Ini adalah hari pertama dimana Jeno merasa apartementnya benar-benar ramai, sangat ramai. Bahkan Jeno hampir tak bisa tidur semalaman ini.Bagaimana mungkin Jeno bisa tidur, disaat sembilan kucing yang Jaemin bawa terus mengeong tak berhenti sepanjang malam, dan anehnya, Jaemin sama sekali tak merasa terganggu dengan apa yang dilakukan para kucing itu pada malam hari.
Jeno bahkan harus menyumpal telinga miliknya untuk tak mendengar suara kucing yang terus menerus mengeong.
Namun beruntung, saat ia bangun dari tidur. Kucing-kucing itu sudah berhenti mengeong.
Mungkin kucing-kucing itu kelelahan akibat terus mengeong semalaman.
Pemuda tampan itu kini melangkahkan kaki miliknya kearah dapur. Mencari kekasih manisnya yang sudah tak ada di ranjang saat dirinya terbangun. Jeno melangkahkan kakinya, pemuda tampan itu juga masih berusaha untuk mengumpulkan nyawa miliknya.
Berjalan dengan sedikit malas. Lalu saat sampai di dapur, dirinya bisa melihat dengan jelas Jaemin yang tengah sibuk berkutat dengan alat dapur. Jeno yang memang pada dasarnya tak berniat membantu kekasih manisnya itu, kini hanya mendudukan dirinya pada kursi meja makan yang ada.
Jaemin yang sadar dengan kedatangan Jeno kini membalikan badan miliknya melihat kearah kekasih tampannya yang kini menenggelamkan wajahnya pada lipatan siku miliknya.
Tampaknya pemuda tampan itu hendak melanjutkan acara tidur miliknya.
"udah cuci muka?" tanya Jaemin, sambil berjalan kearah Jeno lalu mengusap pelan helaian rambut milik kekasih tampannya itu. Sedang Jeno kini hanya menunjukan wajah mengantuk miliknya, membuat Jaemin gemas dan kini dengan segera mencubit pipi milik kekasih tampannya itu.
"cium." Kata Jeno.
Pemuda manis itu hanya terkekeh dengan apa yang dikatakan oleh Jeno. Lalu memukul pelan kepala Jeno. Membuat Jeno kini meringis kecil, sambil mengusap kepalanya yang dipukul oleh kekasih manisnya itu.
"cuci muka terus sikat gigi dulu! Kalau bisa mandi dulu aja."ucap Jaemin sambil kembali mendekat kearah makasan yang tengah ia masak, membuat Jeno kini merenggut kesal, namun dengan segera ia pergi kearah kamar miliknya. berniat untuk pergi mandi.
Sedang Jaemin kini hanya mengulas senyum miliknya saat melihat Jeno yang tampaknya tengah merajuk.
"YAK! KELUAR DARI SINI!"
Pemuda manis itu terlonjak kaget saat mendengar teriakan Jeno yang menggelegar. Jaemin benar-benar berharap penghuni apartement sebelahnya tak mendengar teriakan milik kekasih tampannya itu.
Dengan segera Jaemin kini berjalan kearah kamar, memperhatikan sekeliling. Namun, tak ada yang aneh di kamar, hingga ia kini berjalan kearah kamar mandi. Dan memang disitu masalahnya. Jaemin sangat ingin tertawa saat melihat Jeno yang kini tengah terdiam sambil menatap tajam kearah dua anak kucing yang kini berada di dalam bath up tanpa air.
Seolah menyuruh dua anak kucing itu untuk menyingkir dari sana.
"Pacarku memang tampan, tapi kenapa bodoh banget." Ucap Jaemin, membuat Jeno kini melihat kearah Jaemin yang ada di samping. Masih dengan ekspresi tak suka miliknya saat menatap kearah Jaemin.
"iya, ini aku ambil." Ucap pemuda manis itu sambil kini berjalan kearah bath up, mengambil dua anak kucing yang ada disana. Lalu tersenyum jahil kearah Jeno. Membuat Jeno hanya terkekeh kecil dengan apa yang dilakukan Jeno.
Cup!-pemuda manis itu mengecup cepat pipi milik Jeno, lalu dengan segera pergi meninggalkan pemuda tampan itu.
"anak itu benar-benar!"
--
"Jeno! Gimana ini!"
Pemuda manis itu kini teriak heboh. Sedang Jeno kini hanya menatap kearah Jaemin datar, ayolah Jaemin sudah menggaggu waktu sarapan miliknya. terlebih itu karena sembilan kucing yang kemarin ia bawa.Karena, Jaemin kini lebih perhatian pada kucing-kucing itu di banding kekasih tampannya ini.
"Gimana kalau mereka nanti mati kelaparan?"
"mereka itu cuma kucing Jaemin."
"tapi mereka hidup!"
"iya, kita beli semua keperluan kucing-kucing itu besok." Ucap Jeno dengan senyuman miliknya, well, sebenarnya pemuda tampan itu mencoba tersenyum. Ayolah, dirinya begitu kesal dengan kucing-kucing yang ada. Semua kucing itu tampaknya berusaha menarik semua perhatian Jaemin untuk mereka dan itu cukup untuk membuat Jeno sedikit dendam.
Ingat, hanya sedikit.
Karena bagaimanapun juga, Jeno itu sebenarnya sangat menyukai kucing.
"yeay! Jeno-ku terbaik!"
Pemuda manis itu berteriak kecil, sambil bangkit dari duduknya. Lalu memeluk tubuh kekasih tampannya yang masih sibuk mengunyah makanan, membuat Jeno terkejut bukan main, beruntung pemuda tampan bermata sipit itu tidak tersedak.
Jaemin memeluk leher kekasihnya itu . Membuat Jeno kini membalas pelukan milik Jaemin, mengusap pelan punggung milik kekasih manisnya itu. Membuat Jaemin kini tak ingin melepaskan pelukan miliknya.
"hei, sayangku, cintaku, manisku. Aku lagi sarapan, kamu boleh memeluku lagi nanti."
Ucap Jeno, pelukan Jaemin itu terlalu erat. Dan itu membuatnya sedikit kesulitan untuk bernafas. Mendengar apa yang di ucapkan oleh kekasih tampannya itu, Jaemin kini melepaskan pelukan miliknya.
Cup!-satu kecupan kini mendarat pada bibir. Sedang Jaemin, kini langsung kembali pada kursi yang ada di hadapan Jeno. Tentunya, dengan rona merah yang kini terlihat pada pipi pemuda manis itu.
"Tapi, Jeno. Nanti saat kita belanja, siapa yang jagain semua kucing ini? Eoh, aku baru ingat, kita belum kasih kucing-kucing ini nama!"
"kenapa? Kenapa harus dijaga? Mereka juga gak akan pergi kemana-mana." tanya Jeno.
"Gitu ya? "tanya Jaemin. "hmm, Jeno. Kita belum punya pasir. Jadi jangan banyak mengomel jika mereka membuang kotoran dimana aja." Lanjut Jaemin takut-takut, sambil memainkan nasi yang hendak ia makan.
Pemuda tampan yang duduk dihadapannya ini kini tengah berusaha mengatur emosinya. Well, Jaemin tak salah, tapi kucing-kucing itu juga tak salah, ayolah, kucing-kucing itu adalah hewan. Tak mungkin mereka meminta izin untuk pergi ke kamar mandi.
"Okay, bukan masalah. Asal nanti kamu bersihin, terus jangan ngomongin hal kaya gini pas lagi makan." Kata Jeno sambil berusaha memberikan senyuman terbaik miliknya. membuat Jaemin kini hanya terkekeh kecil saat melihat ekpresi wajah kekasih tampannya yang tampak frustasi.
"siap! Pasti aku bersihin."
"nanti belanja sama aku?" tanya Jeno.
"Enggak, cuma aku yang belanja. Kamu tunggu disini terus jaga kucing-kucing itu, aku janji tidak lama."
Hal yang diucapkan pemuda manis itu tentu membuat Jeno terkejut bukan main. Matanya kini melihat tajam kearah mata milik kekasih manisnya itu. Tanda jika dirinya juga ingin ikut pergi membeli keperluan untuk sembilan kucing yang ada.
Dan secara tak langsung, tak ingin di tinggal bersana dengan kucing-kucing itu.
"Enggak! Kamu tunggu disini aja." Kata Jaemin sambil kini malah balas menatap mata milik kekasih tampannya itu tajam. Membuat Jeno kini mengalihkan pandangannya kearah lain.
Well, jangan salahkan Jeno. Tapi, tatapan mata Jaemin terlihat begitu sexy baginya.
Saat mata Jeno kembali melihat kearah kekasih manisnya itu. Jeno bisa melihat Jaemin menyodorkan telapak tangan miliknya pada Jeno. Seperti, meminta sesuatu pada Jeno, Membuat pemuda tampan itu menaikan sebelah alisnya bingung dengan sikap Jaemin.
"apa?"
"black card."
Tbc........
Guys, I'm back back back back back.
Sorry, gue ngilang beberapa hari :')<3 from author ciang
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE CATS • nomin (✔)
Fanfiction[Fluff] [Romance] [Family] (n). Sebuah cerita tentang sepasang kekasih dengan kucing-kucing yang mereka rawat. Kucing-kucing yang terkadang membuat sebelah pihak cemburu, atau bahkan membuat sebelah pihak kesal sendiri. Start : 19/08/2018 End : 24...