ENAM BELAS

758 33 0
                                    

"Kamu belum makan?" tanya Arkan pada Keyra yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya.

"Baru pulang, Bang?" tanya Keyra tanpa menjawab pertanyaan kakaknya.

"Iya. Makan bareng, yuk. Abang juga belum makan."

Keyra beranjak dan turun dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar kamar mengikuti Arkan. Ia memang merasa lapar sejak tadi, tapi ia terlalu malas untuk bergerak.

Arkan menyendokkan nasi untuknya dan Keyra lalu menyimpan satu piring di hadapan Keyra dan satu piring lagi di hadapannya. Mereka berdua mulai makan setelah mengambil lauk-pauk sesuai selera masing-masing dan berdo'a.

Arkan memperhatikan Keyra yang sejak tadi diam, tidak seperti biasanya. "Lagi ada masalah, Key?" tanyanya.

"Engga," jawab Keyra pelan.

"Yakin?" tanya Arkan curiga.

Keyra menghela napas lalu menyimpan sendoknya. Ia mengunyah sisa makanan yang masih berada di dalam mulutnya dan meminum air yang sudah disiapkan Arkan. "Kenan ngeselin, Bang," Keyra mulai bicara.

"Emangnya Kenan kenapa?" tanya Arkan mencoba mencari tahu.

"Masa dia punya gebetan tapi nggak cerita-cerita sama aku. Terus tadi juga pas pulang sekolah, dia lebih milih pulang sama gebetannya dari pada sama aku. Ya sebenernya wajar sih dia lebih milih pulang bareng Rena, tapi 'kan tetep aja ngeselin," cerita Keyra kesal.

Arkan mencoba utuk tidak tersenyum apalagi tertawa saat mendengar cerita Keyra. "Terus kenapa lagi?"

"Terus waktu itu dia juga nggak ngaku pas aku tanyain Rena gebetannya apa bukan. Ngeselin 'kan? Iya 'kan?"

Arkan menganggukkan kepalanya. "Iya ngeselin."

"Masa gitu doang Bang responnya," gerutu Keyra kesal.

Arkan menarik napas pelan lalu menghembuskannya. "Iya-iya dia emang ngeselin. Tapi, kenapa kamu marah-marah? Kamu nggak suka sama ... siapa tadi namanya? Rena?" tanya Arkan bingung.

"Bukan gitu. Aku biasa aja 'kok sama Rena. Lagian aku juga nggak marah. Cuman kesel aja, keselnya karena Kenan nggak cerita. Biasanya 'kan kita saling cerita apa pun itu," jelas Keyra.

"Itu 'kan privasi. Mungkin aja Kenan ada niatan ngasih tau kamu, tapi kamunya keburu tau. Bisa jadi gitu 'kan," ucap Arkan mencoba menenangkan Keyra.

"Tapi 'kan tetepa aja ..., ngeselin pokoknya," gerutu Keyra.

Arkan tersenyum kecil lalu berdehem. "Yaudah, sekarang abisin dulu makannya biar keselnya ilang."

"Abang yang cuci piring ya?" tanya Keyra.

Arkan terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Iya-iya. Bilang aja kalo kamu males nyuci piring."

Keyra mengangguk. "Males plus lagi nggak mood cuci piring," ucapnya lalu menghabiskan minumnya. "Keyra ke kamar. Makasih Bang Arkan."

Arkan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat Keyra berjalan menaiki tangga. "Tinggal bilang cemburu aja susah banget," gumamnya pelan.

°°°

Keyra terlalu fokus menonton drama di laptop sampai-sampai tidak sadar saat ponselnya yang berada di meja belajar bergetar beberapa kali.
Setelah selesai salat isya, Keyra memilih untuk melanjutkan menonton drama yang belum ia selesaikan. Ia menolak Arkan yang mengajaknya untuk pergi ke kedai.

"Key, ada Kenan 'tuh dibawah," teriak Arkan dari luar kamar.

Keyra tidak menjawab.

"Key," Arkan membuka pintu kamar dan melangkah masuk karena tidak ada jawaban dari Keyra. "Ada Kenan dibawah."

Keyra mempause dramanya lalu menoleh ke arah Arkan. "Bilang sama dia kalo Keyra udah tidur."

"Suruh dia ke sini? Oh yaudah," ucap Arkan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ih Bang Arkaaan ..., bilangin aja ke dia kalo aku udah tidur."

Arkan menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar. "Yaudah abang suruh ke sini ya," ucapnya lalu berjalan cepat meninggalkan Keyra yang menggeram kesal.

Keyra kembali memplay dramanya dan mencoba untuk kembali fokus menonton, tapi tidak bisa. Ia turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar. Setelah menuruni anak tangga terakhir, Keyra melihat Kenan sedang duduk ditemani Arkan.

"Key? Tadi kata Bang Arkan lo udah tidur," ucap Kenan yang menyadari keberadaan Keyra.

Keyra menatap kakaknya kesal, sementara Arkan mengangkat bahu dengan cengiran lebar.

"Gue ke atas ya," ucapnya pada Kenan.

"Iya Bang," jawab Kenan.

Keyra duduk di hadapan Kenan begitu Arkan meninggalkan mereka. "Kenapa?" tanyanya langsung.

"Lo kenapa bohong tadi?" tanya Kenan to the point.

"Bohong soal apa?" tanya Keyra pura-pura tidak tahu.

"Gausah pura-pura deh. Tanpa gue jelasin pun, lo pasti tau maksud dari pertanyaan gue."

Keyra terdiam sejenak. "Gue bohong supaya pdkt lo sama Rena lancar," jawabnya, lagi-lagi berbohong.

Kenan menghela napasnya. "Lo pulang sama siapa?"

"Ojek."

"Bohong lagi 'kan," gumam Kenan.

"Ojek pribadi."

"Sejak kapan Banyu jadi ojek pribadi lo?"

"Sejak tadi mungkin," ucap Keyra dengan nada bertanya. "Entar-entar juga kalo lo mau pulang atau berangkat bareng sama Rena bilang aja. Atau mulai besok lo mau berangkat bareng dia?"

"Apaan sih, Key. Gue sama dia nggak ada hubungan apa-apa. Kita cuman deket doang," bantah Kenan.

"Iya 'kan siapa tau nanti kalian tiba-tiba jadian gara-gara deket terus."

"Lo sama gue juga deket. Deket belum tentu bakal jadian, Keyra."

"Yaudah gue do'ain supaya kalian bisa jadian."

Kenan terdiam mendengar ucapan Keyra. "Makasih atas do'anya. Yaudah gue pulang dulu."

"Hmm," guman Keyra.

"Besok lo berangkat bareng gue," ucap Kenan pada Keyra yang masih duduk di sofa. Ia lalu berjalan keluar dari rumah Keyra.

°°°

Keyra meraih ponselnya dari atas meja belajar begitu selesai menggosok gigi. Ia naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Layar ponselnya menyala begitu Keyra menekan tombol kunci.

5 panggilan tak terjawab.
5 pesan dari 2 chat.

Keyra membuka polanya lalu melihat semua notifikasi. Semua panggilan tak terjawab ternyata dari Kenan. Sepertinya tadi Kenan mencoba menghubunginya sebelum ia memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Sementara chat, dari Kenan dan Banyu.

Kenan: Key, lo marah sama gue? Knp telepon gue nggak diangkat?
Kenan: Key?
Kenan: Gue ke rumah lo ya.

Kenan menghela napas membaca pesan Kenan. Ia menakn ikon kembali lalu membuka pesan dari Banyu.

Banyu: Masih marah, mba? Engga 'kan?
Banyu: Besok gue traktir deh, jadi jangan marah lagi.

Keyra menutup aplikasi whatsAppnya lalu mematikan data seluler. Ia menyimpan ponselnya di atas nakas dan menarik selimutnya hingga ke atas dada. Ia memejamkan matanya, bersiap untuk tidur.

*****

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang