DUA PULUH LIMA

1.1K 49 5
                                    

Keyra mengetukkan jari telunjuknya pada meja sambil memperhatikan Kenan yang sedang memesan makanan untuk mereka berdua. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati makanan-nya sambil mengobrol. Keyra baru pertama kali ke cafe ini, jadi ia merasa asing dengan keadaan sekitarnya.

Tadi, saat ia menerima pesan dari Kenan yang mengajaknya untuk bertemu, Keyra langsung mengiyakan dan menyuruh Kenan datang ke rumahnya. Keyra pikir Kenan hanya akan mengajaknya mengobrol di depan rumah, tapi laki-laki itu malah mengajaknya untuk pergi keluar. 'Enggak enak kalo ngobrol disini,' begitu katanya. Jadi setelah meminta izin pada Arkan untuk mengajak Keyra main, Kenan mengajaknya ke tempat ini.

"Lama ya?" tanya Kenan begitu ia selesai memesan dan duduk di depan Keyra.

Keyra mengangguk. "Emang disini nggak ada waitress?" tanyanya.

"Ada satu kayaknya, tapi lagi nyamperin pengunjung lain. Dari pada kita nunggu lama, jadi gue pesen langsung aja. Tempat ini baru dibuka, gue juga baru pertama kali ke sini."

"Oohh ..., pantesan masih sepi pengunjung," gumam Keyra pelan. Sejak tadi ia mencoba untuk terlihat santai di hadapan Kenan, padahal jantungnya sudah berdetak tidak karuan ketika ia memikirkan apa yang akan Kenan ucapkan padanya.

Kenan berdehem pelan. Ia merasa tidak nyaman dengan keadaan canggung seperti ini. "Key," panggilnya. Membuat Keyra menatapnya dengan pandangan bertanya. "Lo tadi mau ngomong apaan pas di mini market?" tanyanya pelan.

Keyra membulatkan kedua bola matanya mendengar pertanyaan Kenan. "G-gue ... itu ... apa namanya ...," ucap Keyra tidak jelas. Ia terus menghindari tatapan Kenan yang sejak tadi melihat ke arahnya.

"Ini pesanannya," ucap waitress yang sudah berdiri di samping meja mereka dengan tangan memegang nampan yang berisi makanan pesanan mereka.

Keyra menghela napas lega karena ia tidak harus melanjutkan perkataannya.

"Makasih," ucap Kenan begitu pelayan cafe akan meninggalkan meja mereka.
Kenan mendekatkan pesanan Keyra ke hadapan-nya. "Makan dulu, kalo dingin nggak enak."

Keyra menganggukkan kepalanya. Ia mengambil sendok dan garpu lalu mulai memakan sphagetti miliknya dalam diam. Keyra sesekali mencuri pandang ke arah Kenan yang sibuk dengan makanannya.

Berbeda dengan pengunjung lain yang sesekali mengobrol disela makan-nya, Kenan dan Keyra fokus memakan makanan masing-masing tanpa mengeluarkan satu kata pun.

Kenan dan Keyra sama-sama tersenyum kikuk saat tanpa sengaja saling tatap begitu mereka selesai makan.
Keyra memutar-mutar sedotannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Sementara Kenan terus meminum minumannya hingga tersisa sedikit.

"Keyra."

"Kenapa?"

Kenan terus menatap Keyra yang sedang menatapnya balik. "Gue suka sama lo. Lebih dari sahabat. Lo mau nggak ... jadi pacar gue?"

Keyra mencoba menahan diri agar ekspresi wajahnya tetap seperti biasa begitu mendengar ucapan Kenan barusan. Detak jantungnya berdetak dengan cepat dan pipinya terasa begitu panas. Ia meremas jemarinya yang berada diatas pangkuannya. "G-gue ...," Keyra mengalihkan matanya ke arah lain, "... gue mau."

Kenan mengetuk meja dengan jemarinya, membuat Keyra menatap ke arahnya. Kenan tersenyum lebar, "Kalo lagi ngomong sama orang itu tatap matanya, jangan ngeliat arah lain."

Keyra merasakan kedua pipinya semakin memanas mendengar ucapan Kenan.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Kenan lagi. Ia sama sekali tidak mengalihkan matanya dari Keyra yang terlihat salah tingkah di hadapannya.

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang