[26]. don't be panic

4K 591 90
                                    

“pagi na,”

Berjalan dengan sedikit lambat, Jeno kini sudah berdiri tepat disamping Jaemin yang tengah sibuk dengan masakan miliknya. Jaemin yang melihat Jeno berdiri disampingnya sedikit terkejut, namun setelahnya tersenyum manis dan memberikan kecupan singkat pada bibir pemuda tampan yang bari bangun dari tidur itu.

Udara pagi ini sebenarnya cukup dingin, mengingat hujan tengah mengguyur kota. Membuat banyak orang menjadi malas berakitivas di luar rumah, begitu juga Jaemin dan Jeno. Padahal, keduanya sudah berencana untuk pergi menuju everland. Namun sekarang, keduanya bahkan sangat malas hanya untuk melangkahkan kaki keluar dari rumah.

“tunggu disana.” Suruh Jaemin saat melihat Jeno yang masih berdiri disampingnya.

Bukannya menurut dengan apa yang diperintahkan, dengan sedikit mengantuk Jeno malah berpindah untuk berdiri dibelakang Jaemin. Memeluk tubuh kekasih manisnya itu erat dari belakang, menelusupkan lengannya pada pinggang ramping Jaemin dan menumpukan dagunya di bahu Jaemin, mencium aroma strawberry yang menguar daru tubuh kekasih manisnya.

“pagi ini dingin na,” gumam Jeno, kembali memejakan matanya sambil masih dengan memeluk tubuh ramping kekasihnya itu mesra. “ayo ke kamar.” Lanjut Jeno.

Jaemin yang mendengar itu mencubit gemas lengan Jeno yang melingkar di perutnya.

Dan jujur saja, itu sama sekali tak membuat Jeno kesakitan, cubitan yang diberikan kekasih manisnya tidak terlalu keras. Pemuda tampan itu bahkan hanya tertawa kecil sambil mengecupi tengkuk Jaemin sayang.

“kamu gak kedinginan pagi ini?” tanya Jeno, bahkan jemarinya mulai masuk ke dalam piyama putih Jaemin, mengelus pelan perut rata milik kekasih manisnya itu lembut.

“jeno, aku lagi masak buat sarapan.”

“sarapan pagi ini kamu aja ya,” Jeno merengek. Membuat tubuh Jaemin menegang beberapa saat. Karena, merengeknya seorang Lee Jeno itu bukanlah pertanda baik bagi Jaemin.

Setelah mengatakan itu, Jeno mematikan kompor yang tengah menyala, membuat sup yang awalnya mendidih kini hanya mengeluarkan kepulan asap. Baru saja Jaemin ingin menyalakan kembali kompor, Jeno sudah lebih dulu mengangkat tubuh ramping kekasih manisnya itu ala bridal. Refleks kedua langan milik pemuda manis itu melingkar di leher Jeno.

Sadar akan hal itu, Jaemin membulatkan matanya lucu. Menatap kearah Jeno tajam, seolah ia ingin kekasih tampannya itu menurunkannya. Namun, Jeno tidak peduli dan memilih untuk mengecup singkat bibir manis kekasihnya itu.

Tak berselang lama, Jaemin mulai meronta minta turun. Ayolah, Jaemin merasa sangat lapar, dan Jeno malah menjadikan dirinya sebagai sarapan pagi.

Nyaw~ Nyaw~ Nyaw~”

Entah dari mana datangnya kelima kucing itu, tapi semua kucing tampak berlarian kearah Jeno dan Jaemin yang sudah berada di lantai dua, tinggal beberapa langkah lagi untuk masuk ke dalam kamar. Namun, suara kucing-kucing itu membuat keduanya mengalihkan pandangan pada kelima kucing yang berjalan kearah mereka.

Seolah tahu jika majikannya dalam bahaya, kucing-kucing itu tampak berusaha menggapai Jaemin. Bahkan, Boni tengah berusaha untuk menggigit betis Jeno, dan beberapa kucing berusaha memberikan beberapa cakaran pada kaki Jeno.

Dalam hati Jeno bersyukur karena semalam, ia dan Jaemin sudah memotong kuku kucing-kucing ini.

“Jeno, turun~” Jaemin merengek, berharap Jeno akan menuruti apa yang ia minta.

Baiklah, Jeno memang menurunkannya, tapi di dalam kamar. Kucing-kucing tadi tentu mengikutinya, membuat Jeno mendesah frustasi, ayolah ia ingin menghangatkan tubuhnya, berdua dengan Jaemin. Tapi, kucing-kucing ini tampak tak akan membiarkannya melakukan hal itu pada Jaemin.

WHO LOVE CATS • nomin (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang