[44]. video call

2.2K 354 23
                                    





"Apa yang dibicarain tadi?" tanya Jaemin, mata bulat lucunya menatap penuh tanda tanya pada Jeno yang sibuk menyetir sekarang.

Ya, mereka baru saja pergi dari rumah milik Siwon. Setalah beberapa obrolan canggung antara Jaemin dan Siwon. Rupanya, pria dewasa itu ingin berbicara dengan Jeno, membuat Jaemin harus terjebak dengan ibu tirinya beberapa menit dengan beberapa perbincangan ringan dengan ibu tirinya itu.

Dan sekarang, Jaemin sangat penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Jeno dengan Papi-nya itu.

"Papi-mu bilang ini rahasia." Balas Jeno jahil, membuat Jaemin mendengus kesal dan mencubit kecil pipi Jeno. Dan Jeno hanya tertawa kecil untuk meresponnya. "kenapa gak terima tawaran papi-mu?" tanya Jeno secara tiba-tiba membuat Jaemin menaikan alisnya bingung.

"maksudmu tentang menginap?" tanya Jaemin balik, dan Jeno hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Beberapa saat yang lalu, saat mereka pamit untuk pergi. Siwon menawarkan mereka untuk menginap di rumahnya. Namun, Jaemin dengan segera menolak dan mengatakan jika mereka sudah memesan salah satu kamar hotel di Daegu.

Tentu, Siwon memaksa pada awalnya, Jaemin bahkan kebingungan untuk menjawab apa saat Siwon tetap kukuh pada pendiriannya agar ia dan Jeno menginap disana. Hingga Jeno akhirnya angkat bicara, dan membiarkan Jaemin juga Jeno untuk pergi dari sana.

Jeno mengerti, hubungan Jaemin dan Siwon memang tidak begitu dekat. Jadi kekasih manisnya itu pasti akan merasa canggung saat harus menginap di rumah itu.

"itu pasti canggung." Balas Jaemin singkat, "oh! Hujannya sudah mulai berhenti!" seru Jaemin berusaha untuk mengubah bahan pembicaraan. Jeno yang sadar akan hal itu hanya menggelengkan kepalanya kecil.







***






Sebenarnya yang ingin dilakukan oleh Jaemin saat ia sampai di kamar hotel adalah beristirahat. Namun Jeno tampaknya tak akan membiarkan Jaemin melakukan itu dengan mudah. Jelas terlihat, karena kini pemuda tampan itu sibuk sekali mengecupi tengkuk dan leher Jaemin lembut, dengan posisi Jaemin kini duduk di pangkuannya [namun membelakangi Jeno].

"geli, Jeno berhenti~" rengek Jaemin manja, sambil berusaha melepaskan pelukan Jeno pada perut datarnya.

Seolah tuli, Jeno memilih untuk mengabaikan rengekan manja yang keluar dari mulut manis kekasihnya itu. Membuat Jaemin mulai bergerak tak nyaman diatas pangkuan Jeno. Pemuda manis itu tidak tahu saja, semakin ia banyak bergerak diatas pangkuan Jeno, semakin Jeno bersemangat untuk melakukan yang tidak-tidak.

Hingga tak lama, dering telpon dari salah satu ponsel terdengar. Membuat Jaemin memiliki alasan agar Jeno melepaskan pelukannya ini dan berhenti untuk mengecupi tengkuk dan juga bahunya.

Tenang saja, Jaemin masih berpakaian lengkap. Hanya saja, dua kancing kemeja atas yang ia gunakan sudah Jeno lepas beberapa menit yang lalu.

"Jeno! Ada yang nelpon! Lepas!" seru Jaemin, sambil dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan pelukan itu lagi. Dan kali ini berhasil, karena Jeno memilih untuk membiarkan Jaemin mengambil ponselnya.

Setelah berhasil lepas dari terkaman singa [untuk sementara]. Jaemin mengancingkan kembali dua kancing kemejanya yang sempat copot, baru setelahnya mengambil ponsel yang ada di ranjang hotel. Memilih untuk duduk di ranjang daripada kembali duduk di sofa bersama Jeno, Jaemin menjawa panggilan yang ada di ponselnya yang ternyata adalah video call dari Lami.

Dahi Jaemin mengerut, tidak biasanya adik dari kekasihnya itu melakukan video call dengannya. Karena, biasanya Lami hanya akan menelpon jika ada keperluan.

WHO LOVE CATS • nomin (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang