SEPULUH

860 34 0
                                    

Saat liburan sekolah, Arkan dan Keyra minta kepada orang tuanya untuk berlibur ke rumah neneknya. Begitu sampai di rumah neneknya, Arkan mengajak Keyra berkeliling naik sepeda.

"Jangan ngebut-ngebut bawa sepedanya, Bang," pinta Keyra yang tertinggal di belakang Arkan.

"Ini nggak ngebut, Key. Kamu aja yang lama banget goesnya."

Keyra yang kelelahan menggoes pun akhirnya menyerah, ia turun dari sepedanya dan memilih untuk berjalan sambil menuntun sepedanya.

"Duluan ya. Nanti Abang minta dibikinin jus ke mama, kamu jangan mampir kemana-mana, langsung ke rumah," suruh Arkan lalu menggoes sepedanya meninggalkan Keyra yang memasang wajah cemberut.

Arkan menyimpan sepedanya di halaman rumah lalu masuk ke dalam. Ia mencari keberadaan ibunya, dan melihat ibunya sedang mengobrol dengan nenek dan tante Rina. Langkahnya terhenti saat ia mendengar namanya disebut dalam obrolan mereka, Ia berdiri di balik tembok dan diam-diam mendengarkan.

"Arkan mau lanjut kuliah dimana nanti?" tanya nenek.

"Dia mau kuliah di salah satu universitas jakarta, ngambil jurusan kedokteran," jawab ibunya.

"Memangnya kamu tidak masalah kalau harus membiayai Arkan terus-terusan?" tanya tante Rina.

Arkan mengerutkan dahi mendengar pertanyaan itu.

Ibunya tertawa pelan. "Kenapa harus masalah? 'Toh dia anak aku."

"Tapi dia bukan anak kandung kamu, Rani."

Ucapan Tante Rina membuat Arkan terkejut. Ia mengepalkan kedua tangannya lalu berjalan keluar rumah.

"Mana jusnya, Bang?" tanya Keyra yang baru saja sampai.

"Hah?" tanya Arkan bingung. Ia masih terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. "Oh, kita beli minuman dingin aja di warung sana," ucap Arkan begitu ia tersadar.

Keyra berjalan mengikuti Arkan dari belakang. "Emang Bang Arkan bawa uang?" tanyanya.

Arkan menghentikan langkahnya lalu memutar tubuh, menghadap Keyra. "Engga. Kamu bawa?"

Keyra menghela napas mendengar ucapan Arkan. Ia memutar tubuhnya lalu berjalan kembali menuju rumah, meninggalkan Arkan yang hanya terdiam menatapnya.

°°°

Arkan keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju ruang keluarga, menghampiri ayah, ibu, dan neneknya yang sedang mengobrol.

"Arkan? Keyra-nya udah tidur?" tanya ibunya begitu melihat Arkan, ia menggeser posisi duduknya agar Arkan bisa duduk di sampingnya.

"Udah," jawab Arkan begitu ia duduk di samping ibunya.

"Dimakan kue-nya, Kan," tawar Nenek.

"Iya Nek," jawab Arkan dengan senyuman kecil. Ia duduk diam sambil mendengarkan keluarganya mengobrol, membahas hal-hal yang tidak Arkan tahu. Setelah beberapa lama terdiam, Arkan akhirnya membuka mulut. "Ada yang mau Arkan omongin."

Tiga pasang mata yang berada diruang keluarga refleks menoleh pada Arkan setelah mendengar ucapannya.

"Tadi Arkan denger obrolan mama, nenek sama tante Rina," Arkan menghentikan ucapannya dan melihat ke arah ibu dan nenek yang menatapnya terkejut, sedangkan ayah hanya menatapnya bingung."Siapa orang tua kandung Arkan?" tanyanya memberanikan diri.

Ayah menatap ke arah ibu dan nenek secara bergantian. "Apa maksud kamu, Arkan? Papa sama mama orang tua kandung kamu."

Arkan menggeleng. "Engga. Bukan. Arkan tadi denger Tante Rina bilang kalo Arkan bukan anak kandung mama sama papa."

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang