DUA PULUH TIGA

834 37 4
                                    

Kenan menutup sambungan telepon lalu berlari menuju rumah Keyra. "Semoga dompetnya nggak dibuka," gumamnya pelan. Ia membuka pintu rumah Keyra tanpa mengetuk terlebih dulu.

Kenan menatap Keyra yang sudah berdiri di hadapannya sambil memegang dompet dan foto candid Keyra yang sedang tersenyum. Ia refleks mengambil dompet dan foto miliknya begitu tersadar.

"Ngapain lo simpen foto gue?"

Kenan menghela napas pelan mendengar pertanyaan Keyra. "Pengen aja. Lagian difoto itu ada guenya juga, bukan lo doang. Emang nggak boleh kalo gue simpen?"

"Boleh 'sih," jawab Keyra. "Tapi kalo di dalem dompet agak gimana gitu," tambahnya.

"Suka-suka gue dong," ucap Kenan santai. "Yaudah gue balik dulu. Lo tidur sana, udah malem."

"Kenan," panggil Keyra.

Kenan yang sudah membelakangi Keyra pun menoleh mendengar namanya dipanggil. "Kenapa?" tanyanya.

"Nggak deh. Nggak jadi," jawab Keyra setelah beberapa saat terdiam. "Sana pulang," suruhnya.

"Iya ini juga mau. Good night, Key," kata Kenan sambil berjalan keluar dari rumah Keyra.

"Night too, Ken," balas Keyra.

Kenan berjalan keluar dari halaman rumah Keyra dan menghela napas lega begitu mendengar pintu rumah Keyra ditutup. Tangan Kenan memegang dadanya di sebelah kiri bagian atas, tempat dimana jantungnya berada. Ia melihat foto yang dipegangnya lalu tersenyum. Foto itu diambil saat ia dan Keyra pertama kali masuk SMA.

°°°

Kenan, Keyra, Agra, dan Bella sedang berada di kantin sambil menikmati makanan masing-masing.
Keyra yang merasa diperhatikan terus oleh Kenan menolehkan kepalanya ke arah Kenan yang duduk di sampingnya. "Kenapa? Ada apaan dimuka gue?" tanyanya sedikit kesal karena merasa risih dengan Kenan yang terus menatapnya.

Kenan menggeleng. "Lanjutin aja makannya."

Keyra mendengus kesal.

"Gue udah selesai. Duluan ya, mau ketemu anak ekskul," pamit Bella sambil berdiri duduknya. "Lo ngapain ikut berdiri?" tanyaya pada Agra yang ikut-ikutan berdiri.

"Mau nemenin lo," jawab Agra lalu menunjukkan cengirannya.

"Yaudah sana. Entar keburu bel masuk bunyi," ucap Keyra pada Bella.

Bella mengaggukkan kepalanya lalu berjalan meninggalkan kantin diikuti Agra.

"Besok nggak ada recana kemana-mana 'kan?" tanya Kenan pada Keyra yang sudah kembali menyantap makanannya.

"Sekolah."

"Besok tanggal merah, Key," Kenan mengingatkan Keyra.

"Oh iya," gumam Keyra pelan. "Paling besok gue bantu-bantu di kedai."

"Gimana kalo besok kita nonton aja?"

"Nonton? Tumben," kata Keyra heran.

"Sekalian mau ada yang gue omongin sama lo."

"Kenapa nggak ngomong sekarang aja?"

Kenan menghela napas pelan. "Besok aja."

"Jangan bikin gue kepo coba," protes Keyra.

Kenan balas menatap Keyra yang sedang menatap kesal ke arahnya. "G-gue ...-"

"Lo kenapa?" tanya Keyra penasaran campur deg-degan karena Kenan menggantungkan ucapannya. Keyra merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat saat menunggu Kenan melanjutkan perkataannya.

Kenan menarik napas dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Ia menatap Keyra dalam lalu perlahan berdiri dari duduknya. "Gue kebelet kencing sekarang. Entar aja ngomongnya," ucapnya cepat lalu berlari meninggalkan Keyra yang menatapnya tidak percaya.

Keyra mengusap dada dengan telapak tangan kanannya sambil mencoba mengontrol napasnya. "Sabar. Jangan emosi," gumamnya pada diri sendiri.

°°°

Saat ini jam pelajaran terakhir sedang berlangsung. Keyra sama sekali tidak berbicara pada Kenan sejak kejadian di kantin tadi. Kenan sudah mencoba memanggil Keyra untuk mengajaknya mengobrol, tapi Keyra mengabaikannya.

Agra yang duduk disampingnya merasa heran karena sejak tadi Kenan tidak fokus memperhatikan Bu Susan yang sedang menerangkan materi di depan kelas. "Kenapa lo?" tanyanya dengan pandangan lurus ke arah Bu Susan.

Kenan menoleh ke arah Agra lalu memghembuskan napas keras. "Gue mau nembak Keyra, tap-"

"APA?!" teriak Agra shock. Saking terkejutnya dengan ucapan Kenan, ia tidak sadar kalau semua mata tertuju ke arahnya.

"Ada apa Agra? Apa ada yang tidak kamu pahami tentang materi ini?" tanya Bu Susan tenang.

"Hah?" Agra mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, dan mendapati semua temannya menatap ke arahnya penuh tanda tanya. "Eng-engga, Bu. Maaf," ucap Agra sambil sedikit menundukkan kepalanya. Ia menendang kaki Kenan keras, membuat sang pemilik kaki mengaduh tanpa suara.

Bu Susan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Agra lalu kembali menjelaskan materi yang tadi terpotong karena teriakan Agra.

"Lo beneran serius mau nembak Keyra?" tanya Agra berbisik.

Kenan menganggukkan kepalanya.

Bel pulang berbunyi membuat semua murid tersenyum lebar, kecuali Agra. Ia masih memberikan beberapa pertanyaan pada Kenan dengan suara yang sangat pelan karena takut Keyra dan Bella yang duduk di depannya dapat mendengar.
'Lo bener-bener mau nembak Keyra?'
'Kapan nembak? Dimana? Lo serius, Ken?'
'Kalo ditolak gimana?'

Bu Susan membereskan barang-barangnya. "Sampai disini dulu pelajaran hari ini. Ibu harap minggu depan kalian sudah benar-benar paham dengan apa yang ibu jelaskan tadi," ucapnya sambil melihat ke arah muridnya yang sedang bersiap-siap untuk pulang.

"Iya Bu," ucap mereka kompak.

Begitu Bu Susan sudah meninggalkan kelas, beberapa murid yang sudah selesai membereskan semua barangnya langsung pergi keluar kelas, sementara ada beberapa lagi yang masih sibuk membereskan barang-barang miliknya.

Kenan menggandong tasnya lalu berjalan menghampiri Keyra yang masih sibuk memasukkan buku-bukunya dari kolong meja ke dalam tas.

"Pulang sama gue ya, Key" pinta Kenan.

Keyra tidak menjawab.

Bella menyenggol bahu Keyra pelan. "Itu Kenan ngomong sama lo," ucapnya yang direspon Keyra dengan tatapan sewot.

"Yaudah gue sama Agra duluan," pamit Bella. Ia menarik tangan Agra untuk cepat-cepat keluar dari kelas.

"Kenapa nggak bareng sama mereka aja sih? Gue 'kan penasaran," protes Agra.

"Mereka butuh waktu berdua, Agra," jelas Bella sambil terus menarik tangan Agra.

"Lo marah?" tanya Kenan setelah Bella dan Agra tidak terlihat. Kini hanya ada mereka berdua di dalam kelas. Ia menatap Keyra yang sekarang berdiri dari duduknya.

"Minggir," ucap Keyra dengan wajah datar.

Kenan tidak menghiraukan ucapan Keyra. Ia tidak bergerak sama sekali dari posisinya, dan berdiri tepat di hadapan Keyra sambil menatap perempuan itu.

"Kapan pulangnya?" tanya Keyra setelah mereka saling diam selama beberapa menit.

Kenan menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Matanya masih terus menatap Keyra yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar. Ia mencoba memberanikan diri dan terus mengulangi kalimat yang akan ia ucapkan pada Keyra dalam hati. Kenan membasahi bibirnya lalu satu kalimat keluar dari bibirnya dengan lancar. "Gue suka sama lo."

*****

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang