DUA PULUH DUA

824 41 3
                                    

Keyra menuruni anak tangga satu per satu dan melihat Arkan sedang menonton tv. Ia berjalan menghampiri Arkan lalu menepuk bahunya. "Aku mau ke rumah Kenan ya, Bang," ucapnya meminta izin.

"Ngapain malem-malem ke rumah dia?" tanya Arkan.

"Baru jam tujuh, Bang."

"Yaudah jangan lama-lama. Jam setengah sembilan harus udah di rumah, Key."

"Iya bawel," gerutu Keyra. Ia melangkahkan kakinya riang sambil membawa sebuah novel ditangannya.

"Kenan...." teriaknya sambil membuka pintu rumah. Ia berjalan masuk dan melihat Dinda sedang menonton tv. "Halo Dinda. Kenan dimana?"

"Hai Kak Key. Ada di kamarnya. Samperin aja, Kak."

"Om sama tante belum pulang?"

"Belum Kak. Besok mungkin."

Keyra mengangguk-anggukkan kepalanya. "Yaudah gue ke kamar Kenan ya."

"Iya Kak."

Keyra menaiki anak tangga satu per satu. Ia akan membaca novel di kamar Kenan sambil menikmati stok cemilan milik Kenan. Hanya membayangkannya saja sudah membuat Keyra senang.

"Kenan," panggil Keyra sambil membuka pintu kamar.

"Jangan dibuka!" teriak Kenan telat. Karena pintunya sudah terlanjur dibuka oleh Keyra. Ia menatap Keyra shock dan berlari untuk menutup pintu kamar.

Brakk

"KENAN LO KENAPA NGGAK PAKE CELANA?!" teriak Keyra membelakangi pintu kamar.

"Gue lagi pake celana, bukan nggak pake celana," jelas Kenan dari balik pintu. Ia kembali membuka pintu kamarnya setelah selesai memakai celana.

"Udah pake celana?" tanya Keyra yang masih membelakangi pintu.

"Udah," ucap Kenan. "Lagian suruh siapa main buka-buka aja," gerutu Kenan sambil berjalan menuju tempat tidurnya.

"Suruh siapa nggak dikunci," balas Keyra mengikuti Kenan dari belakang. "Btw, lo suka minion?" tanyanya pada Kenan yang sudah duduk di atas tempat tidur. Sementara Keyra duduk di kursi dekat meja belajar.

Kenan menggelengkan kepalanya.

"Bohong. Kolor lo gambarnya minion," ucap Keyra dengan senyum mengejek. "Nggak sengaja liat. Warnanya kuning," tambahnya lalu tertawa.

Kenan melemparkan bantal ke arah Keyra dengan kesal tapi berhasil ditepis. "Berisik. Sana keluar! Ngapain lo malem-malem ke rumah gue?"

"Oke-oke maaf," ucap Keyra begitu tawanya berhenti. "Mau minta cemilan hehehe."

"Abis."

"Yaahhh.... Yaudah kalo gitu kita beli aja. Yuk Ken!" ajak Keyra.

"Ke mana?"

"Mini market depan."

Kenan menggeleng. "Males."

Keyra beranjak dari duduknya dan menghampiri Kenan. Ia menarik tangan Kenan paksa. "Harus mau. Titik."

"Entar dimarahin Bang Arkan," ucap Kenan sambil mencoba melepaskan tangan Keyra dari pergelangan tangannya.

"Bang Arkan nggak bakal marah, 'kan dia nggak tau kalo kita keluar. Ayo buruan, Kenan!"

"Gamau. Gue lagi mager banget, Key."

"Yaudah," Keyra melepaskan tangan Kenan lalu mengambil novelnya di meja belajar.

"Mau ke mana?" tanya Kenan.

Keyra tidak menjawab dan berjalan keluar kamar.

Kenan menghela napas. "Marah?" tanyanya yang mengikuti dari belakang.

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang