ENAM

998 41 0
                                    

"Engga nyesel beli gue. Novelnya bagus," ucap Keyra sambil mengeluarkan novelnya dari dalam tas.

"Yang beli gue, Key. Bukan lo."

Keyra mendelik ke arah Kenan. "Tapi 'kan gue yang milih."

"Lo udah selesai bacanya? Gue pinjem," kata Bella sambil membaca bagian belakang novel untuk yang kesekian kalinya.

"Udah dong. Gih bawa ke rumah, tapi kalo udah selesai langsung dibalikin ya. Novelnya jangan sampe lecet sedikit pun."

"Berarti kalo sobek boleh dong ya?" canda Agra.

"Kalo sobek ya gue minta ganti yang baru."

Kenan menggelengkan kepalanya menatap Keyra. "Dasar. Btw, lo cepet banget bacanya."

"Cepet apanya, itu novel dibeli lima hari yang lalu, Kenan. Jadi termasuknya lama. Novelnya nggak tebel-tebel amat padahal, tapi gue terlalu sibuk mengurusi hal-hal lain, makanya baru selesai."

"Iya sih, ya. Lo 'kan biasanya kerjaannya cuman baca novel, nonton drama, main, gitu-gitu terus. Nggak pernah belajar sama sekali," ucap Agra sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Cukup di sekolah aja belajarnya, di rumah nggak harus belajar," ucap Keyra yang disetujui oleh Kenan.

"Kecuali kalo emang ada tugas," tambah Kenan sambil menunjukkan cengiran.

"Dasar lo berdua. Mentang-mentang pinter," sahut Bella.

"Lo juga pinter 'kok, Bell. Cuman nggak sepinter kita bertiga. Iya 'kan?" tanya Agra yang langsung dijawab anggukkan oleh Kenan dan Keyra. Sementara Bella menatap ketiga temannya kesal.

Bel masuk akhirnya berbunyi. Beberapa murid yang tadinya berada di luar langsung berjalan memasuki kelas agar tidak mendapat teguran dari Zaki, ketua kelas yang sangat mematuhi peraturan.
Pelajaran pertama pun dimulai begitu guru memasuki kelas.

°°°

Keyra berdiri di depan gerbang sekolah sambil mendengarkan musik lewat ponselnya. Ekskul musik sudah selesai beberapa menit yang lalu, dan sekarang ia sedang menunggu jemputannya datang. Keyra beberapa kali melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangannya lalu menghela napas pelan.

"Yakin lo dijemput?" tanya Banyu yang sedari tadi menemani Keyra menunggu jemputannya datang.

Keyra mengangguk. "Dia tadi bilangnya udah mau otw, macet mungkin. Lo duluan aja, gue gapapa kok nunggu sendiri."

Banyu menggeleng. "Gue temenin sampe jemputan lo dateng. Atau lo mau gue anter aja?"

"Enggak. Entar kasian Kenan-nya. Udah jauh-jauh jemput, masa guenya pulang sama lo."

Banyu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Yaudah."

Keyra kembali mengecek ponselnya lalu melihat ke arah jalan, berharap agar Kenan muncul. Tapi Kenan tidak muncul juga. Ia mencoba menghubungi Kenan, tapi nomornya tidak bisa dihubungi. "Dia nggak kenapa-napa 'kan?" gumamnya pelan.

Banyu hanya diam sambil memperhatikan Keyra yang terlihat cemas.
"Tuh Kenan, tuh," ucapnya sambil menunjuk ke arah motor yang jaraknya agak jauh dari tempat tempatnya berdiri.

Keyra dengan cepat melihat ke arah yang ditunjuk Banyu lalu tersenyum lega saat melihat Kenan sedang mengendarai motor ke arahnya.
"Lo kemana aja sih? Lama banget! Gue sampe mikir yang enggak-enggak tau nggak?!" ucapnya begitu Kenan menghentikkan motor di hadapannya.

"Tadi ban motornya bocor, jadi harus diganti dulu. Gue juga niatnya mau ngabarin, tapi ternyata ponsel gue batrenya abis. Jadi yaudah. Sorry, lo pasti udah nunggu lama banget kan?"

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang