')
Btw guys, apa pendapat kalian tentang single sex school?
Dan, apa pendapat kalian tentang gambar di bawah :')<3 from author ciang
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE CATS • nomin (✔)
Fanfiction[Fluff] [Romance] [Family] (n). Sebuah cerita tentang sepasang kekasih dengan kucing-kucing yang mereka rawat. Kucing-kucing yang terkadang membuat sebelah pihak cemburu, atau bahkan membuat sebelah pihak kesal sendiri. Start : 19/08/2018 End : 24...