PROLOG

3.5K 106 1
                                    

"Halo. Kenapa?"

"Kenaaann...."

"Apaan? Butuh apa? Kalo nada bicara lo udah gini, gue yakin lo pasti ada maunya nelpon gue malem-malem gini."

"Gue dapet."

"Dapet apaan?"

"Ih, gue dapet."

"Iya lo dapet apaan onta?"

"Gue mens."

"Mens? Terus kenapa lo bilang-bilang gue? Jangan bilang kalo lo-"

"Tolongin gue. Beliin pembalut yang kayak biasa ke minimarket. Mau ya? Pliisss?"

"Gak. Nggak mau. Biarpun nada bicara lo kayak gitu, gue nggak bakal mau."

"Ayolah, Ken. Lo gitu banget sama gue."

"Lo inget 'kan dua bulan lalu, yang gue beliin lo pembalut. Gue diketawain sama mba-mba minimarketnya gara-gara gue bingung yang sayap yang kayak gimana."

"Ih, itu 'kan udah lama. Lagian lo bego amat, jelas-jelas ada tulisannya, masih aja nanya."

"Kalo gue bawa hp gue pasti nanyanya ke lo, bukan ke mba-mba minimarketnya."

"Jadi intinya lo mau 'kan? Mau ya, Ken?"

"Nada bicara lo noh, ganggu banget. Yaudah tunggu bentar."

"Makasih Kenaaann. Lo emang paling debes."

°°°

Sudah hampir 17 tahun Kenan Alfaribi selalu mengisi hari-harinya dengan perempuan yang bernama Keyra Rheanna, sahabatnya sejak kecil. Baik di sekolah atau pun di rumah, Keyra selalu bersamanya.

Kenan sudah terbiasa dengan sifat dan sikap Keyra. Walau pun suka mengeluh saat Keyra memintanya melakukan ini-itu, tapi Kenan selalu mengabulkan permintaan Keyra. Seperti saat ini, ia sedang berdiri di depan kasir minimarket sambil memegang sebungkus pembalut berukuran sedang.

"Sama apalagi, Mas?"

"Itu aja."

"Ada kartu pelanggannya?"

"Nggak ada."

"Kenan? Ngapain lo disini?"

Kenan terpaksa menoleh saat dia mendengar suara yang sudah dia kenali sejak dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. "Lo ngapain di sini?"

Agra menatap Kenan kesal. "Malah balik nanya. Ya gue belanja'lah, masa iya mau tidur."

"Yaudah gue juga sama." ucap Kenan sambil mengambil kantong yang disodorkan penjaga kasir.

"Beli apaan?" tanya Agra mencoba melihat isi kantong yang disembunyikan Kenan di belakang punggungnya.

"Kepo lo. Minggir sana." Kenan menabrak bahu Agra lalu berjalan cepat keluar dari minimarket.

"LO BELI PEMBALUT LAGI, KEN?"

Kenan menggeram kesal mendengar teriakan Agra. Ia membuka pintu mini market lalu berjalan menghampiri sepeda motornya dengan wajah merah padam.

*****

Hai^^ Ini cerita baru gue, semoga ada yang berminat untuk bacaa:)

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang