DUA

1.5K 68 0
                                    

Keyra memetik senar gitar yang dipegangnya dengan santai. Ia memainkan salah satu lagu yang akhir-akhir ini sering ia dengarkan.
Beberapa murid lainnya pun sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sedang memainkan biola, piano, ukulele, bahkan bernyanyi.

Pak Tyo -guru ekskul musik- masuk ke dalam kelas diikuti seorang laki-laki di belakangnya. "Selamat siang menjelang sore anak-anak."

"Siang menjelang sore, Pak."

"Kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan diri kamu," perintahnya pada laki-laki yang berdiri di sampingnya.

"Nama saya Banyu. Saya murid baru di kelas sebelas IPS tiga. Salam kenal."

"Udah?" tanya Pak Tyo.

Banyu mengangguk.

"Banyu, duduk di sana. Kita mulai ekskulnya," ucap Pak Tyo sambil menunjuk bangku kosong yang berada di samping Keyra.

Banyu mengangguk dan berjalan menuju bangku yang dimaksud Pak Tyo. Ia melihat ke arah Keyra yang sedang menatapnya, Banyu tersenyum singkat yang dibalas Keyra dengan senyuman yang sama.

Ekskul pun dimulai dengan Pak Tyo yang menjelaskan bagaimana cara memainkan biola dengan benar. Sementara Dino -ketua ekskul musik- menjelaskan bagaimana cara memainkan gitar dengan benar.
Dan muridnya pun terbagi menjadi dua kelompok. Murid yang tertarik dengan gitar dan murid yang tertarik dengan biola.

Tanpa terasa, jam ekskul telah selesai. Pak Tyo menyuruh semua murid menyimpan alat musik di tempatnya masing-masing.
"Minggu depan akan bapak tes satu per satu. Persiapkan diri kalian." ucap Pak Tyo sebelum keluar dari kelas.

"Iya Pak," ucap semua murid kompak.

Keyra menggandong tas ranselnya lalu berjalan keluar kelas bersama Caca, salah satu teman ekskul yang dekat dengannya.

"Dijemput, Key?"

"Iya. Lo dijemput juga 'kan?"

Caca menggeleng. "Doi sibuk, jadi gabisa jemput. Gue balik sama Rina, dia lagi ke kamar mandi dulu tadi."

"Duuhhh kasiaannn...." ucap Keyra dengan nada mengejek, membuat Caca menatapnya kesal.

"Tuh jemputan lo," tunjuk Caca pada Kenan yang sedang duduk di atas motor maticnya sambil memegang ponsel.

Keyra tersenyum lebar melihat Kenan. "Tukang ojek gue selalu tepat waktu."

Caca tertawa mendenganya. "Dasar. Gue bilangin orangnya ya, lo ngomong kayak gitu."

"Bilangin aja, gue nggak takut," ucap Keyra lalu tertawa kecil. "Yaudah gue duluan ya, Ca."

Caca menganggukkan kepalanya. "Iya gih sana. Ati-ati."

Keyra mengangguk lalu berjalan menjauhi Caca yang masih menunggu Rina.
"Yuk pulang!" ajaknya begitu ia sudah berdiri di samping Kenan.

"Bentar Key, bentar. Tanggung," ucap Kenan sibuk dengan ponselnya.

Keyra menggelengkan kepalanya begitu melihat layar ponsel Kenan. "Ngegame terus."

"Daripada gue mati gara-gara bosen nungguin lo, mending maen game."

"Bosen nggak bakal ngebikin orang mati, Kenan."

"Iya deh, terserah lo."

"Kalo gue ambil ponsel lu, terus gue matiin, lo pasti bakal marah 'kan?"

"Udah tau nanya."

"Yaudah, gue ambil." ucap Keyra lalu mengambil ponsel Kenan dan mematikannya dengan cepat.

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang