.
Hal yang tengah dilakukan oleh Jaemin sekarang adalah berkemas. Saat mendengar bahwa ada halaman yang cukup luas nanti, membuat Jaemin begitu bersemangat untuk berkemas, well, di tambah mereka memang akan mulai pindah besok.
Mata milik pemuda manis itu kini melirik kearah Jeno yang tengah sibuk membaca sebuah buku ilmiah yang tidak pernah mau Jaemin mengerti. Menurut Jaemin, mengerti Jeno saja rasanya sudah cukup.
Pemuda manis itu sebenarnya ingin meriakan nama Jeno, dan menyuruh kekasih manisnya itu untuk segera bersiap. Namun, Jaemin memilih untuk tak melakukan hal itu, mengingat Jeno tengah membaca dengan sangat serius. Ditambah lagi, Jeno saat marah akan sangat menakutkan.
Setelahnya, Jaemin mengalihkan pandangan miliknya kearah Boni yang kini berada di sampingnya. Jaemin kini dengan segera berdiri dari posisi duduk miliknya, lalu membawa koper yang sudah di penuhi oleh pakaian miliknya, menaruh koper itu di bawah meja yang ada di kamar.
“Meow!”
Suara Boni terdengar memecah keheningan, dan menarik perhatian. Buktinya, Jeno kini ikut mengalihkan pandangannya yang awalnya fokus pada buku, dan kini malah melihat kearah Boni, yang tampaknya terus menerus mengekori Jaemin kemanapun Jaemin pergi.
Jaemin kini hanya terkekeh kecil, lalu memangku kucing gembul itu. Mengelus bulu-bulu Boni yang lembut.
“kucing yang lain mana?” tanya Jeno, sambil pemuda tampan itu menaruh buku yang sebelumnya ia baca. Lalu berjalan kearah Jaemin, pemuda tampan itu mengurungkan niatnya saat mendekati Jaemin saat melihat Boni mulai menggeram keras.
Tampak seperti menyuruh Jeno untuk menjauh dari Jaemin. Jaemin hampir saja melemparkan Boni, takut-takut kucing gembul itu akan mencakar dirinya.
Namun, dengan segera Jaemin kembali mengusap kepala Boni, membuat kucing itu diam. Dan kini kucing itu malah memperhatikan wajah manis Jaemin. Jeno yang melihat hal itu hanya mendengus kecil.
Kucing yang ada di hadapannya ini tampaknya benar-benar suka pada Jaemin. Jeno sebenarnya bisa saja datang menghampiri Jaemin dan memeluk tubuh ramping kekasih manisnya itu. Namun, jika ia melakukan itu, mungkin saja Boni akan mencakar Jaemin karena terkejut.
Karena itu, Jeno memilih untuk mengalah dan pergi ke dapur untuk meminum segelas air.
“Gak siap-siap buat besok?” tanya Jaemin yang kini malah mengikuti kenama Jeno pergi. Mengabaikan Boni yang kembali menggeram keras.
“jaga jarak sayang, ada yang marah tuh.” Kata Jeno sambil menunjuk tepat di depan wajah Boni. Membuat kucing itu kini mulai mengeluarkan cakar miliknya, berniat untuk mencakar Jeno. Namun, pemuda tampan itu dengan segera menjauhkan telunjuk miliknya, setelahnya memeletkan lidah kearah Boni.
Membuat kucing itu kembali mendesis keras.
“NYAW!!”
“hush! Gak boleh kaya gitu. Boni nakal!” Ucap Jaemin, sambil menyentil pelan dahi milik Boni, membuat kucing itu menggeram kecil.
Jeno yang melihat hal itu hanya terkekeh kecil, lalu melanjutkan acara berjalannya. Karena Jeno sudah benar-benar haus sekarang. Pemuda tampan itu juga tampaknya lupa memjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh kekasih manisnya itu.
Membuat Jaemin kini mengikuti Jeno, dengan alibi menginginkan jawaban. Namun, memang dasar Jeno tak peka, pemuda tampan itu terus saja berjalan. Mengabaikan Jaemin yang kini tengah menunjukan wajah menggerutu miliknya. dan dengan santainya mulai meminum air mineral yang ada di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE CATS • nomin (✔)
Fanfic[Fluff] [Romance] [Family] (n). Sebuah cerita tentang sepasang kekasih dengan kucing-kucing yang mereka rawat. Kucing-kucing yang terkadang membuat sebelah pihak cemburu, atau bahkan membuat sebelah pihak kesal sendiri. Start : 19/08/2018 End : 24...