DELAPAN

882 39 0
                                    

"SURPRIIISEEEE ...."

Keyra terkejut melihat kamarnya yang dipenuhi beberapa balon warna-warni dan sebuah bunting flag yang bertuliskan HAPPY BIRTHDAY menempel di dinding kamarnya. Senyuman lebar menghiasi wajah manisnya saat ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar.

Kenan tersenyum puas saat melihat Keyra terlihat senang dengan kejutannya. "Romantis 'kan gue? Ngasih kejutan kayak gini buat lo."

Keyra menatap ke arah Kenan, senyumannya perlahan hilang dan berganti dengan tatapan kesal. "Nggak! Biasa aja!"

"Dih gitu. Nggak tau terimakasih," ucap Kenan dengan nada bercanda.

"Gue tadi pagi berangkat naik ojek online, terus tadi pas pulang sekolah, gue nunggu hampir satu jam di depan gerbang supaya gue bisa naik taksi dan beliin nasi goreng buat lo, karena gue pikir lo nggak nafsu makan-makanan lain. Tapi taunya lo malah baik-baik aja."

"Kenapa lo nggak minta jemput ke gue?"

"Ya gue mana mungkin minta jemput sama orang yang katanya lagi sakit, Kenan."

"Jadi ceritanya lo khawatir sama gue?" tanya Kenan jahil. "Sampe-sampe beliin gue nasi goreng segala," tambahnya dengan senyuman lebar.

Keyra berjalan dengan wajah cemberut dan duduk di sofa kecil tanpa menjawab pertanyaan Kenan.

"Lo marah?" tanya Kenan sambil berjalan mendekati Keyra dan duduk di sebelahnya.

Keyra menggelengkan kepalanya.
"Kadonya mana?" tanyanya setelah beberapa menit terdiam.

Kenan tersenyum mendengar pertanyaan Keyra. Ia berdiri dan berjalan menuju meja belajar dan kembali dengan tangan memegang kertas warna-warni. Ia menyodorkan kertas yang terlipat rapih pada Keyra yang sedang menatapnya bingung.

"Kadonya kertas?" tanya Keyra tidak percaya.

Kenan menggeleng dengan senyuman di bibirnya. "Di dalem tiga kertas ini ada tulisan barang-barang yang bener-bener lo butuhin."

"Terus barangnya dimana?"

"Ya belum gue beli. Belinya nanti barengan sama lo. Udah buruan pilih," ucap Kenan sambil menggoyangkan tangannya yang sudah pegal di hadapan Keyra.

Keyra menatap kertasnya satu per satu. Merah, kuning, hijau. Ia menatap Kenan yang duduk di sampingnya. "Kenapa disini nggak ada warna kesukaan gue?" tanyanya dengan nada kecewa.

"Sengaja. Biar lo nggak milih kertas yang sesuai sama warna kesukaan lo. Udah buruan pilih, pegel nih tangan gue."

"Iya-iya sabar," Keyra kembali melihat ke arah kertas yang berada di tangan Kenan. "Emang nggak boleh ya kalo gue pilih tiga-tiganya?"

Kenan menghela napasnya lalu meletakkan kertas yang tadi ia pegang di atas sofa, diantara dia dan Keyra. "Nggak bisa'lah, Key. Yang ada gue bangkrut kalo gitu mah. Lagian ini per kertas dalemnya barang-barang yang bisa dibeli sesuai budget yang gue punya. Jadi mendingan sekarang lo buruan pilih."

Keyra memasang wajah cemberut, perlahan tangan kanannya terulur dan mengambil kertas yang berwarna hijau. Ia menatap Kenan curiga saat melihat laki-laki itu tertawa pelan. "Kenapa ketawa?" tanyanya.

"Gapapa. Pilihan lo sesuai sama perkiraan gue."

"Ulang-ulang. Lo pasti nulis barang yang enggak-enggak di kertas ini," ucap Keyra berusaha mengambil kertas lain yang sudah dipegang erat oleh Kenan.

"Enggak, Keyra. Gue udah bilang kan tadi, di kertas ini, isinya tulisan barang-barang yang pasti lo butuhin. Pasti."

Keyra yang tadinya menatap Kenan ragu lalu menganggukkan kepalanya. "Oke. Yaudah gue buka ya," ucapnya sambil mencoba membuka lipatan kertas, tapi tangan Kenan tiba-tiba menahannya. "Kenapa lagi, Kenan?"

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang