[31]. coming

3.5K 507 11
                                    

Hari ini Jeno sedang sibuk. Ya, pemuda tampan itu sibuk mengemasi barang-barang yang akan ia bawa untuk kebutuhannya selama menjadi salah satu juri untuk audisi global.

Jika kita bisa melihat Jeno yang sibuk mengemasi barangnya di dekat lemari, maka kita juga bisa melihat Jaemin yang tengah terduduk di tengah ranjang dengan kedua belah matanya yang tampak bengkak karena menangis semalaman, meminta Jeno untuk tidak ikut pergi.

Dan lucunya lagi, kelima kucing yang Jaemin dan Jeno pelihara kini tampak duduk tenang mengelilingi Jaemin di ranjang.



"Jeno~" Jaemin kembali merengek.

"apa na?" tanya Jeno, seulas senyum terlihat dibibir milik pemuda tampan itu. Entahlah, menurutnya Jaemin sangat menggemaskan. Lihat saja, sedari kemarin, tidak bisa berhenti merengek dan selalu menyuruhnya untuk tidak ikut.

"jangan ikut, disini aja~" rengeknya lagi.

Jeno tertawa kecil, memasukan pakaian terakhir miliknya. Lalu setelahnya berjalan santai kearah Jaemin yang menatap kearahnya dengan mata bulatnya yang terlihat menggemaskan, jangan lupakan bibir manis Jaemin yang terlihat mengerucut lucu karena kesal.

"Cuma tiga bulan sayang," jelas Jeno, menangkup pipi Jaemin lalu memberikan kecupan singkat pada bibir yang mengerucut lucu itu. Membuat kucing-kucing yang duduk mengelilingi Jaemin segera berdiri dan mengeluarkan suaranya.


"Nyaw~"

"iya iya, dasar kucing." Geram Jeno. Entah mengapa, akhir-akhir ini, Jeno yakin sekali jika kucing-kucing yang mereka pelihara bukanlah kucing sungguhan, melainkan. Kucing jadi-jadian. Semua kucing itu menjadi sangat posesif jika Jeno berada dekat-dekat dengan Jaemin.

Jaemin tertawa kecil. Dan kini malah menarik tengkuk Jeno, kembali menempelkan kedua belah bibir mereka. Pemuda manis itu juga menarik Jeno agar ikut duduk diatas ranjang, membuat kucing-kucing itu memilih untuk turun dari ranjang karena takut tertimpa tubuh kedua 'orangtuanya' yang sedang sibuk berciuman.

Lala dan Nana yang tampaknya tidak terlalu peduli, memilih untuk keluar dari kamar. Berbeda dengan Boni, Bona dan Nana yang kini sibuk memperhatikan Jaemin dan Jeno berciuman. Sesekali, Boni dan Bona akan mengeong, karena merasa dilupakan oleh dua manusia itu. Dan lagi, Jeno dan Jaemin tampak tak peduli dengan suara berisik yang dibuat oleh Bona dan Boni. Toh, kucing-kucing itu juga tidak menganggu mereka.

Entah sudah berapa menit Jaemin dan Jeno saling melumat, namun kucing itu masih betah menunggu. Seolah, Bona, Boni dan Nana, tengah menunggu Jaemin untuk menyelesaikan kegiatannya dan menghampiri mereka. Karena, sebenarnya ini sudah masuk jam makan siang para kucing itu.

Dan, sepertinya kedua manusia itu melupakannya. Dan malah sibuk saling mencumbu satu sama lain.



"Ngghhh~" Jaemin melenguh saat merasakan telapak tangan milik Jeno mengelus pelan perut rata kekasih manisnya yang masih menggunakan kemeja berwarna putih. Bahkan, Jeno kini mulai mengecupi pelan leher jenjang milik Jaemin. Membuat pemuda manis itu mendongakan kepalanya. Menginginkan lebih dari sosok yang tengah mengukungnya sekarang.

Dengan perlahan, Jeno mendorong tubuh Jaemin agar berada dibawahnya. Dan mulai membuka satu persatu kancing kemeja milik Jaemin, sedang Jaemin bergerak gelisah sambil sesekali mendesah kecil, dengan kedua telapak tangannya yang sibuk meremat helaian rambut hitam milik Jeno, disaat Jeno mulai sibuk berpindah pada bagian dada Jaemin.

Tubuh Jaemin menegang saat merasakan sesuatu yang basah pada putingnya, namun, Jaemin juga tak bisa menyangkal bahwa ia sangat menyukai apa yang dilakukan oleh Jeno sekarang dan semakin menekan wajah tampan itu di dadanya, membuat sebuah kekehan kecil terdengar dari bibir Jeno.

WHO LOVE CATS • nomin (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang